BADUNG, FOKUSSUMBAR.COM – Jajaran personil Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali bersyukur. Betapa tidak, selain mendapat ilmu mereka juga mendapat buku “Super Best Seller” Karya Dr Aqua Dwipayana.
Istimewanya, berkah itu diberikan langsung oleh Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana saat melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi di hadapan 300 personil Lanud tersebut, akhir bulan lalu.
“Istimewa? Ya. Biasanya ditempat lain, yang diberikan buku hanya yang hadir mengikuti Sharing Komukasi dan Motivasi saja. Tapi kali ini, semua personil mendapatkannya. Artinya, baik hadir maupun yang tidak kebagian buku best seller saya tersebut,” ulas Aqua Dwipayana.
Masing-masing personil dapat dua buku. Kedua buku itu berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”.
Sharing berlangsung di Gedung Serbaguna Bima Sakti Lanud I Gusti Ngurah Rai Jl. I Gusti Gede Suwandi Komplek TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Pesertanya sekira 70 orang dari unsur militer (Perwira Menengah, Perwira Pertama, Bintara, Tamtama), kemudian ibu-ibu PIA Ardhya Garini 25 orang, serta Aparatur Sipil Negara 5 orang.
Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.
Dr Aqua Dwipayana seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad.
Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katholik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim.
Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat.
Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.
Buku “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” berkisah tentang kiprah sosial kakak-beradik Alira-Ero Dwipayana. Di usia yang cukup muda –masih kepala dua, Alira-Ero telah menorehkan prestasi yang menjadi idaman semua orangtua.
Prestasi itu tidak hanya mereka ukir dalam kaitannya dengan capaian pendidikan atau lingkungan kampus. Di luar itu, yang tentu membuat kedua orangtua mereka bahagia dan sangat bersyukur ialah Alira-Ero telah menorehkan karya dalam kiprah mereka di bidang sosial-kemanusiaan.
Kepedulian sosial terhadap sesama itu dilakukan di tengah kesibukan kakak-beradik itu bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor, Jawa Barat, dan sesudahnya. Saat Alira kemudian kuliah di Korea University Business School di Seoul, Korea Selatan (Korsel) dan bekerja di perusahaan farmasi terkemuka Daewoong di Korsel, dia terus melanjutkan kiprah sosialnya.
Hal yang sama juga dilakukan Ero yang lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadaran Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kiprah mereka selengkapnya tersaji di buku setebal 293 halaman.
Tantangan Berat
Dalam sesi sharing yang berlangsung penuh kehangatan, Dr Aqua Dwipayana menjelaskan bahwa prajurit TNI Angkatan Udara menghadapi tantangan berat saat menjalankan tugas negara. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga menjadi hal yang esensial.
“Karier prajurit tidak hanya ditentukan oleh profesionalisme dan dedikasi saat bertugas, tetapi juga oleh ketenangan batin yang bersumber dari keluarga. Kehidupan keluarga yang harmonis memberikan energi positif untuk menghadapi berbagai tantangan,” ungkap pria ramah yang rendah hati ini
Dr Aqua Dwipayana juga mengajak para peserta untuk menciptakan komunikasi yang sehat di rumah. Menurutnya, komunikasi efektif dalam keluarga adalah fondasi utama untuk membangun hubungan yang erat dan penuh pengertian.
Kehadiran anggota PIA Ardhya Garini menjadi perhatian khusus bagi Dr Aqua Dwipayana. Ia menyampaikan bahwa peran istri sangat strategis dalam mendukung suami sebagai prajurit TNI Angkatan Udara.
“Di balik kesuksesan seorang prajurit, ada dukungan luar biasa dari istri yang tak terlihat di depan publik. Para istri prajurit adalah pilar keluarga sekaligus inspirasi bagi suami dan anak-anak,” tutur pembicara laris ini.
Dr Aqua Dwipayana memberikan tips praktis bagi para istri prajurit untuk mendukung karier suami, seperti mewujudkan komunikasi yang terbuka, memberikan semangat dalam situasi sulit, dan menjadi mutra yang tangguh saat menyelesaikan persoalan keluarga.
Berbagi Pengalaman
Pada kesempatan itu, Dr Aqua Dwipayana juga berbagi pengalaman tentang bagaimana ia membangun komunikasi yang efektif dengan berbagai pihak, termasuk keluarga. Pria yang komprehensif mendalami Ilmu Komunikasi itu menekankan pentingnya sinergi antara tugas militer yang disiplin dengan kehidupan keluarga yang fleksibel.
“Sinergi ini membutuhkan komitmen kedua belah pihak. Jadikan keluarga sebagai tempat kembali untuk menyembuhkan diri dari kelelahan tugas,” pesan motivator yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia dan puluhan negara ini.
Hal itu juga berlaku bagi prajurit yang menghadapi tantangan unik karena sifat tugas yang sering kali menuntut kedisiplinan tinggi, mobilitas, dan kesiagaan. Sehingga harus ada keseimbangan dalam menjalani hidup ini.
Menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan harmonis, Dr Aqua Dwipayana, sering kali menyoroti bahwa komunikasi yang baik dengan keluarga dapat menjadi penyeimbang di tengah tekanan tugas sebagai prajurit. Sekaligus juga sebagai penghibur setelah lelah melaksanakan berbagai pekerjaan.
Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan bahwa keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai prajurit sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga, terutama dalam memahami dinamika tugas dan tanggung jawab. Untuk itu para prajurit harus dekat dengan keluarganya dan intens berkomunikasi.
Dr Aqua Dwipayana juga mengingatkan pentingnya menjaga fleksibilitas dalam kehidupan keluarga, yang dapat membantu meringankan beban psikologis seorang prajurit. Dengan saling pengertian, anggota keluarga bisa menjadi sumber semangat yang memberikan energi tambahan bagi seorang prajurit untuk menjalankan tugas dengan optimal. (*)