PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang menggelar Sosialisasi Pembentukan Klaster Logistik Penanggulangan Bencana, sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan dan koordinasi lintas sektor dalam menghadapi situasi darurat bencana.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya membangun sistem logistik penanggulangan bencana yang responsif, terpadu, dan efisien.
“Dengan terbentuknya klaster logistik, kita berharap penyaluran bantuan saat bencana dapat berjalan lebih cepat, tepat sasaran, dan terorganisir dengan baik. Ini memerlukan sinergi dari seluruh pihak terkait,” ujar Hendri.
Sosialisasi ini menghadirkan Bapak Maryanto, Kasubdit Distribusi & Pengendalian Direktorat Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Maryanto menegaskan bahwa pembentukan klaster logistik adalah bagian dari strategi nasional yang bertujuan membangun sistem distribusi logistik yang tangguh dan adaptif terhadap situasi darurat.
“Klaster logistik bukan hanya struktur organisasi, tetapi juga ruang koordinasi antar unsur pemerintah, dunia usaha, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat. Tujuannya adalah memastikan semua proses — mulai dari pengadaan, penyimpanan, hingga distribusi bantuan — berjalan efektif saat terjadi bencana,” terang Maryanto.
Ia juga menambahkan bahwa Kota Padang sebagai wilayah rawan bencana membutuhkan sistem logistik yang responsif dan berbasis data, serta pelibatan aktif seluruh stakeholder dalam proses penanggulangan bencana.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi dan lembaga terkait, di antaranya Bappeda, Damkar, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan dan Pangan, Bulog, Tagana, Pramuka Peduli, PMI, Kelompok Siaga Bencana, KPB dan TRC Semen Padang.
Melalui sosialisasi ini, BPBD Kota Padang berharap terbentuknya Klaster Logistik Penanggulangan Bencana akan memperkuat ketahanan daerah dalam menghadapi berbagai potensi ancaman bencana, sekaligus mempercepat respon darurat secara terorganisir dan tepat guna. (riko)