PADANG, FOKUSUMBAR.COM— Keberadaan silek tradisi Minangkabau berada di titik mengkhawatirkan. Dari sekitar 200 aliran silek yang pernah hidup dan berkembang di Sumatera Barat, kini hanya tersisa sekitar 50 aliran.
Kondisi ini mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama KONI Sumbar mengambil langkah serius untuk mencegah kepunahan warisan budaya tersebut.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelatihan Silat Tradisi bagi guru dan pelatih SLTA se-Sumatera Barat. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 24–25 Desember 2025, di Asrama Haji Parupuk Tabing, Kota Padang.
Bimtek ini merupakan bagian dari program Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy yang menetapkan silek tradisi sebagai ekstrakurikuler wajib di tingkat SMA dan sederajat di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy menegaskan, menyusutnya jumlah aliran silek merupakan alarm keras bagi semua pihak. Menurutnya, tanpa intervensi serius, silek tradisi berpotensi hilang dari kehidupan generasi muda.
“Dari sekitar 200 aliran silek tradisi yang pernah ada, sekarang tinggal sekitar 50. Ini alarm keras. Kalau tidak kita selamatkan sekarang, generasi mendatang hanya akan mengenal silek dari cerita,” ujar Vasko.
Pria yang juga Ketua Pengprov Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Sumbar itu menekankan, silek tradisi yang diajarkan di sekolah bukan sekadar bela diri, tetapi sarat nilai, adab, dan filosofi hidup Minangkabau.
“Program ini juga diharapkan menghidupkan kembali peran tuo-tuo silek dan sasaran-sasaran tradisi yang mulai ditinggalkan,” harap Vasco.
Ketua KONI Sumatera Barat Hamdanus hadir langsung memantau pelaksanaan bimtek tersebut. Ia didampingi Wakil Ketua Umum II KONI Sumbar Septri serta Wakil Ketua Umum VI Revdi Iwan Syahputra.
Kehadiran jajaran KONI Sumbar menegaskan dukungan penuh terhadap kebijakan Pemprov Sumbar.
Hamdanus menyebut, silek tradisi merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter generasi muda dan atlet Sumatera Barat.
“Silat tradisi bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pondasi pembinaan karakter. Di dalamnya ada disiplin, tanggung jawab, adab kepada guru, dan penghormatan kepada sesama. Nilai-nilai ini sejalan dengan pembinaan olahraga prestasi dan kehidupan sosial,” kata Hamdanus.
Hamdanus menambahkan, keterlibatan KONI Sumbar juga bertujuan memastikan silek tradisi tetap terhubung dengan pembinaan prestasi olahraga, tanpa kehilangan jati diri dan nilai budayanya.
Ke depan, Pemprov Sumbar akan melakukan evaluasi berkelanjutan melalui IPSI.
Selain itu, sinergi Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, dan Dinas Pemuda dan Olahraga akan diperkuat untuk menyusun Big Data aliran silek tradisi Minangkabau sebagai dasar pelestarian dan pengembangan di masa mendatang. (jiga)
