PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Suasana pagi di RW 08 Indarung, Kota Padang, tampak berbeda pada Minggu (2/11/2025) itu. Warga tampak berduyun-duyun membawa karung berisi sampah terpilah ke rumah di sudut jalan. Di sanalah Bank Sampah Unit (BSU) Barokah melaksanakan kegiatan penimbangan perdana mereka. Langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan bernilai ekonomi.
Direktur Bank Sampah Unit (BSU) Sejahtera Bersama Indarung, Refwildon, SE, hadir langsung mendampingi kegiatan penimbangan sampah yang berlangsung sejak pukul 09.00 Wib hingga 12.00 Wib siang.
Ia memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah dan menabungnya di bank sampah.
Menurut Refwildon yang mengedukasi sebagai Bank Sampah Binaan Langsung PT. Pegadaian Cabang Tarandam, kita ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa sampah bukan akhir, tapi awal dari kebermanfaatan.
“Kegiatan ini bagian dari pendampingan bank sampah baru hasil dari program Forsepsi Nasional: Gerakan Edukasi Indonesia Bersih 2025,” pungkasnya.
Bank sampah baru yang diberi nama Barokah itu telah mencatat sebanyak 25 warga mendaftar sebagai nasabah dengan total sekitar 100 kilogram sampah yang berhasil ditimbang. Antusiasme warga terlihat tinggi, terutama ibu-ibu yang dengan bangga memperlihatkan hasil pilahan sampah mereka.
Direktur BSU Barokah, Asni Yulita, yang juga Ketua RT 03 RW 08 Indarung, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
“Alhamdulillah, penimbangan perdana ini berjalan lancar. Kami bersyukur dan berjanji akan terus mengedukasi warga yang belum menjadi nasabah, bahkan dengan sistem door to door,” tekadnya.
Menurut Asni, semangat warga Indarung untuk menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi modal penting dalam menghadapi Program Padang Rancak Award yang digagas oleh Wali Kota Padang.
Ia berharap partisipasi masyarakat dalam bank sampah terus meningkat dari bulan ke bulan.
BSU Barokah sendiri merupakan bank sampah binaan PT Pegadaian Cabang Tarandam, yang turut mendorong gerakan ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan semangat “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau tidak sekarang, kapan lagi,” kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, dari warga, oleh warga, dan untuk warga. (em)
