Oleh : Animar, M.Pd*)
Sejak Kurikulum Merdeka resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional melalui Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, arah pendidikan Indonesia memasuki babak baru.
Kurikulum ini dirancang lebih sederhana, fleksibel, relevan dengan tantangan zaman, dan berpusat pada murid. Implementasinya menuntut guru, kepala sekolah, dan tentu saja pengawas untuk memahami kebijakan dengan utuh agar pendampingan di satuan pendidikan dapat berjalan efektif.
Dalam kerangka itu pula Dirjen GTK menerbitkan Perdirjen GTK Nomor 4831/B/HK.03.01/2023 yang menegaskan peran strategis pengawas dalam mengawal keterlaksanaan Kurikulum Merdeka.
Regulasi ini menggeser peran pengawas dari pola kerja administratif menjadi pendamping profesional yang reflektif, kolaboratif, dan mampu menghubungkan kebijakan pusat dengan praktik nyata di sekolah.
Namun realitas di lapangan tidak sesederhana itu. Tidak semua pengawas mendapatkan pelatihan yang memadai, belum semua terlibat dalam program pemerintah, dan tak jarang kepala sekolah menerima sosialisasi lebih dahulu dibanding pengawas.
Tantangan-tantangan inilah yang kemudian melahirkan inisiatif membangun wadah belajar bagi para pengawas itu sendiri.
SIGI: Sinergi dan Berbagi dari Padang untuk Penguatan Pengawas
Menjawab berbagai kebutuhan tersebut, MKPS SMA/SMK/SLB Padang menggagas pembentukan Komunitas Belajar Pengawas, yang diberi nama Kombel SIGI—akronim dari Sinergi dan Berbagi. Dalam bahasa Minangkabau, sigi berarti melihat lebih dalam. Filosofinya sederhana namun kuat: pengawas perlu terus mempertajam pandangan agar pendampingan di sekolah berdampak nyata.
Kombel SIGI hadir untuk: menjadi ruang belajar bersama, menyamakan persepsi terkait kebijakan pendidikan terbaru, berbagi praktik baik, serta memperkuat kompetensi pengawas sebelum turun mendampingi sekolah.
Inisiatif ini juga menjadi tindak lanjut dari SE Dirjen GTK Nomor 4263/B/HK.04.01/2023 tentang optimalisasi komunitas belajar, yang menegaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki komunitas belajar yang aktif dan berkualitas. Sebagai pendamping, pengawas justru harus lebih dulu memiliki pemahaman kuat agar dapat memastikan komunitas belajar di sekolah berjalan optimal.
Rangkaian Kegiatan SIGI: Belajar Konsisten, Berdampak Nyata
SIGI dilaksanakan setiap bulan, setiap Senin atau Kamis, bertepatan dengan apel rutin pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Setiap pertemuan mengangkat tema yang selaras dengan kebutuhan pengawas dan relevan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan.
Berikut rangkuman kegiatan sepanjang Januari–Oktober:
Januari: Penyusunan program kerja pengawas. Pemateri: Koordinator Pengawas dan Ketua MKPS.
Februari: Pendampingan sekolah sesuai 4 tupoksi pengawas. Pemateri: pengawas peserta Bintek APSI.
Maret: Pelaporan hasil pendampingan triwulan I. Fokus pada keseragaman format dan ketepatan waktu.
April: Penguatan pemahaman BOS Reguler dan penguatan Komunitas Belajar. Pemateri: Keuangan Disdik Sumbar.
Mei: Analisis Rapor Pendidikan, literasi, dan numerasi. Pemateri: pengawas binaan Perencanaan Berbasis Data.
Juni: Sosialisasi PPDB dan penyusunan KSP (Kurikulum Satuan Pendidikan). Pemateri: pengawas TPK Sumbar.
Juli: Pendekatan Pembelajaran Mendalam. Pemateri: Drs. Andri Defrioka, M.Pd.
Agustus: Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH). Fokus penyamaan persepsi untuk penguatan karakter murid.
September: Materi Koding & AI serta persiapan TKA. Pemateri: BBPMP Sumbar dan pengawas peserta sosialisasi TKA.
Oktober: Materi 7 Jurus BK Hebat dan penguatan pemanfaatan platform Komdigi. Pemateri: pengawas BK dan Balai TIK.
Seluruh materi disusun agar pengawas mampu menyinkronkan tugas pendampingan dengan perkembangan kebijakan pendidikan terkini.
Dampak SIGI: Pengawas Lebih Percaya Diri, Pendampingan Lebih Terukur
Refleksi para pengawas menunjukkan bahwa 100% peserta menilai Kombel SIGI bermanfaat, membantu tugas kepengawasan, dan meningkatkan kepercayaan diri ketika mendampingi sekolah. Sebagian besar pengawas juga telah meneruskan ilmu yang diperoleh kepada sekolah binaan masing-masing.
Keberadaan SIGI membuat pengawas memiliki persepsi yang sama terhadap regulasi dan kebijakan pendidikan terbaru, sebuah prasyarat agar pendampingan bisa dilakukan secara efektif dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Penutup
Kombel SIGI Pengawas Kota Padang menjadi bukti bahwa perubahan kebijakan pendidikan harus dibarengi peningkatan kapasitas semua pemangku kepentingan, termasuk pengawas. Melalui sinergi, kolaborasi, dan semangat berbagi, SIGI telah menghadirkan model komunitas belajar yang hidup, relevan, dan dirasakan manfaatnya.
Ketika pengawas semakin kuat, maka pendampingan di sekolah pun semakin berkualitas, dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan bagi peserta didik di Sumatera Barat. []
Penulis adalah Pengawas Dinas Pendidikan Sumbar dan Ketua Komunitas Belajar Pengawas Kota Padang*)
