Oleh : Dedi Vitra Johor*)
Banyak pemimpin berpikir bahwa tugas mereka adalah mengatur, mengendalikan, dan memastikan semua berjalan sesuai keinginannya.
Sehingga mereka merasa harus menjadi yang paling pintar, paling tahu semuanya, paling sering ambil keputusan,dan paling menentukan arah.
Namun, saya ingin ajak anda berpikir sejenak…
Apa gunanya anda menjadi luar biasa, jika semua orang di tim anda biasa-biasa saja?
Apa gunanya jabatan “pemimpin” jika yang anda pimpin hanya menjadi pengikut selamanya?
“Leaders create more leaders, not followers.” — Tom Peters
Pemimpin yang hebat bukan hanya yang diikuti banyak orang, melainkan yang melahirkan banyak pemimpin.
Mari kita kupas pelan-pelan…
Masalah paling sering saya temukan di organisasi-selama 20 tahun di hampir 20 organisasi di Indonesia dan Malaysia pemimpinnya ingin menjadi superhero.
Superhero itu bisa semua turun ke semua persoalan penyelamat setiap keadaan.
Kedengarannya hebat…tapi itu justru melemahkan tim.
Karena apa yang terjadi? Semua keputusan harus lewat dia, Tim tidak berani mengambil inisiatif, semua menunggu perintah dan bisnis berhenti kalau dia tidak ada
Orang-orang hanya menjadi pengikut yang bergantung. Tidak ada ruang untuk belajar dan memimpin.
Superhero hanya melahirkan pengagum, bukan pemimpin penerus.
Sementara di dunia nyata: organisasi yang hebat membutuhkan banyak pemimpin di dalamnya. “Pemimpin yang ingin dianggap paling hebat, akhirnya memimpin sendirian.”
Pemimpin sejati adalah super-builder: membangun kemampuan orang lain untuk memimpin.
Tugas utama pemimpin bukan melakukan semuanya…tetapi memastikan semua mampu melakukan sesuatu lebih baik.
Pemimpin menciptakan ruang untuk mencoba, bangkit, menjadi lebih besar dari sebelumnya dan bahkan pemimpin menciptakan ruang untuk gagal, Karen dari kegagalan banyak hal yang bisa dipelajari.
Menurut penelitian Gallup menunjukkan bahwa karyawan yang di Empowerment bisa meningkatkan 21% produktivitas tim, karena karyawan diberi kepercayaan merasa lebih loyal & termotivasi tepatnya? Karena semua orang ingin dipercaya.
Dipercaya adalah bentuk penghargaan paling tinggi untuk manusia.
Ketika orang diberi kesempatan untuk memimpin mereka meras tanggung jawab, kemampuan mengambil keputusan berkembang, kepercayaan dirinya naik, dan ia tumbuh lebih cepat
Saya selalu katakan dalam training: “Jika anda ingin tim anda hebat, berhentilah memegang semua kendali.”
Berikan mereka panggung untuk membuktikan diri. Karena panggung kecil hari ini bisa menjadi arena besar di masa depan.
Saya pernah berada di titik egois sebagai pemimpin.
Ada masa di awal bisnis saya tahun 2000-an, saya merasa: “Saya yang paling benar.”“Saya yang paling jago.” “Tanpa saya, bisnis ini tidak akan jalan.”
Dan apa yang terjadi?
Keputusan saya salah-bisnis tumbang. Saya kelelahan sendiri-tim tidak berkembang. Perusahaan tidak bertahan -uang habis.
Itu kepahitan yang saya bayar mahal.Ratusan juta, bahkan miliaran uang hilang. Sampai hampir menggadaikan sertifikat tanah orang tua. Semua karena ego.
Sejak itu saya belajar…
Pemimpin yang takut orang lain bersinar sebenarnya sedang mematikan potensi timnya.
Karena kalau tim naik level…pemimpinnya juga ikut naik level.
Satu hal yang membedakan organisasi besar dan kecil adalah ini:
Organisasi kecil hanya punya satu pemimpin. Organisasi besar punya pemimpin di setiap lini
Saya ingin bertanya pada anda…
Hari ini, siapa yang sedang anda bangun menjadi pemimpin? Siapa yang anda percayai untuk memimpin proyek berikutnya? Siapa yang anda siapkan untuk menggantikan anda suatu hari nanti?
Karena…
Ketika anda pergi, yang tersisa adalah kepemimpinan yang anda wariskan.
Uang bisa habis.Jabatan bisa berganti.Prestasi bisa dilupakan.
Tapi pemimpin yang anda bentuk…akan meneruskan pengaruh anda kepada generasi berikutnya.
“Pemimpin hebat tidak mengumpulkan pengikut.
Mereka mewariskan kepemimpinan.” — Dedi Vitra Johor
Jika anda ingin bisnis anda naik kelas,jangan hanya menjadi pemimpin yang hebat…Jadilah pemimpin yang menghebatkan banyak orang.
Salam Dahzyat
Pengusaha | Motivator*)
