PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Putusan palu hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan KPU segera menggelar Pemilihan Suara Ulang (PSU) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sumbar, memberikan harapan baru bagi seluruh pejuang #PetaniMenang Sumatra Barat.
Dikabulkannya gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Irman Gusman, membuat pejuang #PetaniMenang Sumbar semakin mantap dan solid memenangkan kandidat DPD RI nomor urut 13 yakninya Nurkhalis pada PSU tanggal 13 mendatang.
Pada Pileg serentak 14 Februari lalu, Nurkhalis meraih 226,198 suara. Koordinator Wilayah (Korwil) Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumbar ini berhasil mengungguli perolehan suara senator senior Leonardy Harmaini yang hanya mampu mengantongi 166,515 suara.
Konsisten membawa visi besar memperjuangkan kesejahteraan petani lewat tagline #PetaniMenang, Nurkhalis Kanti mengaku punya visi dan gagasan besar soal kesejahteraan petani Sumbar.
“Masih banyak derita dan persoalan yang hari ini dihadapi petani Sumbar. Hati kecil saya terpanggil untuk menyuarakan sekeras-kerasnya aspirasi perjuangan petani Sumbar,” ujar Nurkhalis seperti dikutip fokussumbar dari harianhaluan.id, Rabu (26/6-2024).
Nurkhalis mengungkapkan, kesejahteraan masih menjadi mimpi dan angan-angan bagi masyarakat petani Sumbar hari ini. Harga pupuk dan bibit kian mahal tidak terbeli. Sementara harga jual hasil panen tidaklah pasti atau sering bikin rugi.
“Lahan kita subur, tapi kehidupan petani tak kunjung makmur. Wajar jika anak muda Sumbar hari ini tidak mau menjadi petani,” ucapnya.
Rendahnya tingkat kesejahteraan petani Sumbar hari ini, pada akhirnya akan membuat Sumbar kian berada begitu dekat dengan jurang krisis pangan akibat krisis regenerasi petani.
“Regenerasi petani Sumbar sedang terancam. Jika di masa depan tidak ada lagi yang mau bertani, lantas kita akan makan apa?,” beber Nurkhalis menjelaskan.
Oleh karena itu, Nurkhalis meyakini bahwa tata kelola sektor pertanian Sumbar harus dibenahi. Kebijakan pemerintah harus tepat sasaran serta tidak boleh ada satu pun yang merugikan, menzalimi atau merampas hak petani.
Standar harga jual komoditas hasil panen harus ada. Begitupun dengan ketersediaan Sarana Prasarana Produksi (Saprodi) pertanian yang harus dibuat selalu tersedia dengan harga terjangkau bagi petani.
Visi besar Nurkhalis soal pengoptimalan sektor pertanian Sumbar, juga bukan Politik Dagang Kecap khas politisi belaka. Lekat Tangan Nurkhalis di bidang pertanian Sumbar selama ini, telah benar-benar terbukti teruji.
Sejak tahun 2017 lalu, Nurkhalis bersama rekan-rekan seperjuangannya di Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumbar, telah meleburkan diri dalam gerakan Regenerasi petani Sumbar di seluruh Kabupaten Kota.
Selain menjadi aktor utama gerakan Membangunkan Lahan Tidur dengan penanaman jagung, Gempita Sumbar, kini bahkan juga telah berhasil bertransformasi menjadi Yayasan pendidikan yang menaungi Pusat Kegiatan Belajar (PKBM) Gempita.
PKBM Gempita yang beralamat di Pasa Lalang, Belimbing, Kelurahan Kuranji Kota Padang, telah meluluskan lebih dari 300 siswa sejak didirikan Nurkholis dan kawan-kawan pada tahun 2018 lalu.
Beberapa orang lulusan dari lembaga pendidikan gratis yang digerakkan yayasan berbasis pemberdayaan masyarakat lewat sektor pertanian ini, bahkan kini telah ada yang berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
“Alhamdulillah, pada tahun 2019 lalu, gerakan Gempita Sumbar bahkan menjadi model program pemberdayaan petani terbaik tingkat Nasional,” ucap Nurkhalis.
Aktivis pertanian Sumbar asal Nagari Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota ini meyakini, sektor pertanian Sumbar yang menyimpan potensi luar biasa ini, harus dipoles dan dibuat se menjanjikan mungkin bagi para calon petani Millenial Sumbar.
Dalam upaya menarik minat generasi muda Sumbar untuk bertani , Gempita Sumbar selama ini telah berhasil mengupayakan bantuan beberapa alat pertanian canggih dari Kementrian Pertanian kepada sejumlah kelompok tani di berbagai daerah
“Dari tahun 2017 sampai sekarang, kita sudah melakukan pengadaan bibit maupun alat mesin pertanian atau Alsintan. Kita sudah pernah mendatangkan mesin panen kombin atau bahkan ekskavator mini,” terangnya.
Sejak tahun 2019 sampai sekarang, Gempita Sumbar bersama lingkaran masyarakat petani muda di Kabupaten Kota, telah berhasil menghidupkan lahan pertanian jagung di 6 hektar lahan tidur tidak produktif yang ada.
Lewat gerakan itu, tidak kurang dari Rp 50 Milliar bantuan aneka jenis dari Kementrian Pertanian RI telah dinikmati ribuan orang masyarakat petani Sumbar sejak lima tahun terakhir.
“Bahkan saat meninjau bencana di Bukik Batabuah lalu, Menteri Pertanian juga bertanya kepada saya. Apakah ada lahan seluas 40 Hektar di Sumbar yang bisa digunakan untuk melaksanakan program kolaborasi antara Kementrian dan perguruan tinggi?,”
“Nah, peluang program dari Kementrian seperti itu yang harus petani Sumbar jemput ke pusat. Kita harus pastikan seluruh program-program itu menyejahterakan. Bukannya membodohi atau memiskinkan petani,” tegasnya lagi.
Menghadapi PSU DPD RI Sumbar nanti, Nurkhalis memegang nomor urut 13 sesuai tanggal pelaksanaan PSU. Mengenakan topi caping dan berkain sarung ala Petani, Nurkhalis tampil mencolok di kertas suara PSU DPD Sumbar 2024.
Menyongsong momen langka peluang kedua menuju kursi DPD RI itu, Nurkhalis meminta doa dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Sumbar. Termasuk dari komunitas tani serta pemuda Sumbar.
Ia menegaskan, seluruh komunitas tani Sumbar harus bangkit satu derap langkah guna memastikan seluruh kebijakan pemerintah berpihak dan melindungi hak-hak petani
“Program pemerintah harus bertanggung jawab dan menyejahterakan. Program tanpa tanggung jawab, memiskinkan dan merampas hak-hak petani tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.
“Saya Nurkhalis, petani Sumatra Barat. Berjanji akan selalu berada di garda terdepan berjuang melindungi hak-hak petani. Petani Menang, perlindungan hak dan kesejahteraan petani.Mari bergerak bersama, salam perjuangan, salam petani menang,” pungkasnya. (*)