Oleh : Zulkifli*
Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumatera Barat, pastinya memiliki kompleksitas persoalan beragam. Warga kota pun tentunya berharap selain persoalan itu dapat diurai secara tuntas, terpenting kehidupan warga kota bisa terangkat menjadi berkehidupan yang layak dan Makmur.
Dan, untuk menjawab persoalan yang begitu kompleksitas di kota Padang ini, tentunya kita butuh sosok pemimpin yang paham dan mengerti benar tentang persoalan kota tersebut. Tentunya mendukung dan melanjutkan kepemimpinan Hendri Septa bersama Hidayat menuju kota Padang semakin Hebat, adalah pilihan tepat dan terbaik untuk kita membersamainya.
Harus diakui, Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat, kompleksitas permasalahan yang terjadi di kota Padang tidak terlepas dari kepemimpinan masa lalu kota ini. Sarana dan prasarana penunjang kehidupan kota ini pernah luluh lantak akibat gempa yang terjadi tahun 2009. Sebelumnya kota Padang juga dilanda gempa pada tahun 2007 dan merusak sarana dan prasarana ibu kota provinsi ini.
Di kala itu dibawah kepemimpinan Walikota Fauzi Bahar dan Mahyeldi berupaya kembali menata kota ini dengan sekuat tenaga, selain perkantoran pemerintahan pasar raya sebagai sentral perekonomian kota juga porak poranda. Fauzi Bahar – Mahyeldi terus berjibaku untuk kembali membangun kota ini dengan program utama membangun kembali pasar raya, kemudian melakukan pemindahan pusat ibu kota ke Air Pacah dengan skema Air Pacah dijadikan komplek perkantoran.
Namun dalam perjalanan membangun kota ini antara walikota dan wakil walikota terjadi ketidakharmonisan yang berawal dari pembagunan pasar raya, sehingga gedung pasar raya terbangkalai. Fase VII belum di sentuh, jalur dua pantai Padang sebagai destinasi wisata terbengkalai sampai masa kepemimpinan Fauzi – Mahyeldi berakhir dan kota Padang pun dipimpin oleh PJ Walikota.
Selanjutnya kota Padang ketika dipercayakan warga melalui Pilkada 2014 kepada Mahyeldi – Emzalmi Zaini langsung berjibaku melanjutkan program walikota sebelumnya dengan melanjutkan pembangunan pasar raya, melanjutkan penataan pantai Padang sebagai ikon destinasi objek wisata, revitalisasi trotoar, betonisasi jalan lingkungan.
Namun waktu 5 tahun sangatlah singkat bagi pasangan MahEm untuk menata kota ini. Sampai akhirnya warga kota Padang kembali dihadapkan dengan Pilkada.
Dua petahana tak terealakan mesti bersaing merebut kursi nomor satu di kota Bingkuang ini. Walikota dan wakil walikota bersaing di pentas debat kandidat. Alhasil puncuk kepemimpinan kota Padang kembali diraih Mahyeldi dengan pasangannya Hendri Septa.
Sayangnya, hanya berlangsung dua tahun berselang Mahyeldi meninggalkan kursi walikota. Politisi PKS itu daftarkan diri maju calon Gubernur Sumatera Barat. Selama kepemimpinan periode kedua walikota Padang tidak ada program penataan kota berjalan baik. Apalag Ketika Mahyeldi berhasil memperoleh kepercayaan masyarakat Sumbar menjadi Gubernur berpasangan dengan Audy Joinaldi sebagai Wakil Gubernur.
Praktis, Hendri Septa dilantik menjadi walikota Padang sisa masa jabatan sekitar 3 tahun. Hendri Septa berupaya maksimal menguraikan satu persatu persoalan kota yang sangat komplek ini. Ia pun malakukan komunikasi politik dengan semua elemen masyarakat.
Alhasil, Hendri Septa mampu memberi jawaban kepada masyarakat dengan menuntaskan pembagunan kantor DPRD kota Padang di Air Pacah, menuntaskan pembangunan pasar raya fase VII dan pasar setelit seperti pasar Belimbing dan pasar Ulak Karang, setelah Hendri Septa mendapatkan dukungan penuh anggota DPR RI fraksi Gerindra, Andre Rosiade.
Selain itu, Hendri Septa juga melakukan pembenahan moda transportasi dengan menambah 6 karidor Trans Padang. Juga menjawab persoalan klasik setiap tahun ajaran baru, Hendri Septa menambah ruang kelas baru sebanyak 500 lebih untuk menampung anak anak bisa bersekolah ditingkat SLTP.
Sementara untuk mengurangi tawuran dikalangan remaja, Hendri Septa membangun,Youth Center sebagai sarana dan prasarana anak muda menyalurkan minat dan bakat secara terprogram. Melalui OPD terkait, para anak muda diberikan keleluasan berkumpul dan berkegiatan dalam menyalurkan hobi serta bakat mereka. Juga pembangunan taman taman digital di kota Padang terus diperbanyak.
Kemudian persoalan banjir di kota ini juga terus diatasi dengan melakukan sindemen di semua drainese.
Dalam waktu singkat tentunya pelbagai persoalan yang sangat kompleksitas ini belum mampu dibanahi secara menyeluruh, namun untuk menuntaskan semua persolan kota ini, marilah kita beri amanah Hendri Septa bersama Hidayat untuk menciptakan kota Padang semakin hebat.
* Penulis adalah Penerima Penghargaan Warga Kehormatan Kota Padang Tahun 2013 Bidang Kebencanaan