Oleh: Dr. Resti Rahayu*
Sampah telah menjadi isu yang semakin mendesak di berbagai daerah di Indonesia. Volume sampah yang terus meningkat dan pengelolaan yang belum memadai menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, dibutuhkan kerjasama yang erat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, dinas terkait, perguruan tinggi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sektor swasta, dan masyarakat. Setiap pihak memiliki peran penting yang saling melengkapi dalam menciptakan solusi berkelanjutan terhadap persoalan sampah.
Pertama, Dinas terkait, berperan dalam membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan sampah yang baik. Dinas lingkungan hidup, kesehatan, dan kebersihan memiliki kewenangan dalam menetapkan standar serta melakukan pengawasan terhadap implementasi program pengelolaan sampah. Namun, kebijakan yang dibuat perlu diintegrasikan dengan dukungan berbagai sektor.
Di sisi lain, Perguruan Tinggi, memainkan peran penting dalam menyediakan riset dan inovasi teknologi untuk pengelolaan sampah. Contoh nyatanya adalah pengembangan teknologi daur ulang, sistem pengolahan limbah, dan inovasi pengurangan sampah melalui pendekatan ilmiah.
Atau contoh lain dalam pengembangan metode daur ulang yang lebih efisien atau teknologi konversi sampah organik menjadi energi dapat dihasilkan dari kerjasama dengan akademisi. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat mengedukasi masyarakat melalui program pengabdian kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran lingkungan.
Peran BUMN dan swasta juga sangat krusial. Perusahaan besar dapat berkontribusi melalui penerapan kebijakan produksi yang ramah lingkungan, penggunaan bahan baku yang dapat didaur ulang, dan pengelolaan limbah industri yang bertanggung jawab.
Dengan program corporate social responsibility (CSR), perusahaan dapat mendukung inisiatif pengelolaan sampah di komunitas lokal, misalnya dengan mendanai program daur ulang atau fasilitas pengelolaan sampah.
Namun, semua upaya ini tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif masyarakat. Edukasi dan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta mendukung program daur ulang sangat penting. Masyarakat menjadi ujung tombak dalam penerapan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Tanpa kolaborasi yang baik antara semua pihak, masalah sampah akan semakin parah. Sebagai contoh, jika masyarakat tidak berpartisipasi dalam pemilahan sampah, upaya pemerintah untuk mendaur ulang akan terhambat.
Jika sektor swasta tidak berkontribusi melalui inovasi produk ramah lingkungan, penggunaan plastik dan produk sekali pakai akan terus meningkat. Tanpa dukungan perguruan tinggi, riset untuk menciptakan solusi baru dalam penanganan sampah akan terhenti. Akibatnya, tempat pembuangan akhir (TPA) akan cepat penuh, pencemaran lingkungan semakin meningkat, dan biaya pengelolaan sampah pun membengkak.
Kerjasama yang baik antara pemerintah, dinas terkait, perguruan tinggi, BUMN, swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah sampah secara efektif dan berkelanjutan. Tanpa kolaborasi yang kuat, upaya pengelolaan sampah akan terhambat, menyebabkan dampak buruk pada lingkungan dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan solusi jangka panjang terhadap tantangan sampah.
Terkait dengan hal itu semua, salah satu Upaya yang dilakukan oleh Universitas Andalas adalah adanya skema Pengabdian Kepada Masyarakat Kolaborasi (PKM-KOLABORASI). Dimana dalam skema ini dosen-dosen Unand dalam mengajukan hibah kompetisi program pengabdian masyarakat ini harus melibatkan pihak-pihak terkait yang mendukung program yang diajukan, sehingga permasalahan yang ada bisa diselesaikan lebih maksimal dan sekaligus Perguruan Tinggi menjadi penghubung antar sektor.
*) Dosen Biologi pada Universitas Andalas, Pemerhati Lingkungan, dan Praktisi Pengolahan Sampah dengan Maggot BSF