Dakwah  

Shalat Indikator Penentu dari Seluruh Ibadah (Refleksi Peringatan Israk Mikraj 1446 H)

Oleh : Ridwan Syarif, S.Ag*

BULAN Rajab adalah salah satu bulan dalam kalender Islam yang memiliki banyak makna penting dalam membangun spritual umat.

Pada bulan Rajab terjadinya peristiwa Israk Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW yang sebentar lagi akan diperingati oleh seluruh umat Islam di dunia ini.

Suatu peristiwa perjalanan spritual Rasulullah SAW yang amat sulit untuk diterima oleh akal pikiran manusia kala itu.

Betapa tidak, dua peristiwa perjalanan yang secara geografis berjarak ribuan kilometer dan itu ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu setengah malam dan sudah sampai lagi di kota Mekah sebelum waktu shalat subuh masuk.

Pada tahapan ini keimanan umat Islam mengalami ujian hebat antara meyakini, meragukan dan bahkan mengejek. Abu Bakar Assiddiq sahabat Nabi tampil sebagai orang pertama kali mengakui peristiwa itu memang terjadi.

Dapat dipahami wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW seluruhnya melalui perantara Malaikat Jibril. Satu-satunya wahyu yang diterima langsung adalah saat Israk Mikraj, menjemput perintah shalat.

Suatu Ibadah wajib yang menjadi indikator penentu keislaman seseorang. Sehebat apapun ibadah, amaliyah seorang muslim menjadi sia-sia bila yang bersangkutan tidak menunaikan shalat.

 Seperti Dikutip dari Petunjuk Lengkap Tentang Sholat  oleh Dr Said bin Ali, Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, “Rasulullah shallallahu alaihi salam bersabda:


أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِننْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ 
Yang paling pertama dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah sholat .Jika shalat nya baik, maka baiklah seluruh amalnya, sedangkan jika shalat nya buruk, maka buruklah seluruh amalnya
Barangkali ini dapat kita pahami dan yakini dari ritualitas shalat itu sendiri

Pertama, dilaksanakan dalam keadaan suci tidak boleh ada hadas, najis yang menempel di tempat dan pada anggota tubuh, berwudhu’, niat, fokus, menghadap kiblat, membaca dan melakukan gerakan yang diatur dan teratur serta dikerjakan dalam waktu tertentu alias tidak boleh sembarang waktu.

Dari sisi gerakan terlihat kepasrahan kita kepada Allah Yang Maha Kuasa, menghadapkan wajah kepada Nya, sembari berucap sesungguhnya shalat, hidup dan matiku diserahkan sepenuhnya kepada Allah, Tuhan semesta alam (Qs.Al An’am 162)

Lanjut adanya pernyataan, komitmen, kesetiaan atau loyalitas bahwa yang disembah dan tempat meminta tolong itu hanyalah Allah SWT semata, tidak ada yang lain, tidak ada sekutuNya, tidak diserikati oleh yang lain melalui ucapan

“hanya Engkau yang aku sembah, dan kepada Engkau aku minta tolong” (Al-fatihah ayat 5)

Saat melakukan sujud, seperti halnya ketika kita mengalami ketakutan yang luar biasa, memungkinkan diri kita bertepuk lutut, sujud dihadapan yang kita takuti itu, kepala yang selama ini berada di atas saat itu dia berada di bawah telapak kaki. Tiada yang lebih rendah dari itu.

Saat kita duduk di antara sembah sujud yang belum selesai itu, seraya kita kembali bermohon, tidak tanggung-tanggung permohonan kita, delapan jenis permohonan :


رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى
Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku, berilah kesehatan dan hapuskan kesalahan ku”

Dan seluruh bentuk kepasrahan, komitmen, pernyataan loyalitas dan delapan harapan serta do’a kepada Allah SWT itu berulang ulang dalam satu hari satu malam wajib ditunaikan, 17 kali, belum lagi yang di sunnahkan Rasulullah SAW. Bila kita komitmen dengan perintah ini niscaya akan selamat dunia akhirat.

Namun kadang hawa nafsu jauh lebih hebat menggoda, hingga lupa entah sudah berapa lama kita tak pasrahkan diri ini pada Yang Maha Kuasa, kita mohonkan ampunan Nya, padahal esok atau lusa namun pasti kita akan kembali kepada Nya. Semoga saja kita semakin sadar pentingnya i adah yang satu ini, karena dia adalah penentu.

Dharmasraya, Jum’at 24012025.

*) Wakil Ketua I Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Dharmasraya

Exit mobile version