Banner Bupati Siak

Jurnalis Senior, Yuharzi Yunus Meninggal

PESSEL, FOKUSSUMBAR.COM – H. Yuharzi Yunus (67 thn), akrab disapa Ayah Yeye, menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang melawan sakit. Wartawan senior itu wafat pada Jumat (7/2/2025), pukul 11.30 Wib, di Pekanbaru, dan akan dikebumikan di Batang Kapas, Pesisir Selatan, Kampung halamannya.

Ayah Yeye, memang sudah malang melintang di dunia jurnalistik. Mulanya dia bergabung bersama Harian Haluan, disamping melakoni profesinya sebagai guru. Namun, jiwa kewartawanannya tidak pernah padam, terakhir beliau berkiprah di media Pilarbangsa, media siber miliknya sendiri.

Guru, jurnalis, walinagari begitulah pangkat pengabdian yang disandangnya, ladang hidup tempatnya berkarya. Suatu waktu, saat beliau terpilih jadi Walinagari IV Koto Hilie Batang Kapas, saya dan tim dari Bagian Tata Pemerintahan melakukan pembinaan.

Waktu itu saya bendahara nagari kabupaten yang mengolah anggaran bantuan untuk nagari-nagari yang baru saja terbentuk, jumlah nagari 36 dan tugas saya menyalurkan Dana Alokasi Untuk Nagari (DAUN), masing-masing nagari mendapat alokasi DAUN yang bervariasi, tergantung luas wilayah dan jumlah penduduk. Alokasinya antara Rp65 juta s/d Rp85 juta. Masih sedikit belum banyak seperti saat ini.

Sejak itu, saya mulai intens berkomunikasi dengan ayah Yeye, waktu itu masih saya panggil Pak Wali, terkait hubungan kerja saya sebagai bendahara DAUN dan beliau salah seorang walinagari yang mesti mempertanggungjawabkan pengelolaan DAUN.

Maklum, anggaran yang sangat terbatas, maka pencairannya pun dilakukan sebanyak 3-4 termyn, dengan syarat harus sudah menyelesaikan pertanggung jawaban sebelumnya (SPJ). Karena, agaknya karena latar belakangnya sebagai guru plus wartawan, maka tidak ada kesulitan dalam pertanggungjawaban DAUN.

Saat pembinaan tersebut Ayah Yeye seperti apa adanya, terbuka, transparan dan teliti menyampaikan program pemerintahan, kemayarakatan dan pemberdayaan, dan tentu saja soal pengelolaan keuangan.

Pak Yeye hanya seperiode jadi walinagari, kemudian selepas itu beliau kembali melakoni tugas-tugasnya sebagai Umar Bakri, mengajar dan mendidik anak bangsa. Pun separuh jiwanya sudah masuk ke sukma jurnalistik yang membesarkan namanya yang dia lakoni sampai hayat meninggalkan badan.

Pensiun dari PNS, ayah Yeye lebih fokus membesarkan media siber Pilarbangsa.com dan secara kebetulan saya juga ditugaskan di Humas Setdakab dengan relasi perusahaan pers dan wartawan. Seingat saya, Pilarbangsa berkembang setelah tahun 2020, dan saya juga sering menitipkan rilis dan tulisan untuk di muat di media Ayah.

Beberapa tahun terakhir ayah berdomisili di Pekanbaru bersama anak dan cucunya, sembari menulis berita, narasi, dan sesekali berbagi pesan tentang keadaan situasi daerah.

Beberapa waktu belakangan, ayah sering memanggil kami di Kominfo dengan sebutan Abang kepada Yendi, dulu kepada Wildan dan kepada saya sendiri. Panggilan itu, hanyalah bentuk keakraban antara seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman dunia jurnalistik dengan adik-adiknya yang melayani kegiatan dan relasi jurnalistik.

Selamat jalan, Ayah Yeye, kami semua rekan-rekan di Kominfo Pesisir Selatan, kawan-kawan di Persatuan Wartawan dan siapapun yang kenal ayah akan merasa kehilangan, sosok yang kritis, jenaka dan bersahaja.

Selamat jalan Ayah Yeye, H. Yuharzi Yunus, pengabdianmu pada kehidupan agar menjadi amal jariyah dengan pahala berlipat-lipat. (wendi/yndi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *