JAKARTA, FOKUSSUMBAR.COM – Rico Alviano, S.T Rajo Nan Sati, Anggota DPR RI Komisi XII menyampaikan bahwa Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH MIGAS) harus menyiapkan pengawas di setiap daerah untuk memastikan penyaluran BBM tepat sasaran diterima masyarakat.
Dalam rapat Komisi XII DPR RI dengan BPH MIGAS, Selasa (11/2/2025), Rico Alviano juga menyebutkan, bahwa masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak pernah ada ujungnya. Setiap tahun selalu saja bermasalah.
Saya sarankan, sambung Rico Alviano, Anggota DPR RI asal Dapil Sumbar I, agar BPH MIGAS segera membentuk tim pengawas di setiap daerah sehingga kecurangan-kecurangan dapat diminimalisir. Juga masyarakat bisa menerima BBM subsidi yang seharusnya mereka terima. Bukan malah menjadi ladang bisnis untuk oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Harus diakui, memang sudah banyak BPH Migas melakukan kebijakan, seperti penggunaan CCTV, QR Code, dan lainnya. Tapi masih banyak pula oknum-oknum yang melakukan kecurangan. Berarti ini tidak efisien, dan mesti diperbaiki,” ungkap Politisi PKB ini.
Dalam rapat kali ini ada beberapa poin penting yang di bahas, diantaranya membahas tentang laporan realisasi fungsi pengawasan tahun 2020-2024, strategi pengawasan 2025, indikator pengalokasian solar dan BBM bersubsidi, peluang dan kendala-kendala struktural, serta program strategis pengelolaan migas di sektor hilir tahun 2025.
Disebutkan Rico, bahwa BPH MIGAS harus menyiapkan pengawas di setiap daerah, agar BBM subsidi bisa diterima oleh masyarakat yang berhak menerimanya.
“Mudah-mudahan dengan pengawasan yang dilakukan BPH MIGAS di daerah akan bisa memperkecil kecurangan yang ada dan terjadi sekarang,” ucap Anggota DPR RI yang dikenal dekat dengan masyarakat ini, tegas .
BPH Migas perlu kuat untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak menerimanya. BPH Migas juga perlu mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi. Karena subsidi BBM dikeluarkan pemerintah untuk menekan harga BBM dalam negeri agar tetap terjangkau bagi masyarakat kurang mampu, pungkasnya. (dezzo)