Perantau Bantu Dunia Olahraga Sumbar, Kesejahteraan Atlet dan Prestasi

Penulis (nomor tiga kanan) foto bersama perantau dan penggiat olahraga seusai diskusi keolahragaan di Sumatera Barat. (foto; ist)

Oleh : Ir. Yohanes Wempi*

Dari pertemuan bersama Gubernur dengan pelaku olahraga Sumatra Barat didapat informasi bonus peraih medali PON 2024 akan dicairkan pada tahun 2025 ini untuk kesejahteraan atlet.

Selain itu dalam arahan Gubernur pada acara silaturahmi tersebut menyampaikan bahwa pada 2025 dan 2027 Porprov akan digelar kembali, Alhamdulillah pernyataan Kepala Daerah Sumatera Barat ini memberi informasi penting dunia olahraga Sumatra Barat.

Namun dengan adanya efesiensi besar-besaran yang dilakukan Pemerintah Pusat, tentu juga perlu diwaspadai dampaknya pada dunia olahraga, karena keadaan keuangan daerah apakah mencukupi diselenggarakan iven besar olahraga tersebut, doanya tentu semua sukses dalam rencana, proses sampai pelaksanaannya nanti.

Saat Saya bertemu, berdiskusi dengan senior KONI nasional, Uda Erizal Chaniago, beliau memiliki pemikiran bahwa KONI menghadapi keterbatasan dana saat ini akibat efesiensi, maka perlu saatnya melibatkan atau kalaborasi dengan perantau ranah Minangkabau yang berada dimana pun.

Pelibatan perantau ini sama seperti masyarakat nagari mengadakan turnamen/pertandingan olahraga antar kampung dalam acara “alek” anak nagari, dimana mayoritas pendanaan merupakan partisipasi masyarakat baik yang ada dikampung dan dirantau.

Sudah saatnya perantau dilibatkan dalam bentuk kalaborasi pendanaan, pembiayaan, sponsor acara dan iven seperti Porprov, PON, pertandingan-pertandingan menjelang dilaksanakan pekan olahraga provinsi dan nasional tersebut.

Keterbatasan dana tersebut selama ini dan akan datang juga bisa ditopang oleh pelibatan perantau disaat PON, dimana pengurus KONI daerah/propinsi melakukan kalaborasi dengan perantau yang ada dilokasi diselenggarakan pekan olahraga nasional tersebut.

Arahan diskusi dari Uda Erizal Chaniago yang merupakan tokoh Gerindra tersebut sangat lah jelas, kalaborasi keterlibatan perantau tersebut sederhana saja, yaitu saat ada PON di Provinsi NTB misalnya, maka perantau disana ikut menyambut dengan budaya khas Minang, setelah itu kebutuhan apapun terhadap acara PON tersebut dibantunya melalui kerjasama dan kalaborasi seperti kekeluargaan.

Kata kuncinya adalah perantau harus diberikan peran serta dalam dunia olahraga, sehingga disaat nama Propinsi Sumatera Barat harum mereka juga berbangga selaku perantau yang dilibatkan.

Namun tidak itu saja kesejahteraan dan kemakmuran atlet pun bisa ditopang dengan cara memfasilitasi atau kalaborasi bantuan perantau melalui kelembagaan khusus yang dibentuk KONI Sumbar seperti yayasan, badan usaha, kelembagaan sosial, UPZ dan lainnya.

Saatnya KONI Sumbar mencari Bapak angkat/kalaborasi dari para tokoh-tokoh perantau Minangkabau yang sukses dan dermawan buat para atlet yang butuh usaha, masih kuliah, pelajar dan lainnya.

Sehingga bantuan perantau terhadap atlet selama ini tidak terjadi karena ruang tidak dibuka, tentu kedepan wajib diwujudkan seluas-luasnya untuk kesejahteraan atlet.

Perantauan Sumatera Barat dimana pun berada, mereka cinta terhadap kemajuan kampung halamannya, sepengetahuan Saya di zaman orde lama yang namanya Porda (pekan olahraga daerah) selalu diberi bantuan dan dilibatkan perantau dan tokoh perantau selalu diikut sertakan dan diberi ruang berperan demi masyarakat Sumbar berprestasi saat itu. []

*) Calon Ketua KONI Provinsi Sumatera Barat

Exit mobile version