Oleh : Ir. Yohanes Wempi SPt IPP CST*
Perjalanan hidup atlet dan pelaku olahraga dimasa tuanya kurang beruntung banyak terjadi, ini pembelajaran berharga yang bisa dipetik, seperti yang pernah viral dari perjalanan petinju era 1980-an Ellyas Pical.
Dia merupakan petinju Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia tinju profesional dan keberhasilan tercatat sebagai pahlawan olahraga Indonesia.
Pertarungannya di atas ring seluas 7×7 meter selalu mencatatkan hasil positif. Dia sukses membuat lawan bertekuk lutut. Total, dia mencatatkan mencatatkan 20 kali menang, 11 di antaranya dengan kemenangan KO, satu kali seri, dan lima kali kalah.
Dari tiap kemenangan, tentu Ellyas mendapat berbagai keistimewaan, khususnya terkait uang sekalipun tak diketahui seberapa banyak. Namun, itu semua berakhir saat pensiun dan Ellyas pernah didapatkan juga masuk penjara, begitu mirisnya kehidupan pahlawan olahraga Kita.
Kondisi ini juga terjadi dikalangan atlet dan pelaku olahraga Sumatera Barat, banyak atlet-atlet profesional dan pahlawan olahraga Kita yang juga tidak beruntung dimasa tuanya, saat sudah masuk dunia pensiun.
Keadaan yang sangat memprihatikan terjadi pula di Sumbar ini. Para atlet dan pelaku olahraga saat pensiun ada juga seperti cerita diatas, maka kedepan KONI Sumbar harus membuat langkah-langkah strategis antisipasi dan perlu kebijakan mencarikan solusinya.
Solusi agar atlet dan pelaku olahraga tidak miskin dimasa tuanya adalah KONI perlu membuat program asuransi, perlindungan hidup dihari tua bagi atlet dan pelaku olahraga tersebut, setiap atlet yang masuk dalam pembinaan instensif maka perlu dibayarkan asuransi dimasa tuanya.
Pengurus KONI harus mengasuransikan, harus berkerja sama dengan lembaga jaminan, sehingga berkahir karir mereka sebagai atlet dan pelaku olahraga automatis asuransinya langsung cair, dananya bisa dipergunakan oleh atlet dan pelaku olahraga itu sendiri untuk ekonomi produktif.
Selanjutnya KONI Sumbar perlu melakukan kalaborasi dengan lembaga usaha Pemerintah, Swasta maupun perorangan dengan tujuannya adalah atlet dan pelaku olahraga diberikan pembekalan kewirausahaan dan modal usaha cukup untuk mereka bisa memulai usah.
Tentu target kedepan paska mereka tidak jadi atlet atau pelaku olahraga lagi sudah bisa berusaha dan memiliki pekerjaan tetap, berkat kalaborasi KONI Sumbar tadi.
Catatan kalaborasi KONI Sumbar ini dengan berbagai pihak akan membuka peluang atlet atau pelaku olahraga ini bisa diterima menjadi pegawai, yang hebat perlakuan saat ini, atlet berprestasi sudah diterima langsung di kesatuan militer Indonesia.
Seandai Kita serius membahasa masalah ini, banyak yang bisa dibuatkan program agar atlet dan pelaku olahraga ini tidak miskin dimasa tuanya, namun ada satu hal yang sangat penting adalah KONI Sumatera Barat harus membuatkan perkumpulan/himpunan para atlet pensiun dan pelaku olahraga dalam satu wadah organisasi yang bisa menampung semuanya.
Wadah perkumpulan/Himpunan ini bisa digunakan sebagai infrastruktur penyelamat, pengayoman dan sarana pelayanan kepada pelaku olahraga dan atlet yang tidak lagi produktif, kesemuanya harus terintegrasi dengan KONI, Cabang Olahraga tentunya. []
*) Calon Ketua KONI Provinsi Sumatera Barat