CATATAN ; Pinto Janir*
KUATKAN pikiranmu maka hatimu akan kuat.Kuatkan hatimu maka langkahmu tak akan pernah berhenti sebelum kau sampai pada apa yang kaupikirkan.
Siksaan terberat dalam hidup adalah ketika pikiranmu tak sampai-sampai.Kebahagiaan hidup adalah ketika apa yang kau pikirkan sampai.
Pikiran yang kuat melahirkan semangat. Hati yang lemah melahirkan lelah.
Hidup adalah kumpulan satu pikiran ke pikiran yang lain.
Batas tertentu satu ruang pikiran berjangka pendek adalah waktu.
Pikiran menjadi tepat waktu karena ia tersusun indah.Menyusun pikiran akan mengantarkan langkah ke ruang dan waktu yang dituju.
Pikiran itu mengglobal pada sebuah ruang di waktu yang sedikit. Waktu yang sedikit bukan waktu yang sempit, apalagi waktu yang sulit.Karena, pikiran memperbanyak ruang dan pikiran sekaligus melapangkan ruang.
Apakah ruang dan waktu itu bertali? Iya. Talinya adalah pikiran. Kalau tali pikiran kuat, maka ruang dan waktu terikat dalam kebersamaan pikiran.
Kalau tali pikiran lapuk maka ruang dan waktu saling mengkhianati diri.
Yang membuat ruang dan waktu itu harmonis adalah pikiran yang manis.
Apa yang membuat pikiran tak terhambat? Adalah kesungguhan mewujudkan pikiran menjadi fakta sehingga ia menjadi fenomenal di ruang massa.
Apa yang membuat sesuatu menjadi sungguh-sungguh? Adalah ruang hati yang tidak kumuh dan pikiran yang tidak keruh.
Kuncinya; ketulusan melaksanakan pikiran. Hidup adalah pelaksanaan pikiran-pikiran.
Konsekuensi pikiran yang tersusun itu adalah kerja. Kalau ada orang berpikir tapi tidak mampu mengeksekusi pikirannya sesuai apa yang ia pikirkan mungkin saja ia tak benar benar paham dengan apa yang ia pikirkan.
Mungkin ia hanya sekedar berkemampuan menyusun pikiran dengan kata-kata. Karena, sebenarnya, apa yang ia pikirkan benar benar tak ia kuasai dengan benar.
Bila begitu, bagaimana cara menguasai pikiran?
Jadilah ‘penjelajah’ waktu. Jangan biarkan hari hari tanpa ada sesuatu yang dilaksanakan. Teruslah bergerak. Lakukan pekerjaan yang ada dalam pikiran dan ruang pangana.
Putuskan makrifat rasa…
Rasakan dan yakini bahwa kita hidup tidak sendiri. Dalam sepi pun sunyi kita ramai sekali. Kita adalah badan diri bagi orang lain. Namun jangan pernah berharap banyak kalau di badan diri orang lain ada kita.
Baju kita mungkin sesuai untuk orang lain, namun baju orang bukan ukuran kita !
Usahakan apa yang kita pikirkan adalah untuk orang lain, namun jangan berharap pikiran orang untuk kita!
Kemudian, kuncinya ini; ikhlas !
*) Penulis adalah Wartawan, Sastrawan, Penyair, Pelukis dan Musisi