Sekretaris Satupena Sumbar Armaidi Tanjung: Banyak Konten Kearifan Lokal Pariaman Patut Ditulis

Peserta bimtek foto bersama usai pembukaan. (Foto: Istimewa)

PARIAMAN, FOKUSSUMBAR.COM-Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman, Muhammad Syukri SE., MSi menyampaikan besarnya antusias peserta mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal tahun 2025.

Ini menandakan semangat literasi masyarakat mulai terbangun. Muhammad Syukuri menyampaikan hal itu pada pembukaan Bimtek Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal 2025, Kamis (15/5/2025) di aula Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Padang.

Menurutnya, dari bimtek ini diharapkan bisa menghasilkan peserta yang mampu menciptakan hasil karya yang istimewa, dapat membuat suatu tulisan yang berisi pengetahuan, pengalaman, pesan dan informasi positif, dapat dibaca dan membawa para pemustaka pada wajah sejarah penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat khususnya di Pariaman.

Ketua Pelaksana Bimtek, Leni Rahman S.STP, M.Si melaporkan, bimtek bertemakan, menumbuhkan budaya menulis dan literasi kearifan lokal Kota Pariaman guna mewujudkan manusia yang beradab, diikuti 50 orang peserta terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegiat literasi, pengelola TBM, pustakawan/pengelola perpustakaan dan masyarakat umum.

“Tujuan dan hasil yang diharapkan dari bimtek ini antara lain meningkatkan kompetensi dan kapasitas menulis terutama bagi penulis pemula, meningkatkan jumlah penulis kreatif di daerah yang dapat melestarikan kearifan lokal, mengembangkan konten literasi atau koleksi berbasis kearifan lokal dan menciptakan ekosistem kepenulisan di daerah,” kata Leni Rahman.

Tampil sebagai pembicara Sekretaris Satupena Sumatera Barat Armaidi Tanjung dengan moderator Zasnur Rahim, M.Cio.

Armaidi Tanjung mengatakan, banyak konten kearifan lokal di Kota Pariaman yang pantas dan patut ditulis.

Selama ini, kearifan lokal Pariaman masih sangat terbatas ditulis. Baik yang terkait dengan budaya, adat istiadat, sistem sosial, berbagai ragam makanan khas Pariaman, asal usul penamaan nama desa, maupun tradisi yang ada di Kota Pariaman.

“Bimtek ini sangat tepat untuk menulis dan mendokumentasi berbagai kekhasan Kota Pariaman. Seperti kesenian, permainan anak nagari sipak rago, cabur, layang-layang, tradisi malam bainai, tamat kaji, urang tuo, kapalo mudo, maantakan tando, turun mandi, maantaan bulan ka bulan dan lain sebagainya. Semuanya patut ditulis sebagai kekayaan kearifan lokal Kota Pariaman,” kata Armaidi.

Sesuai dengan juknis bimtek, nantinya masing-masing peserta menulis konten kearifan lokal. Selama dua minggu ke depan, diberi waktu untuk menulis konten kearifan di lingkungan masing-masing.

Berikutnya dikumpulkan lagi untuk dikoreksi sehingga tulisannya layak dipublis, dan diterbitkan menjadi buku. “Secara teknis disampaikan bagaimana menghasilkan tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan isinya.

Karena itu, harus diperhatikan sumber wawancara di lapangan, yang memiliki kapasitas dan kompetensi dari tema yang ditulis,” kata Armaidi, wartawan utama ini. (ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *