Jangan Dendam, Berterima Kasih Kepada Orang yang Pernah Menyakiti

Oleh: Dr. Aqua Dwipayana, M.I.Kom

Dalam pergaulan sehari-hari baik di rumah, kantor, maupun di masyarakat, tidak semuanya ideal seperti yang diharapkan. Terkadang ada tutur kata atau tingkah laku orang lain yang membuat kita kecewa dan menyakitkan.

Sikap negatif itu ada yang disengaja, namun ada pula yang karena khilaf. Penyebabnya beragam.

Bagaimana menyikapi itu? Membalas dengan sikap yang sama, membiarkan saja, atau melakukan cara lain agar orang yang menyakiti itu menyadari semua kesalahannya dan minta maaf.

Paling utama kepada orang yang pernah menyakiti jangan dendam. Sikap itu tidak menyelesaikan masalah, malah menambah persoalan.

Orang yang bersikap negatif itu menunjukkan kualitas dirinya rendah di mata manusia, apalagi dalam pandangan TUHAN. Apakah mau levelnya sama dengan orang itu?

Mereka yang waras, arif, bijaksana, dan berjiwa besar tentunya tidak akan membalas dengan sikap serupa. Jika melakukan hal serupa, levelnya sama rendahnya dengan orang yang bersikap negatif itu.

Terbaik apa yang harus dilakukan? Jangan dendam. Langsung maafkan dan doakan. Yakinlah TUHAN dengan caraNYA akan menunjukkan kebesaranNYA.

Memaafkan itu sangat mulia. Juga berpengaruh besar pada kesehatan mental. Tidak ada ganjalan negatif dalam diri membuat nyaman melakukan aktivitas apapun dan tidurnya nyenyak. Tidak ada beban di hati dan pikiran.

Sebaliknya kalau tidak memaafkan membuat hidup tidak tenang, makan tidak enak, dan tidur tak nyenyak. Rugi sendiri. Sementara orang yang menyakiti sama sekali tidak memikirkan orang yang pernah disakitinya.

Kemudian dengan khusyuk mendoakan agar TUHAN memberikan yang terbaik kepada orang yang pernah menyakiti. Tentunya Sang Pencipta lebih tahu apa yang harus dilakukan kepada umatNYA yang telah menyakiti orang lain.

Apapun yang terjadi pada orang yang bersikap negatif tersebut, yakinilah bahwa itu merupakan kehendak dan keputusan TUHAN. Ambillah hikmah dan pelajaran berharga atas kejadian tersebut.

Pelajaran dan Pengalaman Berharga
Selanjutnya berterima kasihlah kepada orang yang telah menyakiti. Saran ini kelihatan aneh dan tidak masuk akal. Telah disakiti malah terima kasih kepada pelakunya.

Kenapa harus berterima kasih? Dari kejadian yang negatif itu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang diperoleh. Baik langsung maupun tidak langsung, tutur kata atau perilaku negatif yang dilakukannya ada hikmahnya.

Pertama, merasakan sakit saat ada yang bertutur kata atau perilakunya negatif. Tahu rasanya bahwa sikap tersebut menyakitkan dan membuat tidak nyaman.

Ketika tahu hal-hal yang pernah menyakitkan dari tutur kata atau perilaku negatif seseorang kepada diri kita, secara maksimal berusaha agar tidak melakukan hal yang sama pada orang lain.

Kedua, lebih berhati-hati dalam bertutur kata dan berperilaku. Jangan sampai menyakitkan orang lain dan menimbulkan luka batin yang mendalam pada dirinya.

Tutur kata dan perilakunya harus betul-betul dijaga. Berpikir dulu sebelum berucap dan bertindak. Jangan sampai menimbulkan penyesalan di belakang hari setelah semuanya terjadi.

Ketiga, langsung meminta maaf jika ada yang tersakiti. Terkadang meski telah hati-hati dalam bertutur dan berperilaku, tanpa disengaja berbuat khilaf. Kalau itu terjadi langsung dengan penuh penyesalan dan rendah hati, minta maaf kepada orang yang disakiti.

Jangan ragu-ragu melakukannya, apalagi kesalahan itu tidak disengaja. Sehingga meminta maaf untuk menetralisir hubungan agar komunikasinya kembali normal.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Jadi belajarlah secara mendalam dari yang pernah dirasakan atau orang lain alami, sehingga tidak menyakiti siapapun.

Dari Bogor saat hujan lebat sambil mensyukuri secara mendalam semua yang diperoleh, saya ucapkan selamat menjadi manusia pemaaf. Salam hormat buat keluarga. (*)

* Penulis adalah konsultan komunikasi dan motivator

Exit mobile version