Catatan : Hendri Parjiga*
Semen Padang Football Club (SPFC) akhirnya bertahan di Liga 1 musim depan secara dramatis.
Dramatis? Tidak berlebihan agaknya. Sebab, kepastian Kabau Sirah tetap bercokol di kasta tertinggi sepakbola nasional itu harus ditentukan pada menit-menit akhir pertandingan di laga pamungkas.
Tim kebanggaan Urang Awak dalam laga terakhirnya memetik kemenangan 2-0 di kandang Arema, Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (24/5/2025). Dua gol mereka baru tercipta pada menit ke-72 lewat Filipe Chaby, dan gol melalui Muhamad Ridwan di masa injury time (’90+4). Bahkan, kedua pencetak gol itu merupakan pemain pengganti.
Hasil tersebut sekaligus membuat duo pesaing mereka; PSS Sleman dan Barito Putera yang juga sama-sama memetik kemenangan di laga pamungkasnya, harus melupakan mimpinya bertahan di liga 1 musim depan.
Dengan hasil ini, Semen Padang mengakhiri kompetisi di peringkat 13 dengan perolehan 36 poin. Sementara PSS Sleman dan Barito Putera harus rela turun ke kasta Liga 2, menemani PSIS Semarang yang lebih dulu masuk kubangan degradasi.
Posisi ketiga tim terdegradasi tersebut digantikan PSIM Yogyakarta, Bhayangkara Presisi, dan Persijap Jepara.
Kepastian Kabau Sirah bertahan, disambut penuh sukacita oleh tim manajemen dan segenap pendukung Semen Padang. Kendati hanya bertahan di Liga 1 musim depan, tapi euforianya tak ubahnya serasa juara Liga.
Evaluasi Total
Euforia boleh-boleh saja. Tapi jangan terlalu berlebihan. Menjelang terjun di musim kompetisi mendatang, Kabau Sirah wajib melakukan evaluasi total secara menyeluruh.
Evaluasi menyuruh? Ya, seluruhnya. Mulai manajemen, pelatih sampai pemain.
Sebab, berkaca dari perjalanan di musim ini, langkah Semen Padang tidak baik-baik saja. Langkah Kabau Sirah terseok-seok sejak awal kompetisi ditabuh. Mereka akrab dengan papan bawah klasemen sementara. Bahkan tercatat beberapa pekan menghuni dasar klasemen. Peringkat nomor “pincik”.
Kondisi ini akhirnya memakan korban. Pelatih Kepala sebelumnya, Hendri Susilo dipecat dan digantikan dengan Eduardo Almaida.
Hanya saja, kehadiran juru taktik asal Portugal itu tidak banyak menolong. Semen Padang tetap akrab dengan kekalahan dan paling banter memetik hasil imbang.
Edu- sapaan akrab Eduardo Almaida- tidak bisa berbuat banyak. Karena sebagian besar pemain merupakan pilihan pelatih sebelumnya, Hendri Susilo tidak sesuai dengan skema taktikal Edu.
Pada paruh kedua kompetisi, Semen Padang melakukan perombakan pemain besar-besaran. Sejumlah pemain yang tidak sesuai ekspektasi dilepas, dan digantikan dengan sejumlah pemain baru pilihan Edu.
Perombakan tersebut, ternyata tidak langsung berdampak signifikan. Semen Padang tetap terseok-seok di papan bawah klasemen sementara.
Bahkan, penggemar setia Semen Padang dipaksa menanggung rasa cemas plus waswas berkepanjangan hingga laga pamungkas, hanya untuk sekadar memastikan tim mereka tidak terdegradasi musim depan.
Namun, tidak adil rasanya, membebankan hasil yang bikin dag dig dug itu kepada pemain, dan pelatih saja. Manajemen juga tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawabnya. Sebab, mereka adalah satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lainnya.
Tapi, sudahlah. Tidak etis juga mencari kambing hitam dan memperuncing siapa yang salah. Kini, fokus saja pada musim yang akan datang. Kesalahan musim ini cukup jadikan guru dan pijakan agar tidak terulang lagi di masa depan.
Mulai dari sekarang, owner klub tidak ada salahnya menyusun strategi. Menetapkan orang-orang yang benar-benar pas duduk di kursi manajemen mengurus tim, memilih pelatih dan mengincar pemain berkualitas.
Untuk itu semua, juga tidak terlepas dari kesiapan owner menggelontorkan dana yang memadai. Sebab, bak kata orang bijak, “ada dana ada barang bagus”.
Jika semua ini sudah dilakukan, Insya Allah impian untuk menjadikan Semen Padang FC menjadi tim yang disegani di pentas kasta sepakbola teratas Tanah Air, bukan sesuatu yang mustahil digapai.
Oh ya, hampir lupa. Keberhasilan bertahan di Liga 1 musim depan, juga merupakan kado istimewa bagi Direktur Utama PT Semen Padang, Indrieffouny Indra yang beberapa hari lalu dipromosikan menjadi Direktur Utama PT Semen Indonesia.
Dengan naiknya Pak Arief- sapaan akrab putra Sawahlunto itu ke posisi tertinggi di pabrik semen milik negara tersebut, gelontoran dana buat Semen Padang diharapkan bisa berjalan lancar. Semoga!
Selamat bertahan di Liga 1 Kabau Sirah. Selamat menduduki jabatan baru Pak Arief. Semoga di musim depan, bisa lebih baik lagi. Buek bangga Ranah Minang. []
* Penulis adalah Wartawan Utama, dan Pemimpin Redaksi FokusSumbar.Com