ASN Naik Angkot Setiap Rabu, Upaya Wako Hendri Arnis Hidupkan Transportasi Lokal

ASN sukacita naik angkutan umum sesuai kebijakan Pemko agar setiap ASN dan non ASN menggunakan angkutan umum setiap hari Rabu. (foto; ist)

Oleh : Harris Suyata*

PAGI tu, sejumlah angkutan umum berseliweran di Jalan Sutan Syahrir di depan Balai Kota Padang Panjang. Sesekali kendaraan berhenti mengeluarkan penumpang berseragam.

Tak ada mobil dinas berjejer, tak ada deretan motor memenuhi parkiran. Hanya sopir angkot, tukang ojek, dan sopir taksi online. Mereka terlihat senang lantaran ASN Kantor Wali Kota tiba-tiba menjadi “pelanggan tetap” setiap Rabu pagi.

Inilah suasana baru sejak Wali Kota, Hendri Arnis menerbitkan kebijakan agar seluruh ASN dan non-ASN di lingkungan Pemerintah Kota menggunakan transportasi umum setiap hari itu.

Hal tersebut bukan sekadar efisiensi, melainkan bagian dari strategi meningkatkan ekonomi lokal, khususnya di sektor transportasi.

“Kita ingin kebijakan ini jadi momen berbagi rezeki. Sopir angkot, ojek, hingga pengemudi taksi online kembali punya harapan,” ulas ASN Setdako, Chandra Efriko di tengah tantangan awal membiasakan diri.

Sementara itu Staf Ahli Setdako, Nofiyanti menanggapi positif kebijakan ini. Menurutnya, selain mendukung ekonomi masyarakat, terutama sopir angkot, juga membantu mengurangi kemacetan di jalan.

Dia berharap trayek angkot diperluas agar bisa menjangkau lebih banyak kantor OPD. Serta ada angkot yang standby sore hari untuk memfasilitasi kepulangan pegawai terutama di Balai Kota.

Adapun Asisten Administrasi Umum, Marton menilai kebijakan “satu minggu satu kali” ini bisa menghidupkan kembali kebiasaan naik angkot.

Terlebih, program angkot gratis untuk pelajar setiap Selasa dan Kamis sudah lebih dulu mendapat respon positif dari masyarakat.

“Sopir angkot sangat mendukung, karena mereka juga merasa dilibatkan dalam roda ekonomi kota ini,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Kota (Sekdako), Sonny Budaya Putra mengutarakan pengalaman uniknya. Pekan lalu naik angkot ke kantor, dan berjalan kaki saat pulang.

“Perjalanan kaki sekitar 18 menit kalau pulang dari kantor. Dan 20 menit kalau berjalan dari rumah ke kantor, karena jalannya menanjak. Kegiatan ini cukup positif, di samping untuk efisiensi, bisa membantu ekonomi lokal, khususnya di bidang tranportasi,” ujarnya.

Berbeda lagi dengan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdako, Ewasoska. Ia lebih memilih taksi online.

“Proses menunggu memang butuh waktu, tapi tarifnya cukup terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp14.000. Jarak rumah ke kantor bisa ditempuh 7 sampai 10 menit,” jelasnya.

Salah seorang sopir angkot, Feri berharap program ini terus berlanjut.

“Kami berharap program ini terus berlanjut. Ramai hendaknya ASN yang naik angkot pulang maupun pergi,” imbuhnya. []

* Peliput Kominfo Pemerintah Kota Padang Panjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *