Oleh : Refdinal Castera*
Membaca buku dan menulis merupakan suatu cara untuk memperbaharui suatu ilmu. Semua orang dari berbagai profesi dan disiplin ilmu yang berbeda, bisakah menjadi seorang penulis?
Jelas jawabannya sangat bisa dan tidak tertutup kemungkinan untuk itu. Penulis itu adalah seorang berperan sebagai motivator, intelektual, dokter, guru, pengontrol, dan pembawa suatu pembaharuan untuk berbagai disiplin ilmu dalam suatu kehidupan.
Guru sebagai nara sumber dibidang pendidikan, bisa menjadi penulis dan menekuni profesi itu tanpa meninggalkan tugasnya sebagai guru di sekolah. Ketika guru menulis dan mampu menerbitkan tulisannya di koran cetak, koran online, majalah, bulletin, jurnal, serta diterbitkan menjadi buku jelas suatu nilai plus tersendiri bagi guru.
Saat itu guru tersebut tidak lagi semata menjadi milik sekolah dirinya mengajar, tetapi telah menjadi milik masyarakat bahkan dunia secara keseluruhan.
Kenapa semuanya itu bisa terjadi, dan guru tidak lagi semata milik sekolah? Salah satu alasan mendasarnya, ketika guru menulis dan tulisannya dimuat di koran cetak, koran online, majalah, bulletin, jurnal, serta diterbitkan buku. Tulisan itu telah menyebar di tengah masyarakat, dibaca banyak orang dari berbagai kalangan bahkan seluruh dunia.
Sekalipun profesi sebelumnya guru, tulisan itu telah menjadi milik masyarakat, dikonsumsi secara umum, dan tidak semata milik kalangan sekolah lagi. Untuk ke depannya, predikat tersebut bertambah menjadi seorang guru yang juga berprofesi sebagai penulis.
Tentunya sekarang timbul pertanyaan, kenapa bisa penulis itu dikatakan berperan sebagai seorang motivator, intelektual, dokter, guru, pengontrol, dan pembawa suatu pembaharuan?
Suatu profesi dan pekerjaan yang berbeda disiplin ilmu dan ruang lingkup pekerjaan, semuanya dirangkum sekaligus dan dimiliki oleh penulis. Tampaknya itu, merupakan suatu kekhususan dan ciri khas yang dimiliki oleh mereka yang berprofesi sebagai penulis. Lalu siapakah yang dalam kesehariannya disebut dengan penulis?
Sebutan penulis diberikan terhadap orang yang melakukan pekerjaan menulis, menciptakan karya tulis seperti penulis artikel, esai, opini, menulis berita atau wartawan, cerpen, puisi, cerbung, novel, buku motivasi atau buku pelajaran.
Sehubungan dengan itu, seorang penulis hakikatnya merupakan penyampai ide, gagasan, nilai, etika, dan ajaran kepada masyarakat secara luas. Tentunya yang disampaikan penulis melalui tulisan itu adalah untuk berbagai kalangan, tergantung jenis tulisan yang ditulis. Oleh karena itu penulis bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki jiwa hidup yang komplit atau lengkap.
Sebagai Motivator
Sekitar 2 dekade kebelakang publik di tanah air, khususnya masyarakat pembaca pernah dihebohkan dengan viralnya novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sebuah novel yang mengisahkan perjalanan hidup, 10 orang yang berasal dari keluarga miskin dalam menempuh pendidikan di suatu sekolah Muhammadiyah di Pulau Belitung.
Novel yang berisi suatu pencerahan dan motivasi bahwa untuk mendapatkan pendidikan itu, tak perlu sekolah mewah, elit, memiliki gedung bertingkat dan bercat mengkilat. Tetapi terletak pada niat, kesungguhan, kegigihan yang dimiliki dan tidak mudah patah semangat.
Dengan pesan moral yang disampaikan Andrea Hirata dalam novel itu, tentu menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa perobahan dalam kehidupan itu perlu. Salah satunya bisa diperoleh melalui dunia pendidikan, dan tempatnya tidak dipermasalahkan asalkan bisa digunakan sebagai tempat belajar.
Ketika Andrea Hirata dengan novel Laskar Pelangi-nya, berhasil membawa suatu perobahan ditengah kehidupan bermasyarakat di daerah Pulau Belitung ke arah lebih baik. Bahkan, novel itu dijadikan layar lebar atau dituangkan kisahnya ke dalam film.
Makanya Andrea Hirata dengan karya Novel Pelangi-nya, dapat dikatakan sebagai seorang motivator. Orang yang menyebabkan timbulnya motivasi bagi orang lain untuk melaksanakan sesuatu. Pemberian motivasi itu bisa dilakukan dengan bermacam ragam cara seperti melalui wawancara langsung, seminar, pelatihan, diklat, tulisan yang ditulis dalam bentuk artikel, opini, esai, cerpen, novel dan buku.
Melalui wawancara yang dilakukan, pelatihan, dan tulisan ditulis oleh penulis memberikan motivasi dan pesan moral bagi sipembaca. Maka sipewawancara, nara sumber dalam pelatihan, seminar, penulis, bisa dikategorikan sebagai motivator.
Sebagai Intelektual
Penulis adalah seorang intelektual, karena ia menulis menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyampaikan, ide, gagasan, dan buah pikiran terhadap orang lain. Oleh karena itu, mulai sekarang kita hendaknya mulai memberanikan diri untuk mencoba melakukan sesuatu yangpositif atau baik, salah satunya menulis.
Sekali-kali jangan katakan, tunggu dulu sempurna tulisan itu barulah mulai menulis, karena tidak ada di dunia ini yang sempurna.
Aktivitas menulis adalah kegiatan intelektual, karena penulis itu menggunakan keilmuwanannya dalam menulis untuk melahirkan tulisan berkualitas yang bisa dikonsumsi oleh orang lain. Penulis itu adalah seorang intelektual atau cerdas, karena dengan kecerdasannya itu, mahir merangkai kata, kaya dengan perbendaraan kosa kasa. Sehingga dengan kemampuan dimiliki, penulis itu mampu melahirkan kalimat demi kalimat yang runtut dan paragraf yang saling berkelanjutan satu dengan lainnya.
Artinya suatu informasi tersampaikan kepada orang lain, dan mereka memahami dan mengerti apa yang disampaikan melalui tulisan itu.
Penulis itu adalah seorang pemberi ide, gagasan atau pandangan terhadap orang lain. Dengan naluri yang kuat seorang penulis mampu menangkap suatu fenomena tengah berkembang dilingkungan masyarakat atau alam sekitar.
Selanjutnya ide, gagasan atau pandangan itu dipikirkan, dianalisis, disikapi, dan selanjutnya berusaha untuk dikembangkan mencarikan solusinya.
Dalam filosofi adat Minangkabau Alam Takambang Menjadi Guru, dimana dari fenomena yang ada di alam sekitar manusia belajar. Jelas menandakan seorang itu dikeseharian hidupnya, hendaklah intelektual atau cerdas. Bahasa Minangnya: Bapikiran laweh, ba alam lapang, mempunyai pemikiran yang luas dan memiliki hati yang lapang serta sabar. Di tengah kehidupan ia mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat, terhadap sesuatu yang terjadi.
Sebagai Dokter
Salah satu permasalahan penting setiap manusia adalah mampu memecahkan permasalahan hidup. Karena namanya hidup, tentu tak pernah luput dari berbagai permasalahan, yang perlu dicarikan solusinya. Sebelum solusi didapatkan, jelas terlebih dulu dilakukan cara menyikapi atau menghadapi permasalahan.
Lalu dimana posisinya penulis sebagai seorang dokter seperti disebutkan sebelumnya?
Penulis adalah seorang yang memiliki, ide, gagasan baru atau pandangan terhadap suatu fenomena yang terjadi. Sebelum melahirkan kedalam bentuk tulisan, setiap ide, gagasan baru tersebut tentunya dipetakan atau digambarkan terlebih dulu oleh penulis. Baik secara visual maupun konseptual, sehingga tersajilah sebuah data yang runtut saling memperlihatkan korelasi.
Penulis melakukan semuanya itu, sebelum menyajikan informasi atau gagasan yang ditulis dengan secara visual kepada masyarakat pembaca.Tahapan pekerjaaan yang dilakukan penulis tentang ide, gagasan baru mana yang mau ditulis itu, dan didalam bentuk apa di tulis?
Apakah akan ditulis didalam bentuk artikel, esai, opini, puisi, cerpen, anekdot, pantun atau bentuk tulisan lainnya. Pekerjaan tersebut, identik dengan cara kerja seorang dokter atau tenaga medis dalam menganalisa, mendiagnosa suatu penyakit. Tepatnya melakukan suatu proses identifikasi suatu kondisi, dan apa nama obat yang tepat untuk diberikan.
Ketika penulis melakukan kegiatan survei, memetakan suatu konsep, meneliti, menganalisa yang mau ditulis tersebut, penulis dapatkan dikatakan telah berprofesi sebagai seorang dokter atau tenaga medis. Karena bila salah konsep yang disampaikan atau ditulis, tentu informasi yang didapatkan oleh masyarakat pembaca tidak tepat sasaran. Tidak jelas atau kurang akurat informasi ditulis, dengan sendirinya sipembaca tidak paham tentang pesan moral yang disampaikan oleh penulis.
Disinilah pentingnya kepiawaian penulis dalam menulis, melahirkan sebuah tulisan sehingga mampu memecahkan persoalan yang dihadapi Masyarakat. Memberikan solusi pencerahan dengan selalu menekankan pentingnya, selalu berpikir positif terhadap permasalahan yang dihadapi setiap orang.
Ketika semua itu berhasil dilakukan penulis (baca ditulis), tentu akan muncul rasa simpati masyarakat pembaca terhadap penulis. Sehingga tulisan dari penulis tersebut selalu ditunggu oleh sipembaca, karena tertarik dan senang membacanya. Ibaratkan dirinya sedang sakit, sipembaca seperti mendapat obat untuk kesembuhan penyakit dideritanya.
Sebagai Guru
Seorang yang memiliki profesi sebagai penulis bisa disebut dan diberikan julukan seorang guru. Hakikatnya sebagai penulis, mereka adalah penyampai ide, gagasan baru, suatu pandangan, nilai, dan etika kepada masyarakat luas.
Kenapa bisa penulis tersebut, dikatakan seperti itu dan hal apa yang mendasarinya? Sebagai penulis, tentu dirinya akan memiliki masyarakat pembaca yang senang dan mengandrungi tulisan yang ia tulis.
Masyarakat pembacanya itu tidak terbatas usia, tempat tinggal, agama, ras, suku bangsa yangberagam, tingkatan pendidikan berbeda dan budaya yang bermacam. Semua mereka itu tersebar dan berada diberbagai daerah, kota provinsi, pulau atau bahkan negara yang berbeda.
Ketika itu penulis telah berprofesi sebagai guru. Penulis itu sebagai guru memiliki siswa dan mahasiswa di banyak tempat, daerah, bahkan diberbagai negara. Mereka menyatakan senang dan menyukai membaca tulisan yang ditulis penulis tertentu. Sekaligus ditunggu kehadiran atau terbitnya tulisan dari penulis tersebut, misalkan itu dalam bentuk novel motivasi, novel inspirasi perenungan jiwa atau novel traveler.
Ketika semua rasa, nilai, etika, kepedulian, simpati terhadap tulisan ditulis sipenulis dimiliki masyarakat pembaca. Hakikatnya apakah yang telah terjadi? Setelah membaca dan mempelajari pemikiran penulis, sehingga pembaca mampu mengubah prilaku, etika, dan mengembangkan pola pikir yang mereka miliki.
Secara langsung atau tidak langsung berarti penulis telah menteransformasikan sesuatu terhadap orang lain. Saat itu disadari atau tidak berarti penulis telah berprofesi sebagai seorang guru.
Sebagai Pengontrol
Disadari atau tidak penulis adalah orang memiliki sikap kritis dan kepekaan pemikiran terhadap lingkungan. Penulis seolah bisa membaca fenomena dan gejolak kehidupan yang terjadi, di masyarakat, sementara orang lain tidak mengetahui serta mempermasalahkannya.
Penulis bisa membaca dan menganalisa sesuatu yang tersirat dibalik yang tersurat. Apakah penulis itu memiliki alat Indera ke enam, sementara orang lain hanya memiliki 5 alat Indera? Rasanya tidak juga, dan tak ada kata yang mengatakan seorang penulis memiliki alat indera ke 6 seperti itu.
Lalu dengan kepekaan nurani dan sifat kritis dimiliki itu, penulis mampu menuangkan fenomena yang ada ke dalam bentuk tulisan untuk ditulis. Sehingga penyampaian dan buah pikiran tersebut, bisa dibaca oleh banyak orang, sekaligus alat pengontrol terhadap sesuatu yang terjadi. Menjadi alat pengontrol tulisan disampaikan penulis bagi masyarakat, karena dinilai dapat mencairkan sekaligus mencarikan solusi dari bentuk fenomena yang terjadi. Tentunya dengan berbagai bentuk tedensi dan pesan moral, etika, adat-istiadat, agama, sosial, dan budaya yang
disampaikan oleh penulis. Sehingga tulisan tersebut ramai diperbincangkan, sekaligus menjadi bahan kajian renungan untuk melangkah ke arah yang lebih baik.
Sebagai Pembaharuan
Menulis merupakan suatu kegiatan mengembangkan suatu peradaban dan kebudayaan. Mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia, karena sebuah tulisan mampu menyebarkan suatu ide, gagasan atau pandangan terhadap berbagai hal telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi.
Sementara selama ini, sama sekali tidak terpikirkan oleh orang lain sebagai solusinya, karena tidak adanya yang menulis tentang ilmu tersebut.
Ketika tulisan itu mampu mengubah dan mengembangkan suatu peradaban dan kebudayaan manusia, berarti buah pikiran penulis tersebut berfungsi sebagai pembaharu suatu kehidupan.
Tulisan dan buah pikiran penulis dalam bentuk artikel, esai, puisi, opini, buku motivasi, pelajaran dan novel adalah kekayaan intelektual milik penulis. Ketika masyarakat enggan membaca buku, tak mau menulis, pupuslah suatu ilmu dalam diri manusia itu.
Hilang kebiasaan membaca buku dan tak mau menulis, maka hancurlah suatu peradaban dalam diri manusia. Mereka kekurangan ilmu pengetahuan, wawasan berpikir yang didapatkan melalui membaca buku dan menulis.
Kata bijak mengatakan: hilang tulisan, hilanglah suatu peradaban. Ikatlah suatu ilmu pengetahuan itu dengan cara menulisnya.
Sehubungan dengan itu, marilah kita berbangga hati dengan kegemaran membaca buku dan senang menulis. Sebagai penulis anda bisa bertindak sebagai motivator, intelektual, dokter, guru, pengontrol, dan pembawa suatu pembaharuan. Semoga bermanfaat!
*Seorang tenaga pendidik, pemerhati lingkungan sosial, budaya kemasyarakatan, pendidikan, penulis, wartawan, dan youtuber. Berdomisili di salah satu sudut Kota Padang.