Kalau Kamu Gagal Komunikasi, Maka Gagal Juga Menginspirasi

Oleh : Mr. Dedi Vitra Johor*

Pernahkah anda merasa punya ide cemerlang, visi besar, atau niat mulia, bermaksud ingin memberikan pandangan di dalam diskusi tertentu… tapi orang lain justru bingung, meremehkan, atau malah salah paham? Bahkan anda tidak dianggap.

Jika ini pernah terjadi, Anda bukan sendiri. Tidak perlu kuatir, masalahnya bukan pada ide anda, tapi cara anda menyampaikannya yang kurang atau belum dipahami oleh orang lain. Dan di dunia nyata, komunikasi yang gagal bisa membuat segalanya ikut gagal, termasuk kesempatan untuk menggerakkan hati orang lain.

Sebagian orang mengira komunikasi itu cuma soal ngomong. Padahal, komunikasi adalah jembatan pengaruh. Dalam bisnis, dalam tim, dalam keluarga, bahkan di media social, siapa yang tidak bisa mengomunikasikan dengan baik, ia akan sulit diterima, apalagi diikuti.

Anda bisa punya brand pribadi yang keren, produk yang hebat, atau strategi yang canggih… tapi kalau cara penyampaiannya kaku, membingungkan, atau membosankan, maka impact-nya akan nol besar. Komunikasi bukan pelengkap, dia adalah pengungkit!

Lihat saja tokoh-tokoh besar dunia. Mereka tidak hanya hebat karena kompetensinya, tapi karena mereka bisa menyampaikan gagasannya dengan menggetarkan. Bahkan di ranah lokal, pengusaha atau motivator sukses yang anda kagumi hari ini pasti punya satu kemampuan inti: kemampuan menyampaikan ide, membakar semangat, dan meyakinkan orang lain.

Dalam dunia bisnis:

  • Tim anda tidak akan bergerak kalau anda tidak bisa memberi arah dengan jelas.
  • Investor tidak akan percaya kalau anda tidak bisa menyampaikan nilai dengan meyakinkan.
  • Konsumen tidak akan membeli kalau anda tidak bisa membangun kepercayaan lewat kata.

Komunikasi yang buruk akan membuat ide anda menguap sebelum jadi aksi.

Pernahkah anda bicara panjang lebar, tapi merasa audiens hanya sekadar mendengar, bukan merasakan? Itu tandanya komunikasi anda belum punya jiwa.

Sebelum anda berbicara, tanyakan dulu, “Apa niat saya menyampaikan ini?” Apakah ingin terlihat hebat? Atau ingin menyentuh hati orang lain?

Komunikasi yang menginspirasi selalu lahir dari niat tulus untuk memberi, bukan pamer. Maka jangan mulai dari ingin didengar—mulailah dari ingin dipahami.

“People don’t care how much you know until they know how much you care.” – John C. Maxwell

Bahkan saat SMA, saat disuruh tampil baca teks UUD di upacara, tangan saya gemetar, suara bergetar, keringat dingin bercucuran. Dijuluki “Gempa Man”—karena kalau saya berdiri di panggung, lantai seolah bergetar.

Tapi dari kegugupan itu, saya belajar satu hal penting: kalau saya ingin orang percaya pada ide saya, saya harus belajar menyampaikannya. Dan itu tidak datang begitu saja. Saya ikut pelatihan, belajar dari guru-guru komunikasi terbaik, baca buku, dan terus praktik.

Kini, sebagai motivator dan pembicara bisnis, saya sadar bahwa kekuatan pengaruh saya bukan dari data, tapi dari cara saya mengemas data menjadi cerita, menyulut rasa, dan mengajak orang bergerak.

Berikut adalah tiga fondasi utama agar komunikasi anda bukan sekadar “didengar”, tapi menyentuh dan menggugah.

1. Kejelasan Pesan

Hindari kalimat bertele-tele. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Jangan buat audiens menebak-nebak apa maksud anda.

2. Cerita yang Relevan

Fakta menginformasikan. Tapi cerita menghubungkan. Gunakan kisah, pengalaman pribadi, analogi, atau humor untuk membawa audiens masuk ke dunia anda. Contoh: Alih-alih berkata “Kita harus punya target tahunan,” coba katakan, “Bayangkan kita ini seperti tim sepak bola. Kalau nggak ada gawangnya, mau tendang ke mana bola kita?”

3. Emosi yang Terkendali

Bicara bukan hanya dari kepala, tapi dari hati. Jangan takut menunjukkan empati, antusiasme, atau bahkan kesedihan. Tapi pastikan anda tetap terkendali, agar tidak kehilangan fokus dan kredibilitas.

Quate favorit saya:
“Speak from the heart and it will reach the heart.” – Anonim

Di era digital seperti sekarang, komunikasi tidak hanya terjadi di atas panggung. Instagram anda, caption di LinkedIn, voice note kepada klien, semuanya adalah bentuk komunikasi yang bisa membangun (atau menghancurkan) citra anda.

Jadi jangan asal posting. Pikirkan:

  • Apakah konten ini punya nilai?
  • Apakah bahasa saya sesuai audiens?
  • Apakah saya membangun koneksi, bukan sekadar tampil?

Sadar atau tidak, komunikasi yang anda bangun hari ini akan menjadi jejak warisan. Kata-kata anda bisa jadi semangat bagi orang yang belum anda temui. Tulisan anda bisa jadi pelita di saat orang lain kehilangan arah.

Jika bisnis adalah kendaraan untuk berdampak, maka komunikasi adalah roda yang menggerakkannya.

Dan ingat, anda tidak harus menjadi orator hebat. Tapi anda harus terus belajar agar setiap kata anda bukan hanya masuk ke telinga, tapi menggerakkan hati dan membangkitkan aksi.

Jika anda merasa dunia tidak memahami anda, mungkin bukan dunia yang keras kepala—mungkin anda hanya perlu upgrade cara anda berkomunikasi.

Kalau anda gagal komunikasi, anda akan kehilangan potensi untuk menginspirasi.

Tapi jika anda menguasai seni menyampaikan… maka anda akan menyalakan obor perubahan. Di bisnis, di hidup, dan di hati banyak orang.

Mari bicara dengan makna. Mari menyampaikan bukan sekadar berbicara—tapi menghidupkan.

Salam Dahzyat.

DVJ

*Pengusaha |motivator

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *