Oleh : H. Abdel Haq, S.Ag, MA*
Alhamdulillah wa syukrulillahi, Kloter pertama Jamaah Haji Indonesia sejak tanggal 15 Zulhijjah 1446 Hijriah, 12 Juni 2025 M telah kembali ke tanah air dengan selamat. Mudah-mudahan mereka memperoleh haji mabrur, aamiiin … Haji mabrur, seperti diungkapkan Rasulullah Muhammad SAW ” … wal-hajjul mabruuru laisa lahuu jazaa-un illal jannatu”
Artinya : dan haji mabrur itu tidak ada balasan yang pantas, kecuali surga “. (HR Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasaa-i, dan Ibnu Majah).
Demikianlah do’a, harapan yang selalu dimohonkan oleh umat Islam kepada jamaah haji setiap tahunnya.
Kedatangan jamaah haji, selalu disambut dengan penuh sukacita oleh keluarga dan lapisan masyarakat. Karena mereka telah sukses melaksanakan rukun Islam yang kelima. Secara kasat mata, mereka telah menyempurnakan kewajiban selaku seorang muslim beriman. Mereka telah berhasil melalui aneka ujian dan cobaan, sehingga mereka sampai merampungkan dan menunaikan ibadah istimewa yang merupakan puncak kerinduan seorang muslim yang beriman.
Alhamdulillah wa syukrulillahi Jamaah Haji tahun 1446 H, 2025 M telah kembali di tanah air dan telah sampai di rumah masing-masing dengan selamat.
Sedangkan, mereka yang ditakdirkan oleh Allah Swt wafat di tanah suci, kita do’akan almarhum dan almarhumah senang, nyaman dalam kasih sayang dan ridha Allah Swt di alam sana, aamiin.
Selanjutnya menjadi wasilah dan menjadi jembatan, pengantar bagi anak cucu mereka untuk mengunjungi Baitullah di masa yang akan datang. Begitulah, fenomena, kenyataan yang dirasakan oleh umat Islam sedunia, saat menyambut kedatangan dhuyuufullaah wa dhuyuufurrahmaan, para tamu Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Para Hujjaaj jangan terlena dengan gebyar bonus ibadah haji.
Para hujjaaj, jamaah haji tahun ini telah sukses melaksanakan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Walaupun harus melalui perjuangan berat, penuh tantangan dalam menjalankan rangkaian ibadah. Bayangkanlah betapa beratnya pelaksanaan thawaf tujuh kali mengitari Ka’bah di antara jutaan jamaah, ditambah
lagi dengan kondisi suhu udara yang sangat panas, sampai 45 derjat Celcius. Begitu juga tatkala melaksanakan sa’i, berlari-lari kecil mengelilingi Bukit Shafa dan Bukit Marwa. Belum lagi bagaimana hebat dan dahsyatnya, tatkala menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina. Termasuk dalam melontar jumrah Aqabah, wustha dan Ula.
Kesemuanya itu membutuhkan tenaga, pisik dan mental yang sehat, kuat, semangat yang tinggi untuk melakukan ritual yang sangat istimewa ini. Meskipun dalam menunaikan manasik haji di tanah suci, penuh dengan jihad, perjuangan dan pengurbanan yang luar biasa hebatnya. Namun demikian para hujjaj, jamaah haji juga merasakan aneka ragam pengalaman rohani yang menyenangkan, mendatangkan kebahagiaan yang tak terkira. Mereka larut dalam genggaman dan lindungan Allah Swt.
Kebahagiaan yang dirasakan, bercampur aduk dengan kesyahduan dan penuh haru. Air mata kebahagiaan mengalir tak terasa, hampir setiap melakukan ibadah shalat. Bahkan, tatkala berada di Masjid Nabawi, seolah-olah berhadap-hadapan, bermujawahah dengan Baginda Rasulullah Muhammad SAW ” Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad “.
Begitulah dahsyat dan istimewanya rangkaian ibadah yang dilakukan selama menunaikan ibadah haji, yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan langsung oleh Allah Swt dan Rasulullah Muhammad SAW.
Setidaknya para hujjaaj, jamaah haji telah diberikan aneka gebyar bonus oleh Allah Swt. Adapun gebyar bonus, yang didapatkan oleh para Hujjaaj adalah sebagai berikut :
1. Para Hujjaaj telah menunaikan afdhalul a’maal, seperti dijelaskan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadisnya :
“Afdalul a’maali ‘indallaahi iimaanun laa syakka fiihi, wa jiaadun laa ghuluula fiihi, wa hajjun mabruurun”.
Artinya : ” amal yang paling terbaik adalah iman, yang tidak ada keraguan di dalamnya ( mantap ), jihad di jalan Allah yang tidak ada keculasan di dalamnya dan haji mabrur “. ( HR. Ibn Hibban ).
2. Para hujjaaj dosa-dosanya diampuni oleh Allah Swt. Hal ini pun dinukilkan Rasulullah Muhammad SAW dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasaa-i, Ibnu Majah dan Tirmizi, yaitu :
” man hajjal baita falam yarfuts, wa lam yafsuq raja’a min dzunuubihii kayaumi waladathu ummuhuu (rawaahul Bukhari wa Muslim wan Nasaa-i wa Ibnu Majah wat Tirmizi ) illaa annahuu qaala : ghufira lahuu maa taqaddama mindzanbihi “.
Artinya : ” barang siapa yang berhaji dengan tanpa berkata kotor, berbuat keji dan tidak pula melakukan kefasikan. Maka dia akan kembali bersih dari dosa, seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya. ( HR. Bukhari, Muslim, Nasaa-i, Ibnu Majah dan Tirmizi ). Namun dia menyampaikan dengan ungkapan : ” diampuni segala dosanya yang telah lampau “.
3. Para Hujjaaj mendapatkan balasan yang amat pantas yaitu surga. Hal ini pun merujuk kepada Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang sangat populer :
” Al-‘umratu ilal ‘umrati kaffaaratun limaa bainahumaa, wal hajjul mabruuru laisa lahuu jazaa-un illal jannatu. ( Rawaahul Bukhari wa Muslim wat Tirmizi wan Nasaa-i wa Ibnu Majah ).
Artinya : ” antara satu umrah ke umrah berikutnya akan menghapuskan dosa yang terjadi di antara keduanya, dan haji mabrur itu tidak ada balasan yang pas selain surga. ( HR. Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasaa-i dan Ibnu Majah ).
4. Ibadah haji itu adalah jihad paling istimewa bagi wanita. Hal ini pun dijelaskan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam hadisnya yang tengah berdialog langsung dengan isterinya Bunda Aisyah RA :
” Qaalat ‘Aa-isyatu : Ya Rasuulallaahi taral jihaada afdhalal ‘amali afalaa tujaahidu ? Faqaala : laakinnaa afdhalal jihaadi hajjun mabruurun “. ( HR. Bukhari ).
Artinya : ” Bunda Aisyah berkata : Ya Rasuulallaahi, engkau berpendapat, bahwa jihad itu adalah amal yang paling afdal. Tidak dibolehkan kami ( wanita ) berjihad? Maka beliau bersabda : tetapi jihad yang paling Afdal itu adalah haji mabrur. ( HR. Bukhari)
5. Para Hujjaaj itu menjadi tamu Allah, do’a jamaah haji mustajab dan dosanya diampuni Allah Swt. Pernyataan ini berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW :
” Al-hujaaju wal ‘ummaaru wafdullaahi, in da’auhu ajaabahum wa inistaghfaruuhu ghafaralahum “. (Rawaahun Nasaa-i, wa Ibnu Majah wa Ibnu Khuzaimah wa Ibnu Hibban ).
Artinya : ” jemaah haji dan umrah itu adalah tamu Allah, kalau mereka berdo’a akan dikabulkan dan kalau mereka mohon ampun akan diampuni “. ( HR. Nasaa-i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban ).
6. Dana yang dikeluarkan untuk haji dinilai infaq di jalan Allah dan dilipatgandakan oleh Allah Swt sampai 700 kali lipat.
Kenyataan ini pun ditegaskan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadisnya :
” Annafaqatu fil hajji kannafaqati fii sabiilillaahi, addirhamu bisab’ati miati dhi’fin “. (Rawaahu Ahmadu wath Thabaraniyyu wal Baihaqiyyu).
Artinya : ” biaya haji itu sama dengan infaq untuk jihad di jalan Allah, satu dirham dibalas dengan 700 (tujuh ratus) kali lipat. (HR. Ahmad, Tabrani dan Baihaqi).
7. Mendapatkan dan menyaksikan berbagai manfaat dari menunaikan ibadah haji. Pernyataan ini, termaktub dalam Al-Quran, surah Al-Hajj ayat 28 :
” liyasyhaduu manaafi’a lahum wa yadzkurusmallaahi fii ayyaamim ma’luumaatin ‘alaa maa razaqahum min bahiimatil an’aami, fakuluu minhaa wa ath’imuu baa-isal faqiiru “.
Artinya : ” supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak, maka makanlah sebagian dari padanya dan ( sebagian lagi ) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir “. ( Q.S 22 ayat 28 ).
Berdasarkan firman Allah Swt di atas, sungguh banyak manfaat yang bisa disaksikan dan dirasakan langsung oleh para jamaah haji, di antaranya adalah :
1. Pelaksanaan haji menghapus diskriminasi, ras, kulit putih, hitam dan berwarna larut, menyatu dalam pakaian ihram yang serba putih dan tidak berjahit bagi kaum lelaki. Tidak ada kelebihan dan keutamaan manusia tatkala memakai pakaian ihram. Apakah dia seorang Raja, Presiden, Ulama, Pejabat, Pengusaha dan rakyat jelata, semuanya tidak ada bedanya. Semuanya memakai pakaian serba putih, yang membedakan manusia di sisi Allah Swt adalah di segi ketaqwaannya kepada Allah Swt. Q.S 49 ayat 13.
2. Ibadah haji merupakan lambang persatuan umat Islam sedunia.
Berkumpulnya umat Islam dari berbagai pelosok dunia bagaikan muktamar umat Islam ini, menambah keyakinan umat Islam tentang kebenaran agama Islam itu sendiri. Semuanya larut dalam lantunan talbiyah : ” labbaikallaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wan nikmata laka walmulk laa syariika laka “.
Artinya : ” Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, Aku penuhi panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu, Aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya pujian, kenikmatan dan kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu “.
3. Ibadah haji sebagai ta’zhim syi’ar Islam.
Pelaksanaan ibadah haji merupakan wadah dan media yang luar biasa bagi umat Islam sedunia, dalam rangka satu tujuan, satu niat dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan bagi umat Islam dari berbagai pelosok, berkumpul di Makkatul Mukarramah menuju titik sasaran yaitu Ka’bah Musyarrafah. Berkumpulnya umat Islam dunia bergerak mengelilingi Ka’bah yang penuh khusyu’, mereka larut dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Inilah salah satu bentuk dari bagian besar syi’ar agama Islam di pentas dunia. Seperti diisyaratkan oleh Allah Swt dalam Al-Quran surah Al-Hajj ayat 32 :
” wa mayyu’azhzhim sya’aa-rallaahi fainnahaa min taqwal quluubi “. Artinya : demikianlah (perintah Allah) dan barang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati “. Q.S 22 ayat 32.
Upaya Melestarikan Haji Mabrur sebuah keniscayaan.
Betapa senang, bahagia dan enjoynya para hujjaaj, jamaah haji tatkala do’a mereka dikabulkan, dosa diampuni, amal terbaik telah dilakukan, menjadi tamu Allah selama di tanah suci, surga telah disediakan, dana yang dikeluarkan diganti dengan kelipatan 700 kali lipat. Bahkan
dapat menyaksikan berbagai manfaat, selama menunaikan ibadah haji. Diantaranya menghilangkan diskriminasi, dan perbedaan, menghadiri muktamar umat Islam sedunia serta ikut menjadi bagian dari syi’ar akbar umat Islam yang luar biasa setiap tahunnya.
Agar jamaah haji jangan terlena, lalai, merasa puas dengan puas dengan gebyar bonus yang telah disediakan oleh Allah Swt. Seperti yang telah diungkapkan di atas, termasuk dengan berbagai manfaat yang disaksikan dan diperoleh oleh jamaah haji melalui pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Ada beberapa kiat dan trik yang harus dilakukan, dilanjutkan oleh para hujjaj, para jamaah haji dalam kesehariannya, agar mampu melestarikan kemabruran haji yang diperoleh sepanjang hayat, sebagai berikut :
1. Tetap proaktif, berpartisipasi aktif, berkontribusi positif untuk kemajuan umat Islam.
2. Aktif di bidang dakwah amar makruf nahi munkar di tengah masyarakat, sesuai dengan kompetensi masing-masing.
3. Selalu mencintai shalat berjamaah setiap waktu.
4. Menunaikan zakat, infaq dan shadaqah untuk kemaslahatan umat Islam.
5. Selalu patuh, setia dalam menjalankan perintah Allah Swt dan Rasulullah Muhammad SAW.
6. Ikut berpartisipasi aktif pada IPHI sebagai organisasi pasca menunaikan ibadah haji.
7. Tetap melakukan ibadah wajib dan sunah, membaca Al-Quran, mentadabbur Al-Quran serta mengamalkan isi kandungan Al-Quran dan selalu berzikir kepada Allah Swt setiap saat.
Begitulah, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh para hujjaaj, jamaah pasca haji. Dengan harapan amal kebaikan yang telah membawa keberuntungan dunia akhirat. Sehingga telah berhasil menunaikan rukun Islam yang kelima, dengan maksimal. Semoga jamaah haji mampu mempertahankan kesucian, ketaqwaan dan melestarikan haji mabrur sepanjang hayat, aamiiin … wallaahu a’lam bishshawaab, wassalam
*Penulis Aktivis Dakwah, Jurnalis dan terakhir Kakankemenag Dharmasraya