Oleh : Pax Alle*
Pembangunan di segala sektor harus bergerak. Tak hanya pembangunan fisik, tapi juga SDM dan mental. Jika kita tarik kata pembangunan SDM dan mental ke ranah olah raga, mungkin menarik.
Dunia olah raga membutuhkan tiga poin tersebut. Pembangunan atas sarana dan prasarana olah raga. Pembangunan atas SDM yang terikat dalam pengelolaan dunia olah raga. Jika yang mengelola olah raga adalah SDM benar dan tepat, hasilnya paling kurang mendekati.
Mental ! Mentalitas dari SDM pengelola dunia olah raga maupun mental atlit harus baik, bagus dan benar.
Bicara dunia olah raga, tentu tak lepas dari KONI selaku lembaga otoritas olah raga. Lembaga ini sangat berwenang penuh mengelola olah raga secara totalitas.
Dalam pelaksaanannya, KONI dapat dukungan dari pemerintah, DPR hingga pihak swasta dari pusat hingga daerah. Mereka juga tak lepas dari cabor, atlit, sarana, prasarana, prestasi, reputasi dan kesejahteraan.
Di daerah, KONI bergandengan harus bergandengan baik dengan Dispora sebagai mitra dan wakil pemerintah.
Dalam mengelola dunia olah raga terdapat sejumlah pihak yang diakomodir dalam sebuah struktur untuk organizing semua sektor terkait ; fasilitas legal, fasilitas sarana prasarana, publisitas dan atau public communication, arrangging infomasi yang informatif dan edukasif sesuai fakta, manajemen finansial, organizing sejumlah kompetisi, atlit dan hal terkait lainnya.
Namun egolitas, tarik menarik kepentingan, penyalahgunaan kekuasaan, komitmen dan keseriusan sering jadi masalah yang berubah menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pengurus yang ingin lembaga itu berjalan semestinya.
KONI di Sumatera Barat, keberadaan atau eksistensi lembaga ini tak bisa disembunyikan dari publik. Tak munafik jika digambarkan KONI di daerah ibarat atlit loncat indah yang tak bisa berenang. Kenapa (diibaratkan) begitu?
Menjelang di sebut sangat luar biasa, pikiran kita melayang pada yang terlihat di mana KONI di daerah berlomba melahirkan atlit-atlit berprestasi dan tak tercium riak masalah yang menonjol.
Jadi gerakan mereka indah saat dilihat, terlihat kinerja yang optimal bagus. Realita di daerah kita, usai memperlihatkan diri, nyemplung, diam seperti batu trus kabar duka yang tersebar berseliwiran
Kabar duka berisi kasus-kasus yang tumpang tindih dengan finishing yang haram diimpikan. Apakah akan berlanjut seperti itu atau akan lebih parah yang akan terjadi?
Raker dan Musprov KONI Sumbar 2025 lah yang akan bisa menghadirkan jawabannya. Hingga saat ini, diprediksi ada lima Caketum yang bakal unjuk gigi dan menebar klaim sebagai jualan ‘galas’ (rencana, program, visi misi dan sebagainya) sebagai unjuk kebolehan dan kekuatan.
Bagaimana publik menangggapi?
Tentu saja beragam, tidak satu reaksi dan tanggapan yang muncul ; ada pro, anti, netral dan tidak mau tahu. Namun harapan indah yang sama-sama ingin muncul terlihat adalah kolaborasi indah, bukan horornya pertarungan sengit
Mimpi indah yang diinginkan publik, di mana Musprov KONI Sumbar tahun ini melahirkan para sosok yang berkomitmen menebus dosa masa lalu, menutup lembaran kelam dan hadirkan semangat serta kekuatan untuk kemajuan KONI beserta dunia olah raga Sumbar.
Bagaimana dengan Cabor dan atlit?
Cabor tentu akan berdiri pada pihak yang tidak saja tawaran jualannya masuk akal, namun jejak rekamnya tercatat bagus tidak bermasalah, memiliki kharismatik kuat seorang pemimpin jiwa satria dan merangkul untuk menyatukan semua demi tujuan yang lebih besar.
Lantas, atlit sendiri pasti memiliki harapan lebih dari itu. Terkait siapa yang akan diusung dan akan memperjuangkan dunia olah raga Sumbar diserahkan pada pengurus cabor yang akan memberikan suara.
Apa kita bisa yakin Musprov KONI Sumbar akan berjalan baik, lancar, tidak gaduh malah sebaliknya?
Kita bisa menatap para pihak akan hal ini ; penyelenggara dan peserta (voter) dan caketum. Para pihak tersebut memiliki andil besar atas suksesi Musprov tersebut.
Jika pada akhirnya penyelenggara Raker dan Musprov kali ini diorganizing oleh kepengurusan di bawah kepemimpinan Roni Pahlawan yang telah menerima SK perpanjangan dari KONI Pusat – meski diprotes Dispora Sumbar karena dianggap tidak sah. Reputasi mantan anak gubernur itu dipertaruhkan di ujung masa kepemimpinannya.
Jika Raker dan Musprov gaduh, bermasalah Roni habislah sudah. Namun jika kedua giat itu lancar, setidaknya marwahnya masih bisa berdiri tegak.
Tak hanya penyelenggara dan terlibat dalam suksesi kedua iven itu. Voter yang akan bergulat di dalam, di mana mereka akan totalitas memenangkan jagoan dan sikap para Caketum yang bisa mengendalikan keadaan dan mengontrol baik voter mereka.
Nah Caketum KONI, telah beredar jauh hari dan beberapa beberapa nama sudah muncul. Ada sekitar 5 nama yang akan berebut amanah atau ada yang memilih hal lain, seperti ;
- Mundur/Menarik diri
- Memilih bergabung/berafliasi dengan calon lain
- Sepakat aklamasi dari awal atas dasar niat baik untuk KONI?
Dikabarkan, “alek” Raker dan Musprov akan dilaksanakan dalam waktu dekat, bisa jadi bulan depan ; Agustus 2025.
Jika kita coba menebak seperti apa wajah Musprov periode ini dan siapa yang akan berpeluang menang, meski tak bisa menebak pasti.
Nama Brigjen Khairul Anwar dan Hamdanus sangat berkibar dan aura kemenangan mereka menebar kuat. Jika caketum lain merapat ke salah satu mereka, siapakah yang akan menjadi lebih kuat.
Sejumlah pemberitaan yang bertebar, kedua pihak memang diakui memiliki kans kuat untuk menang. Dan mengejutkan lagi, keduanya setuju mengusung dan mendukung ide koalisi,”Demi KONI Maju, Semua Bersatu.”
Secara resmi memang pernyataan tersebut belum dilontarkan kedua belah pihak. Namun, pernyataan itu memiliki pengaruh besar atas nasib dan masa depan KONI.
“Kami mendengar langsung pernyataan tersebut dari keduanya. Sejauh ini, komunikasi saya lancar dengan keduanya.”
Tidak itu saja, sebuah bukti juga didapatkan yang memperlihatkan pertemuan mereka. Kedua pihak ternyata banyak kesamaan, mungkin mereka bisa seayun selangkah.
Tapi, apakah itu mudah? Apa caketum lain setuju terjadinya aklamasi?
Jika para caketum setuju berkoalisi melalui wujud aklamasi, ada harapan baik buat KONI?
Lantas, jika mereka sepakat untuk hal itu, apa tidak ada masalah atau pertentangan? Kemungkinan ada, dan berpeluang. Mungkin!
Jadi apa yang sebaiknya harus dilakukan jika semua caketum setuju untuk aklamasi tanpa ada pertentangan yang menimbulkan riak kembali?
Founder SPORTY (Solidaritas Peduli OlahRaga communiTY)*