PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Menyikapi tragedi pembubaran paksa ibadah oleh sekelompok massa yang terjadi di sebuah rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Ketua Umum HMI Cabang Padang, Viedro Bernanda F, akhirnya angkat suara. Ia mengecam keras tindakan yang menurutnya bukan hanya melukai semangat keberagaman, namun juga mengoyak nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pernyataan resminya yang diterima media ini, Selasa (29/7/2025), ia menegaskan bahwa “Indonesia tidak sedang kekurangan aturan, tetapi kekurangan kesadaran. Kekerasan atas nama mayoritas bukanlah kekuatan, melainkan cerminan kedangkalan moral dan sempitnya horizon berpikir tentang hidup bersama.”
Ia menyerukan agar publik, netizen dan khususnya masyarakat Kota Padang, tidak sekadar terpancing emosi lalu mengecam di media sosial. “Peradaban tidak dibangun dari kalimat makian dan kemarahan online. Kita semua perlu mengambil tanggung jawab kolektif untuk membangun iklim toleransi, ini bukan hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga menjaga dan melindunginya.”
Secara historis, Ketua Umum HMI Cabang Padang bahkan mengingatkan kita pada kebesaran jiwa seorang Salahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib. “Ketika Yerusalem direbut kembali oleh umat Islam, tak ada gereja yang dibakar, tak ada umat yang dipaksa memeluk Islam. Justru umat non-Muslim dilindungi dan dijamin hak-haknya. Itulah cerminan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, bukan Islam yang dimanfaatkan untuk menjustifikasi penguasaan ruang dan menekan keyakinan orang lain,” ucapnya dengan nada kritis.
Ia menegaskan bahwa rumah do’a, apapun keyakinan di dalamnya adalah simbol spiritualitas yang harus dihormati, bukan dibenci. “Tindakan pembubaran paksa bukan hanya cacat hukum, tetapi juga cacat adab. Kita tidak sedang hidup di tengah perang ideologi, melainkan dalam masyarakat Pancasila. Maka, mengedukasi pentingnya nilai-nilai dasar Pancasila dalam relasi kewarganegaraan adalah hal yang mutlak, bukan sekadar formalitas.” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Ketua Umum HMI Cabang Padang menyerukan kepada seluruh elemen bangsa, khususnya di Kota Padang, agar tidak menjadikan hegemoni mayoritas sebagai dalih pembenaran moral.
“Keberagaman adalah berkah, bukan ancaman. Kita tidak butuh lebih banyak umat yang galak, tapi lebih banyak warga yang berakal. Mari kita rawat Indonesia dengan akhlak, bukan amarah.” (ril)