Padang  

Gerakan Kolaboratif “Kembali ke Bangku Sekolah” Diinisiasi Karang Taruna, MTs dan LPM Indarung

Karang Taruna Lubuk Kilangan, MTs Lubuk Kilangan dan LPM Kelurahan Indarung bersinergi bantu anak putus sekolah kembali bersekolah. (foto; ist)

LUBUK KILANGAN, FOKUSSUMBAR.COM – Sebuah gerakan kolaboratif antara Karang Taruna Kecamatan Lubuk Kilangan, MTs Lubuk Kilangan, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Indarung berhasil memberikan harapan baru bagi anak-anak putus sekolah di wilayah tersebut.

Program yang diberi nama “Kembali ke Bangku Sekolah” ini merupakan inisiatif bersama untuk menangani permasalahan pendidikan yang masih menjadi tantangan di daerah Kota Padang.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Lubuk Kilangan, Zalvinus. S.H, menjelaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan melihat sejumlah anak usia sekolah yang terpaksa tidak melanjutkan pendidikan karena berbagai kendala.

“Kami melihat masih ada anak-anak di sekitar nagari Lubuk Kilangan dan Indarung yang putus sekolah karena faktor ekonomi dan kurangnya motivasi. Ini mendorong kami untuk bergerak bersama,” ujar Zalvinus.

Program ini dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap anak-anak putus sekolah dan menjalin komunikasi dengan warga Lubuk Kilangan yang ekonominya lemah di wilayah Kelurahan Indarung dan sekitarnya. Pengurus Karang Taruna Kecamatan Lubuk Kilangan melakukan pendataan untuk mengetahui kondisi riil di lapangan.

Kepala MTs Lubuk Kilangan, Ridho Syareif S.Pd, menyatakan bahwa pihak sekolah memberikan dukungan penuh kepada anak yang putus sekolah. “Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi anak-anak yang ingin kembali bersekolah. Fasilitas dan tenaga pengajar siap membantu mereka mengejar ketertinggalan materi,” jelasnya.

LPM Kelurahan Indarung turut memberikan kontribusi melalui program pemberdayaan keluarga. Ketua LPM, Endi Mustafa, mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan tidak hanya fokus pada anak, tetapi juga melibatkan keluarga.

“Kami akan berupaya untuk menyelesaikan persoalan anak yang putus sekolah. Tujuannya agar keluarga bisa terbantu ekonominya di kemudian hari sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi,” ungkap Endi.

Keberhasilan kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diaplikasikan secara berkelanjutan, sehingga semakin sedikit anak Indonesia yang kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan. (riko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *