Oleh : Yohanes Wempi*)
Masyarakat Padang Sarai mengucapkan terima kasih kepada Uda Wagub, Vasko Ruseimy, dimana saat kasus Padang Sarai viral di jagat medsos, Vasko telah memberikan Sitawa Sidingin, akhirnya semua tenang, itu ungkapan teman Penulis yang jadi warga Padang Sarai.
Dalam ungkapan Wagub, Uda Vasko yang dipublis adalah Wagub memastikan telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian untuk memastikan proses hukum berjalan secara adil dan transparan.
Menurutnya, Sumatera Barat adalah daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan toleransi antar umat beragama. Tindakan kekerasan atau bentuk intoleransi apa pun tidak mencerminkan prinsip hidup masyarakat Minangkabau yang dikenal dengan falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.”
“Sumatera Barat adalah rumah bagi seluruh anak bangsa. Mari kita rawat rumah ini bersama, dengan semangat cinta kasih, saling menghormati, dan menciptakan rasa aman bagi semua,” tutup Vasko.
Uda Wagub Vasko tegas menyikapi dan menanggapi peristiwa pengrusakan rumah doa di kota Padang Sumatera Barat yang baru-baru ini menjadi sorotan publik, Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy akrab disapa Uda Vasko menyampaikan keprihatinannya sekaligus menegaskan sikap tegas pemerintah daerah dalam unggahan di akun sosial media pribadinya.
“Ada asap, pasti ada api. Kejadian ini tentu memiliki penyebab, dan saat ini sedang kami dalami secara menyeluruh. Namun, bagaimanapun juga, saya tidak membenarkan adanya kekerasan dan intimidasi dalam bentuk apa pun,” ujar Vasko di Padang, Senin, 28/7/2025.
Penulis memberikan Sitawa Sidingin istilah urang Piaman. “Sitawa sidingin” dalam bahasa Kita berarti “obat penyejuk” atau “penawar duka”. Secara harfiah, “sitawa” merujuk pada tanaman yang dipercaya memiliki khasiat mendinginkan.
Sementara “sidingin” berarti dingin atau menyejukkan. Dalam konteks budaya Minangkabau, “sitawa sidingin” sering digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan upaya menenangkan hati yang sedang sedih atau terluka.
Saat ini mari Kita ambil hikmah dalam kejadian tersebut, penulis menyarankan agar pelaku ditindak tegas, terkhusus provokator atau pihak yang membuat tempat ibadah ilegal di daerah tersebut.
Penulis yakin bawa urang Minangkabau sangat toleran dalam menjunjung tinggi nilai-nilai beragama, namun setiap yang dihadirkan atau yang dibuat tetap dimasyarakatkan agar semua aman dan damai. []
Penulis adalah mantan Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman*)