Oleh : Mr. Dedi Vitra Johor*)
Pernahkah anda bertemu seseorang yang luar biasa pintar, sukses, bahkan punya semua yang diinginkan banyak orang… tetapi ketika dia tidak ada, rasanya dunia tetap berjalan seperti biasa?
Itu terjadi karena hebat saja tidak cukup. Dunia ini tidak hanya mengingat orang yang berhasil untuk dirinya sendiri, tapi justru lebih menghargai mereka yang membuat hidup orang lain lebih baik.
Kalau hidup anda hanya diukur dari berapa besar pencapaian pribadi, maka pada akhirnya anda akan merasakan kekosongan. Tapi ketika hidup anda diukur dari seberapa banyak orang yang tersentuh dan terbantu oleh keberadaan anda, maka anda akan meninggalkan jejak yang bertahan lama.
Bahkan ketika anda sudah tiada. Seperti yang di katakan oleh Tokoh Besar Indonesia Buya Hamka, “Hidup dan menghidupi”. Hidup itu penting, namun menghidupi jauh lebih bermakna.
Mari kita mulai dengan membedakan dua kata ini. Hebat sama dengan memiliki keahlian, pencapaian, kekayaan, atau posisi yang tinggi. Biasanya membuat orang kagum. Sedangkan berarti artinya memiliki dampak positif pada kehidupan orang lain. Membuat orang merasa hidupnya lebih baik karena anda.
Contoh sederhana: Seorang atlet yang memenangkan banyak medali itu hebat. Sedangkan atlet yang menggunakan popularitasnya untuk membangun sekolah olahraga gratis untuk anak-anak kurang mampu, itu berarti. Jadi, hebat itu tentang anda, sedangkan berarti itu tentang orang lain.
Saya paham, keinginan untuk hebat itu alami. Kita semua ingin diakui, ingin dihormati, dan ingin membuktikan kemampuan kita. Masalahnya, kalau terlalu fokus pada diri sendiri, kita bisa kehilangan dua hal.
Pertama rasa empati, kita jadi lebih sibuk memikirkan bagaimana terlihat hebat dibanding bagaimana membantu orang lain.
Kedua kehilangan Jaringan dukungan, Hebat sendirian membuat kita kesepian di puncak, karena kita tidak membangun hubungan yang tulus.
Bahkan dalam bisnis, banyak pengusaha yang jatuh bukan karena mereka tidak pintar, tapi karena mereka tidak mau berbagi panggung. Mereka pikir kalau membagikan ilmu, peluang, atau relasi, maka mereka akan kehilangan sesuatu. Padahal justru sebaliknya, dengan memberi, anda semakin kaya — bukan hanya materi, tapi juga dukungan dan kesempatan.
“Hidup yang terbaik adalah hidup yang memberi manfaat bagi banyak orang.” — Hadist Nabi Muhammad SAW
Sukses pribadi bisa memberi kebanggaan, tapi sukses yang berdampak pada orang lain memberi kepuasan batin. Inilah yang saya sebut legacy , warisan yang tidak bisa dicuri orang lain.
Bayangkan dua skenario: Anda punya 10 miliar rupiah, tapi hanya dipakai untuk diri sendiri. Anda punya 5 miliar rupiah, tapi dari jumlah itu anda membiayai sekolah 50 anak dari keluarga kurang mampu.
Pertanyaannya: manakah yang lebih membekas di hati? Jawabannya mungkin berbeda untuk setiap orang, tapi hampir semua orang yang pernah merasakan memberi akan setuju bahwa kebahagiaan sejati datang ketika kita membuat perbedaan untuk orang lain.
Kalau anda ingin mengubah hidup dari sekadar hebat menjadi berarti, ada empat prinsip yang bisa dipegang:
a. Jangan Takut Berbagi Ilmu
Ilmu yang dibagikan tidak akan mengurangi kemampuan anda, justru akan membuatnya berkembang. Mentor-mentor besar tahu ini.
b. Bangun Hubungan, Bukan Hanya Reputasi
Reputasi membuat orang mengenal anda, hubungan membuat orang mendukung anda.
Berarti berarti membangun koneksi yang tulus.
c. Lihat Kebutuhan Orang Lain
Orang yang berarti punya radar untuk mendeteksi kebutuhan orang di sekitarnya, lalu mencari cara untuk membantu.
d. Tinggalkan Jejak, Bukan Luka
Ada orang yang hebat tapi meninggalkan trauma bagi orang lain. Jangan jadi salah satunya. Pastikan setiap interaksi anda memberi energi positif.
Mari lihat tokoh inspiratif saya ini : B.J. Habibie: Hebat. Ratusan produk paten yang di pakai diseluruh dunia sebagai insinyur pesawat, tapi lebih berarti karena membuka jalan bagi generasi penerus untuk belajar dan berkembang. Ia menunjukkan bahwa pencapaian pribadi menjadi lebih indah ketika manfaatnya dirasakan banyak orang.
Tidak perlu menunggu kaya, terkenal, atau berpengaruh besar untuk mulai berarti. Anda bisa mulai dari hal kecil:
- Mendengarkan dengan Tulus — Terkadang, orang hanya butuh didengarkan.
- Berbagi Waktu dan Tenaga — Menjadi relawan atau membantu tanpa pamrih.
- Memberi Ilmu — Mengajar, melatih, atau membimbing orang lain.
- Mendukung Impian Orang Lain — Sekadar berkata “Saya percaya kamu bisa” bisa mengubah hidup seseorang.
- Menjadi Teladan — Konsistensi anda akan menginspirasi banyak orang.
Tapi saya jujur kepada anda, menjadi hebat dan berarti itu tidak slalu mudah. Namun bukan tidak mungkin. Anda harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, mungkin tidak selalu dihargai. Ada kalanya niat baik disalahpahami. Selanjutnya Membantu orang butuh waktu dan tenaga. Terkadang ini menguras energi. Perlu anda pahami Tidak ada pengakuan instan. Hasilnya mungkin baru terlihat bertahun-tahun kemudian.
Namun, di balik semua tantangan ini, hasilnya selalu sepadan. Satu senyum dari orang yang terbantu, satu ucapan terima kasih, bahkan satu doa baik yang diucapkan tanpa anda tahu, bisa menjadi sumber kekuatan luar biasa.
Jangan salah salah paham, menjadi hebat itu sangat penting. Dunia butuh orang yang hebat ahli, kompeten, dan luar biasa dalam bidangnya, tanpa mereka inovasi tidak ada. Temuan baru tidak muncul kepermungkuaan. Tapi bayangkan jika setiap orang hebat juga memilih untuk menjadi berarti.
• Pengusaha yang tidak hanya mencari untung, tapi juga membangun komunitas.
• Pemimpin yang tidak hanya memimpin, tapi juga mengangkat timnya.
• Profesional yang tidak hanya fokus pada karier, tapi juga membimbing juniornya.
Ketika hebat dan berarti bersatu, pengaruhnya tidak hanya mengubah individu, tapi juga masyarakat, bahkan dunia.
Pada akhirnya, dunia tidak akan mengingat berapa banyak penghargaan yang anda menangkan, seberapa besar rumah anda, atau seberapa mahal mobil anda. Yang akan diingat adalah berapa banyak hati yang tersentuh oleh kebaikan anda.
Dahzyat
DVJ
Pengusaha / Motivator*)