Bank Sampah Menggeliat, Tabungan Emas Pegadaian Menguntungkan Nasabah

Direktur Bank Sampah Pancadaya (BSPD) 11 Taratak Paneh, Yanti tengah memperlihatkan buku Tabungan Emas Pegadaian seusai sampahnya ditimbang oleh bu Anik, petugas BSI Pancadaya Kuranji. (foto; dinda)

Oleh : Eko Muhardi*)

Suatu sore di Taratak Paneh, kecamatan Kuranji, Kota Padang, suara tawa anak-anak bercampur dengan derik timbangan sampah. Plastik bekas, botol air mineral, hingga kertas koran menumpuk rapi. Bukan lagi sekadar sampah, benda-benda itu kini menjadi “emas” bagi warga yang mulai sadar arti kebersihan dan manfaat ekonomi dari memilah sampah.

Bank Sampah Pancadaya (BSPD) 11 Taratak Paneh lahir dari kegelisahan seorang tokoh masyarakat, Eko Muhardi, yang resah melihat rendahnya kesadaran warga dalam mengelola sampah.

“Dulu kalau hujan, air meluap, sampah terbawa arus, dan rumah warga ikut tergenang,” kenangnya.

Dari keresahan itu, lahir inisiatif bersama beberapa pemuda untuk mengedukasi warga agar tidak lagi membuang sampah sembarangan. Butuh waktu dan kesabaran, namun perlahan budaya malu membuang sampah ke sungai tumbuh di tengah masyarakat.

Titik baliknya hadir ketika ide mendirikan bank sampah diwujudkan pada 1 Juli 2021 melalui SK Lurah Korong Gadang. Saat itu baru 21 orang warga yang berani mendaftar menjadi nasabah.

Kini, empat tahun berjalan, jumlahnya melonjak menjadi 72 nasabah aktif. Setiap dua minggu sekali, pengurus menimbang sampah nasabah. Hasil penimbangan tidak dibayarkan dalam bentuk uang tunai, melainkan langsung ditabungkan ke dalam Tabungan Emas Pegadaian.

Langkah ini bukan hanya inovatif, tapi juga memberikan rasa aman bagi nasabah.

“Melalui Tabungan Emas Pegadaian, Pegadaian mengEMASkan Indonesia, hashtag #mengEMASkanindonesia, masyarakat lebih percaya, karena sistemnya digital dan bisa dipantau kapan saja,” ujar Yanti, Direktur BSPD 11 sambil tersenyum.

Tidak hanya di BSPD 11, program ini juga mendapat dukungan penuh dari Bank Sampah Induk (BSI) Pancadaya Kuranji.

Menurut laporan terbaru per Juli 2025, sudah ada 72 unit bank sampah dengan hampir 6.000 nasabah yang menabungkan hasil sampahnya ke Tabungan Emas Pegadaian. Angka itu terakumulasi sejak 2019, ketika BSI Pancadaya pertama kali menginstruksikan semua unit agar memanfaatkan layanan ini.

Bagi nasabah, keuntungan menabung di Tabungan Emas Pegadaian tidak hanya soal nilai investasi. Pegadaian juga menyediakan beragam produk, mulai dari deposito emas, pinjaman modal kerja berbasis emas, hingga jasa titipan emas korporasi. Semuanya memberi rasa nyaman, sekaligus menambah semangat warga untuk memilah dan menabung sampahnya.

Kini, setiap botol plastik dan kertas bekas yang terkumpul di BSPD 11 bukan lagi dianggap barang sisa tak berguna. Ia berubah menjadi tabungan masa depan. Kolaborasi bank sampah dengan Pegadaian tak hanya mengangkat ekonomi masyarakat, tetapi juga menghadirkan budaya baru: menjaga lingkungan sekaligus berinvestasi.

Seperti kata pepatah lama: sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sampah yang dipilah dengan penuh kesadaran, ternyata benar-benar bisa menjadi emas.

Penulis adalah Wartawan www.fokussumbar.com sekaligus Pembina BSPD 11 Taratak Paneh*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *