Herman Rahman, Perantau Sydney yang Pulang Kampung Demi Petani Pinang

Perantau Minang yanglama bermukim di Sydney, Herman Rahman (no 4 dari ki) berswafoto bersama Dani Afrioza (investor), Bowo (pengusaha muda asal Jepara), Al (pengusaha pupuk asal Payakumbuh), pak Faisal (tokoh masyarakat Payakumbuh), dan Riko sumbariau (Direktur RDF MARKET INDONESIA). (foto; ist)

PADANG PARIAMAN, FOKUSSUMBAR.COM – Ada kisah menarik di balik geliat pengembangan perkebunan pinang di Sumatera Barat. Herman Rahman, seorang perantau Minang yang telah merantau ke Sydney sejak tahun 1974, kembali membawa harapan baru bagi petani pinang di tanah kelahirannya.

Selama puluhan tahun tinggal di Australia, Herman tak pernah melupakan kampung halaman. Bahkan, ia sempat dipercaya sebagai Ketua Minang Saiyo di Sydney periode 1990–1996.

Kini, dengan semangat membangun nagari, Herman menggandeng RDF Market Indonesia yang dipimpin Riko Sumbariau untuk mengembangkan bisnis pinang di Padang Pariaman.

Kerja sama yang dijalin tidak hanya soal jual beli pinang, tetapi juga mencakup investasi berupa gudang, lahan, peralatan, hingga dana segar. Meski jumlahnya tidak disebutkan, skema ini diharapkan mampu menjadi bisnis jangka panjang yang berdampak nyata pada kesejahteraan petani pinang.

“Saya sangat antusias. Kerja sama ini akan membawa kebaikan bagi masyarakat, terutama petani pinang. Mereka harus merasakan manfaat langsung dari potensi besar yang dimiliki daerah ini,” ungkap Herman dengan penuh semangat.

Gayung pun bersambut, pihak RDF Market Indonesia menyatakan kesiapan untuk bahu membahu menjalankan program tersebut.

“Kami optimis ini akan memberi dampak positif, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan perekonomian masyarakat Padang Pariaman,” ujar Riko Sumbariau pada fokussumbar.com, Senin (1/9/2025).

Menurut survei lapangan yang dilakukan tim RDF, prospek pinang di daerah ini sangat menjanjikan. Tak hanya dari sisi komoditas, tetapi juga sebagai peluang investasi yang bisa mengangkat taraf hidup petani.

Hadirnya sosok Herman Rahman menjadi bukti bahwa kepedulian perantau terhadap kampung halaman tetap menyala, meski jarak dan waktu memisahkan. Dari Sydney, ia kembali menanam asa di tanah Minang, menjadikan pinang sebagai jalan menuju kesejahteraan bersama. (em)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *