Sembilan Koto Menyulam Asa, Bupati Annisa Jemput Kebutuhan Riil Masyarakat

Bupati Annisa Suci Ramadhani berdialog di sebuah warung sederhana ditemani secangkir kopi hangat dan suara riuh warga. Suasana begitu humanis dan aspirasi masyarakat pun diverifikasi langsung oleh Bupati untuk menjadi bagian dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026. (foto; ist)

SEMBILAN KOTO, FOKUSSUMBAR.COM – Sembilan Koto, ba’da Jum’at (12/9/2025), tampak lebih ramai dari biasanya. Puluhan warga di tiga nagari, Silago, IV Koto Nan Dibawuah, dan Lubuk Karak mendapat tamu istimewa dari pusat kabupaten. Para tokoh masyarakat, pemuda, petani, dan perangkat nagari hadir dengan wajah penuh kegembiraan.

Warga tak sekadar ingin menyambut pemimpin daerah, tetapi juga ingin menyampaikan langsung kebutuhan mereka kepada bupatinya, Annisa Suci Ramadhani.

Kedatangan bupati Annisa menjadi momentum penting bagi masyarakat Sembilan Koto. Bentuknya bukan hanya agenda formal, tetapi kesempatan untuk didengar secara langsung oleh kepala daerah.

Hari ini, Ia hadir bukan sekadar untuk membuka acara, melainkan untuk mendengar langsung dan memverifikasi sendiri kebutuhan riil masyarakat.

โ€œKadang yang sampai ke meja bupati tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan rakyat. Karena itu, saya merasa perlu datang langsung ke nagari,โ€ ujarnya.

๐€๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐๐š๐ซ๐ข ๐๐š๐ ๐š๐ซ๐ข

Di Nagari Silago, Annisa menghadiri langsung Musrenbang Nagari. Dalam forum resmi itu, masyarakat menyampaikan usulan pembangunan jalan lingkar nagari, perbaikan jalan poros, hingga jalan usaha tani yang sangat dibutuhkan petani setempat.

Berbeda dengan Silago, di Nagari Lubuk Karak pertemuan berlangsung lebih cair. Annisa memilih berdialog dalam satu hamparan bersama masyarakat, mendengar langsung keinginan warga untuk membangun irigasi sawah, jembatan Batang Momong yang vital bagi akses ke tiga jorong di seberang sungai — karena selama ini jalannya harus memutar jauh ke Ampang Kuranji — serta pemanfaatan hutan sosial untuk kebun kopi.

Sementara itu, di Nagari IV Koto Nan Dibawuah, suasana terasa lebih akrab. Annisa berdialog di sebuah warung sederhana, ditemani secangkir kopi hangat dan suara riuh warga.

Dari perbincangan di warung itu, mengalir aspirasi mengenai perbaikan jalur air bersih, pembangunan dua jembatan gantung menuju perkebunan, perbaikan jalan kebun, serta kebutuhan akses internet di tower kantor wali.

Semua aspirasi yang muncul dari nagari dicatat dan diverifikasi langsung oleh Bupati untuk menjadi bagian dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026.

Sembilan Koto punya sejarah panjang dalam perjalanan Dharmasraya. Dua dekade lalu, ketika Dharmasraya baru saja mekar, wilayah ini mulai merasakan denyut pembangunan berkat kepemimpinan Bupati definitif pertama, Marlon Martua (2005โ€“2010), orang tua kandung Annisa. Di masa itulah aspal pertama kali sampai ke Sembilan Koto, disusul listrik yang menerangi.

Jejak itu masih diingat jelas oleh masyarakat, karena menjadi fondasi penting bagi kemajuan nagari.

โ€œKalau dulu kami bisa menikmati listrik dan jalan aspal untuk pertama kalinya, tentu sekarang kami berharap kesinambungan pembangunan tetap berlanjut,โ€ ungkap seorang tokoh masyarakat setempat.

Kunjungan Bupati kali ini mengandung pesan tegas bahwa pembangunan tidak boleh terhenti, dan Sembilan Koto tidak akan diabaikan.

Meski dengan keterbatasan anggaran, semua yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat akan diupayakan untuk masuk ke prioritas pembangunan daerah.

โ€œTidak sedikitpun ada niat untuk mengabaikan Sembilan Koto. Semua masukan yang saya dengar hari ini akan kita bawa dalam perencanaan tahun 2026. Kita ingin memastikan pembangunan betul-betul menyentuh yang dibutuhkan rakyat,โ€ ujar Bupati.

๐–๐š๐ฅ๐ข ๐๐š๐ ๐š๐ซ๐ข ๐๐š๐ง ๐Œ๐š๐ฌ๐ฒ๐š๐ซ๐š๐ค๐š๐ญ ๐’๐ž๐ฉ๐š๐ค๐š๐ญ ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ

Empat wali nagari yang sempat bertatap muka dengan Annisa kali ini, Muhammad Ramli (Wali Nagari Silago), Mukhlis Dt. Sampono (Wali Nagari IV Koto Nan Dibawuah), dan Apridoni Nasar (Wali Nagari Lubuk Karak) dan H. Irmandes Malin Cayo (Nagari Banai)

Pemimpin masyarakat itu menyampaikan terima kasih atas kesediaan Bupati hadir langsung di nagari. โ€œKami siap seayun selangkah dengan Bupati dalam membangun Dharmasraya. Tidak ada ruang bagi kami untuk diadu domba oleh kepentingan siapapun. Sembilan Koto ingin maju bersama dalam kebersamaan,โ€ tegas mereka.

๐€๐ฌ๐š ๐๐š๐ซ๐ฎ ๐’๐ž๐ฆ๐›๐ข๐ฅ๐š๐ง ๐Š๐จ๐ญ๐จ

Bagi masyarakat, kehadiran bupati ke nagari bukan sekadar simbol, tetapi tanda bahwa suara mereka tidak diabaikan. Dari forum resmi, dari hamparan sederhana, hingga dari warung kopi, mengalir harapan baru kesinambungan pembangunan yang berpihak pada rakyat, sejalan dengan fondasi yang telah diletakkan sejak masa awal berdirinya kabupaten.

Kini, Sembilan Koto menatap masa depan dengan keyakinan. Pembangunan tidak lagi hanya cerita masa lalu, melainkan kenyataan yang akan terus ditenun melalui kerja sama pemerintah daerah dan masyarakat. (*/mas_ek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *