Diskusi Kepenulisan Pascasarjana FISIP Unand Hadirkan Dosen UNP Sebagai Narasumber

Panitia memberikan cenderamata kepada Dr. Mohammad Isa Gautama S.Pd., M.Si. yang menjadi narasumber diskusi. (Foto: Istimewa)

PADANG, FOKUSSUMBAR.COM-Dosen sekaligus kolumnis Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Mohammad Isa Gautama S.Pd., M.Si. tampil sebagai narasumber diskusi kepenulisan dan proses kreatif di Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand).

Diskusi berlangsung di Kampus Unand, Kamis (2/10/2025) diikuti mahasiswa sarjana dan pasca sarjana Ilmu Komunikasi.

Dalam pemaparannya, Mohammad Isa Gautama (MIG) membagikan perjalanan awalnya menekuni dunia tulis-menulis sejak usia sekolah hingga memutuskan menjadi reporter lepas sebelum akhirnya berkarier sebagai dosen.

Dia juga menyoroti berbagai tantangan, konsekuensi, peluang dunia jurnalisme masa kini serta kiat-kiat menulis kolom dan menembus media massa.

“Banyak insan pers yang lupa bahwa tugas pertama dan utama jurnalis adalah memperjuangkan kebenaran. Itu harga mati. Selain itu, jurnalis harus menyadari bahwa keberpihakannya selalu kepada masyarakat luas,” ujarnya.

Dr. M.A. Dalmenda, S.Sos., M.Si., dosen FISIP Unand sekaligus inisiator dan moderator kegiatan sebelumnya menekankan pentingnya menghadirkan praktisi, sekaligus akademisi dalam forum akademik untuk memperkaya wawasan mahasiswa.

“Kami ingin mahasiswa mendapatkan referensi, informasi, dan pengalaman langsung dari praktisi. Harapannya, kesempatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Dalmenda yang merupakan Pembina Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Detak Alinea FISIP Unand menambahkan, dirinya dan MIG memiliki latar belakang sama dalam dunia jurnalisme.

“Pak MIG ini junior saya di Koran Masuk Sekolah awal 1990-an. Kami sama-sama tumbuh dari dunia praktisi,” kenangnya.

Sesi diskusi berlangsung dinamis dengan lima penanya dari kalangan mahasiswa. Salah satunya, Salsabila, mengangkat isu independensi jurnalis di era kecerdasan buatan (AI).

Ia menyinggung praktik buruk sejumlah pimpinan media daring yang justru memanfaatkan posisi untuk mengintimidasi masyarakat.

Menanggapi hal itu, MIG yang juga tim ahli FokusSumbar.Com ini kembali menegaskan komitmen utama seorang jurnalis.

“Di era apapun, termasuk era AI, tugas jurnalis tetap memperjuangkan kebenaran dan berpihak pada kepentingan masyarakat, bukan individu atau kelompok tertentu,” tegasnya.

Acara berakhir dengan antusiasme peserta yang tinggi. Diskusi ini diharapkan dapat memantik semangat mahasiswa untuk terus menumbuhkan tradisi menulis dan menegakkan etika jurnalisme di tengah dinamika media modern. (mig)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *