Oleh : Muhammad Rafif Dwikhan*)
Setiap tanggal 10 November, rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional, hari yang penuh makna untuk mengenang semangat, pengorbanan, dan keberanian para pejuang yang mempertahankan kemerdekaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai bertanya: apakah makna kepahlawanan masih relevan di zaman modern ini?
Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan juga kesempatan untuk menemukan kembali nilai-nilai perjuangan di tengah kehidupan yang semakin modern dan serba instan.
Pahlawan sejati tidak hanya mereka yang gugur di medan perang, tetapi juga mereka yang terus berjuang menjaga nilai, kebenaran, dan kemanusiaan — meski tanpa sorotan kamera dan tanpa tepuk tangan.
Sejarah Singkat Hari Pahlawan
Hari Pahlawan ditetapkan untuk mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945. Pertempuran ini merupakan salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah Indonesia setelah kemerdekaan diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Kala itu, pasukan Inggris yang datang ke Indonesia mengatasnamakan Sekutu, ternyata membawa misi untuk membantu Belanda kembali berkuasa. Rakyat Surabaya menolak keras kedatangan mereka.
Ketegangan meningkat ketika Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin pasukan Inggris, tewas dalam bentrokan. Inggris pun mengeluarkanultimatum agar rakyat Surabaya menyerah dan menyerahkan senjata mereka — tetapi ultimatum itu ditolak mentah-mentah.
Akhirnya, pada 10 November 1945, pecahlah pertempuran dahsyat antara rakyat Surabaya dan pasukan Inggris yang bersenjata lengkap. Meskipun kalah secara militer, rakyat Surabaya menunjukkan keberanian luar biasa.
Pertempuran itu menjadi simbol semangat pantang menyerah bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih dengan darah dan air mata. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.
Makna Hari Pahlawan
Hari Pahlawan bukan hanya tentang mengenang mereka yang gugur, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa makna penting yang bisa kita ambil dari peringatan ini:
1.Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
Para pahlawan berjuang bukan demi kekuasaan, melainkan karena kecintaan mereka pada tanah air. Semangat inilah yang harus terus kita rawat di tengah arus globalisasi, agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
2.Keberanian untuk Melawan Ketidakadilan
Pahlawan mengajarkan bahwa diam terhadap ketidakadilan adalah bentuk kekalahan. Di era sekarang, keberanian itu bisa diwujudkan dengan melawan korupsi, hoaks, kekerasan, dan segala bentuk penindasan sosial.
3.Nilai Pengorbanan dan Keikhlasan
Kepahlawanan bukanlah tentang keuntungan pribadi, melainkan tentang kerelaan mengorbankan kepentingan diri demi kepentingan bersama. Ini adalah nilai yang semakin langka di zaman yang cenderung individualistis.
4.Persatuan dan Gotong Royong
Tanpa kebersamaan, perjuangan tidak akan berhasil. Rakyat Surabaya menunjukkan bahwa kekuatan sejati bangsa ini terletak pada persatuan, bukan pada senjata.
Kepahlawanan di Zaman Modern
Zaman boleh berubah, tetapi semangat kepahlawanan harus tetap hidup.Hari ini, perjuangan tidak lagi di medan perang, tetapi di medan kehidupan yang penuh tantangan: kemiskinan, ketimpangan, kerusakan lingkungan, dan kebodohan.
Beberapa contoh bentuk kepahlawanan masa kini antara lain:
•Guru di Daerah Terpencil: Mereka berjuang mencerdaskan anak-anak bangsa dengan fasilitas terbatas. Meskipun jauh dari sorotan, mereka adalah pahlawan sejati bagi generasi masa depan.
•Tenaga Medis dan Relawan Sosial: Selama masa pandemi, mereka mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain. Ini bukti nyata bahwa kepahlawanan tidak membutuhkan pangkat atau senjata.
•Petani dan Nelayan: Mereka menjaga ketahanan pangan dan memastikan masyarakat tetap bisa makan setiap hari. Keberadaan mereka adalah tulang punggung bangsa.
•Pemuda Kreatif dan Inovatif: Generasi muda yang menciptakan inovasi teknologi, bisnis lokal, atau gerakan sosial adalah bentuk pahlawan modern yang membangun bangsa melalui kreativitas dan ilmu pengetahuan.
Refleksi: Menyalakan Kembali Api Perjuangan
Kepahlawanan bukanlah cerita masa lalu, tetapi tanggung jawab moral setiap generasi. Kita bisa menjadi pahlawan dengan cara sederhana:
•Menjaga kejujuran di tengah budaya korup.
•Menghormati orang tua dan guru sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan mereka.
•Menjadi warga digital yang bijak, tidak menyebarkan kebencian atau informasi palsu.
•Mengutamakan kepentingan bersama di atas ego pribadi.
Semangat para pahlawan seharusnya menjadi energi untuk terus membangun bangsa — bukan hanya dengan kekuatan fisik, tetapi dengan integritas, kepedulian, dan kerja kerasHari Pahlawan adalah cermin bagi kita untuk melihat seberapa jauh kita telah melanjutkan perjuangan para pendahulu.
Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil darah dan air mata mereka yang percaya bahwa Indonesia layak merdeka dan bermartabat.
Sekarang, tugas kitalah untuk memastikan bahwa semangat itu tidak padam. Menjadi pahlawan di zaman ini bukan tentang mengangkat senjata, tetapi tentang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan di tengah dunia yang semakin kehilangan arah.
“Pahlawan sejati bukan mereka yang dikenang dengan monumen, tetapi mereka yang meninggalkan jejak perubahan dalam hati dan tindakan.” []
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Ekasakti Padang*)




