Oleh : Tomi Tanbijo TDC dan Dwigita GTI
Tak banyak perusahaan jasa perjalanan wisata yang meninggalkan ‘jejak’ positif di suatu destinasi yang notabene adalah lokasi kunjungan tamu mereka. Tak banyak perusahaan perjalanan wisata yang memikirkan soal pemberdayaan masyarakat sekitar destinasi yang jadi tujuan berwisata tamu mereka.
Perusahaan tahunya cuma datang bawa tamu, bayar tiket restribusi masuk destinasi, awasi tamunya menikmati destinasi, yang jelas tamu senang. Itu saja. Perusahaan, tetap saja sebagai perusahaan. Perusahaan yang melulu berfikir ekonomi/benefit; bagaimana bisa meraup untung besar.
Tamu/wisatawan, tetap saja sebagai tamu. Mereka datang minta disajikan paket-paket yang wah dan indah untuk dinikmati. Kami bayar. Egois kesannya. Destinasi wisata begitu pula. Tetap seperti-seperti itu saja. Monoton. Tak ada perubahan. Padahal bejibun perusahaan perjalanan yang bawa tamu ke sana.
Masyarakat di sekitar destinasi juga begitu. Pelayanan mereka seperti-seperti itu saja. Jurus semau ‘gue’ masih saja terjadi. Padahal tamu/wisatawan ramai. Selama ini, sedikit sekali perusahaan perjalanan wisata yang mampu berperan ganda; peran ekonomi dan peran pemberdayaan masyarakat.
Banyak perusahaan perjalanan wisata hebat dan bonafit. Banyak tamu yang dibawa ke destinasi wisata di daerah. Tapi, cuma sampai di situ. Tak banyak perusahaan perjalanan yang mampu berperan sebagai jembatan penghubung tamu dengan perbaikan kualitas pelayanan destinasi wisata.
Lebih jelasnya, perusahaan menjadi fasilitator untuk perbaikkan kualitas destinasi, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia sekitar destinasi.
Karena tak mau berperan, makanya penulis berani menyebut bahwa, tak banyak perusahaan perjalanan wisata yang meninggalkan ‘jejak’ positif di destinasi. Dari sedikit perusahaan perjalanan yang meninggalkan “jejak” positif di destinasi wisata tujuan tamunya, salah satunya adalah perusahaan Bapak Ridwan Tulus.
Perusahaan beliau www.sumatraandbeyond.co, dalam mendesain program/paket, selalu berfikir bagaimana tamunya bisa meninggalkan ‘jejak’ positif di destinasi tujuan.
Beliau yang juga sebagai Founder Green Tourism Institute dan juga Presiden International Green Tourism Operator (IGTO) dan tim selalu berfikir bagaimana tamu yang dia bawa, bisa ikut berkecimpung membantu aktivitas sosial masyarakat di destinasi dan turut melakukan Green Actions disetiap destinasi yang dikunjungi.
Banyak ‘jejak’ positif yang ditinggalkan perusahaan Beliau di seantero daerah/destinasi yang pernah dikunjungi tamu wisatanya. Salah satu bukti ‘jejaknya’ ada di Kota Pariaman, yakni, di Kawasan Wisata Edukasi Konservasi Mangrove atau Apar Mangrove Park di Desa Apar, Kec. Pariaman Utara.
ELM Creates Apar Mangrove Park Pariaman.
Salah satu program wisata edukasi yang paling favorit yang dirancang oleh tour designer yang sudah berkelas international ini untuk sekolah – sekolah internasional ini adalah Experiential Learning in Minangkabau (ELM).
Program wisata edukasi ELM yang dirancang dari 5 sampai 14 hari dengan destinasi khusus diSumatera Barat para pelajar disamping belajar adat dan budaya Minangkabau dan tinggal langsung di Rumah Gadang – Sumpu, mereka juga melakukan charity dan “Green Action” ; aksi peduli lingkungan seperti Plogging, penanaman mangrove serta transplantasi terumbu karang didestinasi lainnya yang termasuk didalam itinerarynya.
Para peserta bukan saja berasal dari sekolah – sekolah internasional di Jakarta tapi juga dari beberapa sekolah terbaik dari negara lain. Dan bahkan beberapa sekolah telah menjadikan program ELM menjadi program wajib tahunan mereka yang terjadwal setiap tahun.
Dan khususnya di Pariaman perusahaan beliau bekerjasama dengan komunitas lokal Tabuik Diving Club (TDC).
Perusahaan beliau bekerjasama dengan komunitas lokal, beraktivitas sejak tahun 2011 merehabilitasi mangrove dan terumbu karang. Rata-rata ada beberapa rombongan tamu/paket wisata edukasi konservasi yang dibawa beliau dan tim ke Pariaman tiap tahun.
Di Pariaman para tamu yang notabene murid-murid sekolah international dikenalkan kegiatan konservasi perairan dan pesisir (mangrove dan terumbu karang). Tak hanya dikenalkan, mereka juga ikut berdonasi, ikut jadi relawan sehari, merasakan dan menikmati bagaimana aktivitas konservasi dilaksanakan.
Dari paket wisata edukasi konservasi perairan dan pesisir ini, sudah tak terhitung lagi banyaknya jumlah batang mangrove yang didonasikan dan ditanam tamu. Sudah tak terbilang lagi, entah sudah berapa banyak meja-meja tranplantasi terumbu karang yang ditanamkan di dasar perairan pulau-pulau Pariaman.
Bibit-bibit mangrove donasi dan ditanam langsung oleh para tamu wisata Beliau, kini menjelma jadi kawasan mangrove nan hijau rindang.
Meja-meja tranplantasi terumbu karang donasi dari tamu wisata beliau yang ‘kami’ bantu tanamkan di dasar perairan Pariaman, hidup bagus.
Kawasan mangrove Apar yang 14 tahun lalu ‘kami’ temui rusak parah, dengan adanya kolaborasi konservasi dan pariwisata, kini kondisinya membaik. Sekitar 11 hektar.
Bahkan, kini kawasan mangrove Apar telah menjelma menjadi destinasi taman wisata alam unggulan Kota Pariaman yang dilengkapi jembatan jelajah mangrove. Destinasi wisata alam Kawasan Mangrove Apar (Apar Mangrove Park) kini dikelola oleh desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Apar Mandiri.
Dampak positif dari hadirnya destinasi wisata alam Kawasan Mangrove Apar (Apar Mangrove Park), kini telah dinikmati oleh masyarakat. Sebagai destinasi wisata yang menyuguhkan keelokkan alam, Kawasan Mangrove Apar, kini ramai dikunjungi pelancong dengan sistem bayar restribusi.
Kini, kawasan tersebut tak terbatas dikunjungi oleh tamu wisatawan paket wisata minat khusus (wisata edukasi konservasi), tapi telah terbuka untuk umum. Inilah contoh ‘jejak’ positif yang ditinggalkan perusahaan perjalanan wisata Sumatra and Beyond milik beliau untuk masyarakat Apar.
Karena alasan tamunya tak sekedar datang/melihat, lalu pergi, tanpa meninggalkan ‘jejak’ itulah, ‘kami’ komunitas lokal bisa klop dengan beliau. Karena alasan ada ‘jejak’ positif yang akan ditinggalkan, itu pula jadi penguat kenapa ‘kami’ komunitas konservasi lokal mau bekerjasama.
Terimakasih Pak Ridwan Tulus dan tim. Terimakasih Sumatra and Beyond.
Terimakasih Green Tourism Institute.
Terimakasih masyarakat Apar.
Dan terima kasih khusus untuk para sekolah yang telah mengikuti program Experiential Learning in Minangkabau (ELM). Anda adalah pahlawan !
Telah turut menyelamatkan negeri yang semula rusak menjadi hijau dan lestari dan menjadi income untuk negeri.
Kawasan bawah laut dengan terumbu karang yang rusak telah menjadi taman bawah laut yang indah.
Semoga menjadi amal jariah.
And thanks for being a Green Friend of Indonesia ! []
