Hidup Bersama Al Qur’an Hidup Penuh Makna

Oleh : Dina Fadlan*)

PENDAHULUAN

“Kehidupan di muka bumi ini ialah suatu bentuk perjalanan yang di alami oleh setiap individu (perorangan) dengan dipenuhi makna dan tujuan yang berbeda-beda. Al-Qur’an diartikan sebagai wahyu Allah SWT berisikan tentang ajaran-ajaran yang mengatur segala kehidupan bagi umat manusia. Kehidupan manusia mencakup kehidupan jasmani (yang dialami badan atau tubuh) dan kehidupan rohani (yang dialami batin) yang menuntut untuk adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhrirat.” (Kholik, 2025).

“Al-Qur’an sebagai sumber utama Islam, mengandung segudang hikmah yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Islam.” (Syukran, 2019).

Dengan begitu, maknanya adalah bahwa menggali nilai-nilai dan hikmah dari Al Qur’an ialah sebuah kebutuhan bagi umat Islam dalam rangka mentadabburi pesan yang ada di dalamnya. Beberapa terminologi muncul yang memiliki makna dekat dengan pendidikan. Untuk itu, penting kiranya sebuah kajian yang mengulas persoalan itu meskipun bersifat deskriptif.

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengulas mengenai makna dan terminologi pendidikan di dalam Al Qur’an dan mengemukakan nilai-nilai karakter yang ada di dalamnya.” (Kurnia, 2023).

Hidup bersama Al-Qur’an bukan hanya dimaknai sebagai aktivitas membaca atau menghafal ayat-ayat suci, tetapi lebih jauh sebagai upaya menghadirkan ajaran Al-Qur’an dalam setiap aspek kehidupan. Al-Qur’an membimbing manusia dalam membangun hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya.

Nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran,tanggung jawab, dan keikhlasan menjadi fondasi dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, manusia mampu menemukan tujuan hidup yang hakiki serta menjalani kehidupan dengan kesadaran dan ketenangan. Oleh karena itu, pembahasan tentang “Hidup Bersama Al-Qur’an, Hidup Penuh Makna” menjadi penting untuk menggambarkan bagaimana Al Qur’an dapat menghadirkan makna sejati dalam kehidupan, baik secara spiritual maupun sosial.

PEMBAHASAN

“Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan secara mutawatir kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai mukjizat bagi nabi Muhammad SAW. Ia merupakan kalam milik Allah yang Maha Esa dan merupakan wahyu teragung pencipta langit dan bumi. Ia merupakan kitab unggul serta panduan lengkap bagi umat manusia sebagai petunjuk bagi orang yang dalam kesesatan, penyelamat bagi orang yang dalam kemusnahan dan pembimbing ke jalan yang lurus serta menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat.” (Zakaria, 2014).

Sesungguhnya Al Qur’an mampu membentuk jati diri yang teguh menjadikan manusia terdidik dengan akhlak dan budi pekerti tinggi, rajin berusaha dan berilmu tinggi. Kefahaman terhadap al Qur’an merupakan suatu anugerah daripada Allah SWT.

Ia dianugerahkan kepada mereka yang sungguh-sungguh mempelajari isi kandungan al Qur’an. Justeru, untuk mengekalkan al-Quran dalam kehidupan kita, ia perlu dijaga dengan senantiasa membaca dan tadabbur serta memahami isi kandungannya agar berada dalam jiwa dan hati setiap muslim.

Menurut Anwar Bagi umat Islam, al-Quran merupakan salah satu sumber utama (al-marja’ al-awwal) dalam mengemban tugas kekhalifahannya, itulah pernyataan Anwar(2014: 129). Jadi untuk memperlihatkan betapa pentingnya Al Quran sebagai pedoman hidup kita kaum muslimin.

Dengan menjadikan Al Quran sebagai tujuan utama dalam menjalankan kehidupan sebagai pemimpin di muka bumi, Allah menegaskan bahwa hanya dengan berpegang teguh kepada Al-Quran sukses di dunia dan akhirat dapat diraih. Akan tetapi masih banyak umat Islam yang jangankan untuk memehami dan menjadikannya sebagai pedoman, membacanya pun masih belum bisa dan belum lancar (Azzahra, 2023).

Menurut al-Faidh al-Kasyani dalam Tafsirnya mengemukakan bahwa lafal-lafal al-Quran dapat menyembuhkan penyakit badan, sedangkan makna-maknanya dapat menyembuhkan penyakit jiwa.Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, bacaan al Quran mampu mengobati penyakit jiwa dan badan manusia.Obat yang mujarab yang dapat mengobati kedua penyakit ini adalah hidayah al-Quran (Mufidah, 2015).

Kemukjizatan lafal al-Quran bukan hanya perkalimat, tetapi perkata, bahkan perhuruf. Hal itu dianalogikan dengan sabda Nabi bahwa pahala membaca al-Quran bukan perkalimat atau perkata, tetapi per huruf.

Apabila al-Quran dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia bernilaikonstruktif. Artinya, ia dapat memperkuat dan mengembangkan integritas dan penyesuaian kepribadian dirinya. Karena itu, berobat dengan menggunakan al-Quran, baik secara lahiriah maupun batiniah, tidak hanya ketika dalam kondisi sakit, namun sangat dianjurkan dalam kondisi sehat.

“Fungsi pertama al-Qur‘an adalah sebagai petunjuk bagi manusia. Seperti diketahui, fungsi utama sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun adalah menjadi pedoman bagi penganutnya. Begitu pula al-Quran, menjadi pedoman bagi umat Islam. Meskipun begitu, al-Qur‘an menyatakan bahwa ia bukan hanya menjadi petunjuk bagi kaum Muslimin, tapi juga bagi umat manusia seluruhnya.” (Syukran, 2019).

Kemenyeluruhan misi al-Qur‘an ini tidak lepas dari kemenyeluruhan misi Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk seluruh manusia.

Hal ini ditegaskan Allah Swt dalambeberapa firman-Nya yang di antaranya adalah sbb.: Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Q.S. Saba: 28).

Di dalam al-Qur‘an memang ada dua versi penyebutan al-Qur‘an sebagai petunjuk. Pertama, ia petunjuk bagi seluruh manusia. Kedua, ia petunjuk bagi orang-orang yang beriman atau bertakwa.

Al-Quran telah dijadikan sebagai tuntunan dan pembelajaran dalam kehidupan sejak masa Nabi Muhammad mulai menerima wahyu, Nabi mulai menyampaikan kepada para sahabat terkait isi wahyu yang diterimanya.

Para sahabat diperintahkan oleh nabi tidak hanya mengetahui tentang isi Al-Qur’an tersebut, akan tetapi juga mempelajari, menghafal dan mengaplikasikan makna dan hikmah yang terkandung di dalam Al-Quran ke kehidupan sehari-hari. Sehingga ada sahabat yang sangat bersungguh-sungguh akan kecintaannnya terhadap Al Quran, bentuk kecintaan tersebut diaplikasikannya dalam bentuk pemeliharaannya terhadap Al-Quran dengan cara menghafal dan mencatan wahyu tersebut, pencataan tersebut terus berjalan bahkan setelah Nabi Muhammad wafat.

Al-Quran bisa dijadikan petunujuk atau pedoman dalam menjalankan kehidupan apabila sudah memahami pesan yang terkandung di dalamnya, untuk memahami pesan tersebut. Maka umat manusia perlu mendengarkan, membaca, menghayati kemudian mengkaji pesan-pesan yang terkandung di dalam Al-Quran tersebut.

Dengan begitu maka umat manusia bisa mengaplikasikan pesan-pesan yang terkandung di dalam Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

“Al-Quran sebagai petunjuk dalam al-Quran disebutkan dalam istilah “al Huda. Dari segi bahasa, kata “huda” menunjukkan arti petunjuk dan makna.

Seseorang dikatakan al-Huda apabila memberikan bimbingan ke jalan yang lurus, artinya membimbingnya dan mengarahkannya kepada jalan yang benar” (Abadi, 2022).

PENUTUP

Hidup bersama Al-Qur’an menjadikan kehidupan lebih terarah, tenang, dan bermakna. Al-Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafalkan, tetapi dijadikan pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Ketika nilai-nilai Al-Qur’an dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari, manusia mampu menghadapi berbagai tantangan dengan bijaksana, menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, serta menemukan tujuan hidup yang jelas.

Dengan demikian, hidup bersama Al-Qur’an bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan jalan untuk membentuk pribadi yang berakhlak, berdaya, dan menjalani hidup yang penuh makna.

Terkait fungsi al-Qur‘an bagi manusia, Allah Swt telah memberikan untuk kitab suci ini sejumlah nama yang mencerminkan fungsinya. Di antaranya adalah Al-Huda (petunjuk), Al-Furqan(pembeda antara yang hak dan yang batil), Al-Burhan (bukti kebenaran), Al-Dzikratau Al-Tadzkirah(peringatan), Al Syifa(obat penyembuh), Al-Mau’idhah(nasihat, pelajaran), Al-Rahmah(rahmat).

Juga Al-Nur(cahaya), Al-Bayan(keterangan), Al-Balagh(keterangan yang cukup), Al-Bashair(bukti atau keterangan yang jelas), Al-Busyra(berita gembira), Al Basyir(pemberi kabar gembira), dan Al-Nadzir(pemberi peringatan). []

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, C., & Malang, K. L. K. (2022). Quranic positioning system (QPS): tafsir tematik fungsi Al-Quran sebagai petunjuk manusia berbasis pendekatan sistem social Penulis: Dr. DI Ansusa Putra, Lc…(Issue November).

Azzahra, L., & Irawan, D. (2023). Pentingnya Mengenalkan Alqur’an Sejak Dini Melalui Pendidikan Agama Islam. Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI), 1(1), 13-20.

Kholik, D. (2025). MAKNA KEHIDUPAN PERSPEKTIF AL QURAN (Analisis Ayat-ayat Tentang Makna Hidup dalam al-Qur’an Kajian Kitab Tafsir Ibnu Katsir) (Doctoral dissertation, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Sumatera Utara).

Kurnia, D., Misbahhudin, M., & Setiawati, S. (2023). Memahami Makna Pendidikan dalam Alquran: Terminologi, Tujuan dan Nilai-Nilai Karakter. Al-fiqh, 1(2), 84-88.

Mufidah, L. I. (2015). Pentingnya Psikoterapi Agama Dalam Kehidupan Di Era Modern. Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, 13(2), 137-151.

Syukran, A. S. S. A. S. (2019). Fungsi Al-Qur’an bagi Manusia. Al-I’jaz: Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah Dan Keislaman, 1(2), 90-108.

Zakaria, R. B., Fuad, Z., & Rasdi, M. N. A. (2014, December). Implikasi tadabbur Al-Quran dalam pembentukan insan yang berkualiti di sudut akhlak. In International Conference on Postgraduate Research (Vol. 2014).

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah STAI PIQ Sumatera Barat*)

Exit mobile version