Media Sosial Teman Dekat atau Ancaman Nyata bagi Generasi Muda?

Oleh : Annisa Syafrida*)

Indonesia merupakan sebuah negara yang luas akan wilayah dan jumlah penduduknya. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar khususnya dibidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat rendah, karena minat para pelajar yang kurang akibat pengaruh media sosial zaman sekarang.

Di era digital saat ini, media sosial bukanlah hal yang asing bagi generasi muda. Media sosial sudah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa lagi ditinggalkan. Media sosial bukan hanya berpengaruh pada generasi muda saja, melainkan pada golongan anak-anak dan orang tua.

Media sosial merupakan sebuah jaringan yang berbentuk internet yang mungkin terjadinya interaksi dengan cepat. Media sosial seperti Tiktok, Instagram, Youtube, dan WhatsApp telah menjadi bagian dari hidup mereka. Bagi pelajar dan mahasiswa, media sosial sudah menjadi sarana belajar alternatif. Media sosial bukan hanya sarana untuk belajar, tetapi juga sebagai hiburan, berekspresi dan membangun jati diri.

Media sosial dan generasi muda sangat berkaitan erat. Banyak peluang yang sangat besar dan tantangan yang tidak bisa dihindari. Dizaman sekarang, sebagian remaja banyak yang salah dalam menggunakan media sosial. Mereka tidak memanfaat kan media sosial dengan baik.

Ruang ekspresi dan kreativitas

Bagi generasi muda, media sosial merupakan ajang untuk berekspresi dan kreativitas. Banyak generasi muda menyalurkan bakat melalui sosial media seperti menjadi konten kreator, online shop, musik dan menjadi wadah untuk belajar online.

Sebagai konten kreator, seseorang bisa menghasilkan jutaan bahkan milyaran perbulan. mereka bisa membuat vidio sesuai dengan kreasi masing-masing. Jika vlog yang mereka buat menarik, ini akan menambah jumlah followers.

Disisi lain, online shop juga memiliki manfaat yang besar. Mereka melakukan jual beli hanya melalui media sosial. Online shop meningkat semenjak covid-19 yang terjadi pada maret, 2020. Orang lebih memilih belanja online akibat beberapa sebab: harga bersaing, relatif lebih murah dibandingkan dipasar, lebih leluasa dalam memilih barang karena lebih banyak pilihan.

Sedangkan dampak negatif dari online shop pasar-pasar tradisional menjadi sepi. Contoh pasar yang mulai sepi semenjak adanya online shop seperti pasar raya, pasar tanah abang, dan pasar bukittinggi.

Banyak yang meraih prestasi dan sukses dari media sosial. Mereka bisa berpenghasilan sendiri dari media sosial. Hal ini sangat membuktikan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang positif jika dimanfaatkan dengan baik.

Dibalik peluang yang cukup besar, media sosial juga membawa tantangan bagi generasi muda. Mereka lebih suka menyendiri dan susah bergaul dengan masyarakat. Fenomena bullying menjadi masalah yang serius jika dibiarkan.

Dari beberapa vlog yang mereka posting, ada beberapa masyarakat yang suka menghujat. Akibat dari hujatan yang tidak baik, mereka yang memposting akan menjadi kepikiran dan stres.

Tantangan yang lain seperti game online, judi online dan pinjaman online sudah menyebar dimana-mana. Zaman sekarang, anak-anak banyak yang kecanduan game online. Mereka tidak mengetahui seberapa banyak menghabiskan waktu dengan sia-sia. Mulai dari pagi, siang bahkan malam tetap dengan game online.

Contoh game online yang sering dimainkan seperti Mobile Legends, Free Fire, dan Roblox. Akibat lain dari game online, mereka kurang berinteraksi dengan orang lain, dan anak-anak yang kecanduan game, mereka tidak mendengar dan merespon perkataan orang tua.

Bagi mahasiswa, tantangan yang terjadi zaman sekarang ialah AI. AI bisa memberikan dampak baik jika digunakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika tidak digunakan dengan baik, akan banyak dampak buruk yang terjadi.

Banyak mahasiswa yang malas keperpustakaan untuk membaca buku. Mereka membuat tugas dari AI yang cepat dan tidak butuh waktu lama. Secara garis besar banyak manfaat yang diambil dari AI, tetapi juga bisa menjadikan kebodohan karena  banyak yang malas berfikir karena ada yang instan.

Media sosial bagaikan pisau bermata dua. Jika bisa digunakan dengan baik, maka akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan. Sebaliknya, jika tidak bisa memanfaatkan dengan baik, maka akan memberikan kehancuran untuk masa depan generasi muda.

Di satu sisi, media sosial membantu memperluas pergaulan, memudahkan akses informasi, serta menjadi wadah belajar, berkreasi, dan mengekspresikan diri. Kehadirannya mampu mendukung perkembangan pengetahuan dan keterampilan generasi muda di era digital.

Namun, disisi lain, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti kecanduan, penurunan konsentrasi belajar, paparan konten negatif, hingga gangguan kesehatan mental.

Oleh karena itu, diperlukan sikap bijak, pendampingan orang tua, serta literasi digital yang kuat agar generasi muda mampu memanfaatkan media sosial dengan positif. Dengan pengelolaan yang tepat, media sosial dapat menjadi sarana yang bermanfaat, bukan ancaman bagi generasi muda.

Mahasiswa STAI PIQ Sumatera Barat Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir*)

Exit mobile version