Oleh : Sultan Muhammad Patih*)
Hidup sekarang penuh dengan pilihan dan tantangan yang banyak. Namun, setiap anak remaja pasti punya mimpi dan cita-cita yang membuat mereka bersemangat bangun pagi dan berjuang setiap hari.
Sayangnya, banyak di antara kita remaja yang masih bingung bagaimana cara meraih impian itu dengan jalan yang benar.
Padahal di Islam, memiliki cita-cita bukan hal yang salah atau sepele. Agama ini justru sangat mendorong kita untuk berusaha sukses, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga dengan pembahasan ini, setiap anak remaja bisa menemukan arah yang jelas, tetap bersemangat, dan yakin bahwa impian mereka bisa menjadi kenyataan.
PEMBAHASAN
Semua orang punya mimpi dan cita-cita, termasuk kita para remaja. Nah, kali ini saya akan membahas bagaimana Islam bisa membantu kita dalam meraih impian itu, dengan melihat contoh dari kisah Nabi, Rasulullah, dan juga cerita nyata seorang remaja seperti kita.
1: Kisah Nabi Yusuf AS, Mimpi sebagai Petunjuk dan Pondasi Cita-cita
Didasarkan pada Al-Qur’an Surat Yusuf dan artikel dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (uinjkt.ac.id). Nabi Yusuf AS bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan sujud kepadanya (QS. Yusuf/12:4).
Mimpi ini menjadi awal cita-citanya yang besar, meskipun ia harus melalui cobaan berat seperti dibuang ke sumur oleh saudara, dipenjara, dan menghadapi ujian lainnya.
Dengan bimbingan agama dan ketekunan, Yusuf tetap menjalankan ajaran dengan baik. Ia menggunakan keahlian menafsirkan mimpi yang diberikan Allah untuk membantu rakyat Mesir menghadapi musim kekeringan, hingga akhirnya menjadi pemimpin yang disegani.
Doanya pada QS. Yusuf/12:101 menunjukkan bahwa ia menganggap nikmat kerajaan dan ilmu sebagai karunia Allah, serta menjadikan agama sebagai landasan hidupnya.
2: Mimpi Rasulullah SAW, Bukti Kebenaran dan Dorongan untuk Meraih Tujuan
Merujuk sumber dari Republika Online (iqra.republika.co.id) dan Al-Qur’an Surat Al-Fath. Rasulullah SAW pernah bermimpi bahwa dirinya dan para sahabat memasuki Masjidil Haram untuk melakukan umrah dengan aman.
Saat itu, kaum Muslimin masih dihalangi oleh kaum Quraisy, sehingga sebagian meragukan kebenaran mimpi tersebut.
Namun, Allah SWT menegaskan kebenarannya dalam QS. Al-Fath/48:27, yang menyatakan bahwa kaum Muslimin pasti akan memasuki Masjidil Haram dalam keadaan aman.
Mimpi tersebut terealisasi pada tahun ke-7 Hijriyah dengan nama “Umrah Qadha”, membuktikan bahwa cita-cita yang sesuai dengan tujuan agama akan mendapatkan pertolongan Allah, meskipun jalan yang ditempuh tidak mudah.
3: Kisah Oktavianti Riska Fitriasari – Remaja Yatim Piatu yang Mengejar Cita-cita Sebagai Guru Agama
Dilansir dari Merdeka.com (merdeka.com). Oktavianti (Okta), remaja 17 tahun dari Kota Malang, memiliki cita-cita menjadi guru agama.
Ia kehilangan kedua orang tua sejak usia dini, harus membantu menopang keluarga dengan bekerja serabutan, hingga rumahnya terbakar akibat ledakan gas pada 2024.
Meski demikian, Okta tidak menyerah. Ia menghafal 6 juz Al-Qur’an dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat, sebuah program yang membantu anak-anak dari keluarga miskin.
Ajaran Islam tentang kesabaran, kerja keras, dan pentingnya ilmu menjadi pondasi yang membuatnya tetap semangat. Kini, ia fokus belajar dan yakin akan meraih cita-citanya untuk mengajarkan agama dan membantu anak-anak yang membutuhkan.
Dari tiga contoh yang kita bahas di atas, kita bisa melihat jelas bahwa Islam benar-benar mendukung kita dalam mengejar mimpi dan cita-cita.
PENUTUP
Jadi menurut saya, bagi kita para remaja, jangan pernah biarkan keraguan atau tantangan menghalangi kita untuk mengejar apa yang kita impikan. Islam tidak hanya mengizinkan kita untuk sukses di dunia, tetapi juga memberikan panduan lengkap tentang bagaimana cara meraih kesuksesan dengan cara yang benar dan penuh berkah.
Islam juga sangat mendukung kita para remaja dalam mengejar mimpi dan cita-cita. Kisah Nabi Yusuf AS mengajarkan bahwa mimpi bisa jadi petunjuk ilahi, dan cobaan yang kita alami adalah bagian dari proses menuju kesuksesan dengan menjadikan agama sebagai landasan.
Mimpi Rasulullah SAW membuktikan bahwa cita-cita yang sesuai dengan ajaran agama akan mendapatkan pertolongan Allah meskipun jalan penuh tantangan.
Sedangkan kisah Okta menunjukkan bahwa dengan pegangan pada ajaran Islam tentang kesabaran, kerja keras, dan pentingnya ilmu, kita bisa menghadapi segala rintangan untuk meraih impian kita. []
Mahasiswa STAI-PIQ Sumatera Barat Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT).*)




