PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Olahraga Sumatera Barat menghadapi tantangan yang serius. Kendati demikian, sejumlah peluang tetap terbentang luas. Kuncinya, bagaimana kita mampu memenej dan melakukan pembinaan yang benar dan serius terhadap cabang dan organisasi olahraga.
Demikian antara lain benang merah diskusi tiga pelaku dan tokoh olahraga Sumbar, Ketua Umum FORKI Sumbar periode 2025-2030 Khairuddin Simanjuntak, Wakil Ketua Umum I KONI Sumbar Alvira, Plt Ketua KONI Sumbar 2022 Hamdanus, di Padang, Rabu (9/7/2025) malam.
Menurut Khairuddin Simanjuntak, olahraga bukan hanya soal prestasi, tetapi juga soal pembinaan karakter dan semangat kebangsaan.
“Olahraga itu bukan sekadar soal menang dan kalah. Lebih dari itu, ini soal pembinaan manusia secara utuh, karakter, komitmen, dan semangat kebangsaan,” tegas Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumbar yang baru saja terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum FORKI Sumbar periode 2025–2030 itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I KONI Sumbar, Alvira menekankan pentingnya membangun kolaborasi antarpemangku kepentingan olahraga di Sumatera Barat. Ia menyebut komunikasi terbuka seperti ini sebagai kunci keberhasilan ke depan.
“Penting bagi kita untuk menyamakan frekuensi. Olahraga butuh sinergi kuat antara organisasi, pelatih, atlet, dan pemerintah. Ruang diskusi seperti ini harus sering dilakukan,” ujar Alvira.
Hal senada diungkapkan Hamdanus. Plt Ketua KONI Sumbar dan kini telah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai Calon Ketua KONI Sumbar pada Musorprov mendatang, itu menekankan pentingnya membangun kebersamaan dan menyatukan visi demi kebangkitan olahraga Sumatera Barat.
“Kita ingin membangun KONI dan olahraga Sumbar secara kolektif. Tidak bisa sendiri-sendiri. Semua harus bergerak bersama, tanpa ego sektoral. Diskusi seperti ini adalah vitamin kebersamaan,” ungkap Hamdanus.
Ketiganya sepakat bahwa Sumbar memiliki potensi besar di bidang olahraga, baik dari sisi sumber daya atlet, pelatih, maupun komunitas. Namun, dibutuhkan pembenahan menyeluruh dalam tata kelola, pembinaan usia dini, hingga penyelenggaraan kompetisi yang rutin dan berkualitas.
Diskusi juga menyinggung urgensi percepatan penyelenggaraan Musorprov KONI Sumbar yang demokratis dan inklusif, sebagai fondasi pembaruan kelembagaan dan arah kebijakan olahraga daerah ke depan. (jiga)