“Ketika Sayapmu Siap Terbuka”

Puisi : Nurul Jannah*)

Hari itu, kalian duduk berderet di bawah langit kampus yang pernah menjadi rumah,
dengan toga yang bergetar lembut di pundak,
dan mata yang menyala seperti fajar yang baru lahir.

Ibu memandang kalian satu per satu,
dan di dalam dada, ada sesuatu yang sulit dijelaskan,
antara bahagia yang mekar,
dan kehilangan yang diam-diam menitik di sudut hati.

Dulu kalian datang dengan langkah ragu,
dengan mata penuh tanya dan kepala penuh mimpi.
Kini kalian pergi membawa jawab,
membawa harapan, dan doa yang tak berhenti Ibu titipkan.

Anak-anakku,
dunia di luar sana tak selalu ramah.
Ia bisa menepuk pundakmu dengan senyum,
lalu mengujimu dengan badai yang tak kau duga.
Namun jangan gentar.
Kalian telah belajar bukan hanya tentang teori,
tapi tentang hidup,
tentang jatuh dan bangkit,
tentang gagal tapi tetap berjalan,
tentang mencintai bumi dan sesama tanpa pamrih.

Ingatlah,
ilmu bukan hanya hafalan di kepala,
tapi cahaya di dada yang harus menerangi gelap di sekitar.
Dan jika suatu hari langkahmu gemetar,
ingat suara lembut di ruang kuliah itu,
yang pernah berkata:
“Jadilah manusia seutunya, bukan hanya sarjana dengan gelar berderet.”

Karena dunia tak butuh gelar sebanyak itu,
ia butuh hati yang tulus,
tangan yang mau menolong,
dan pikiran yang jernih meski hidup tak mudah.

Pergilah, anak-anakku.
Bawalah nama baikmu, bukan hanya nama kampusmu.
Tebarlah ilmu bukan untuk sombong, tapi untuk menyembuhkan.
Bangunlah negeri bukan dengan amarah, tapi dengan cinta.

Dan bila nanti kau lelah di jalan panjang itu,
ingatlah,
ada seseorang di kampus yang dulu selalu memanggilmu “nak,”
yang selalu mendoakanmu diam-diam di setiap sepertiga malam,
agar kau tetap menjadi cahaya,
di mana pun takdirmu berpijak.

Karena bagi Ibu,
kalian bukan semata lulusan atau mantan mahasiswa.
Kalian adalah doa yang pernah Ibu pahat dengan sabar, dan kini telah menjelma menjadi manusia yang utuh,
yang akan menulis sejarah dengan nurani.

Pergilah, bukan untuk mencari dunia; tapi untuk menyalakan nurani; sebab sesungguhnya,
yang sejati dari seorang sarjana bukan gelarnya, melainkan cahaya yang ia tinggalkan di hati manusia.💞💗❤️‍🔥

Bogor, 18 Oktober 2025

Nurul Jannah adalah seorang dosen lingkungan di IPB University, lulusan doktor lingkungan dari Hiroshima University, penulis produktif, dan penggerak literasi*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *