Athiro dan Gathan; Duo Atlet Muda Sumbar Menuju Panggung Bridge Dunia

Dari kiri: Syahrial “Ajo” Ali, Athiro Falah Pamarito, M. Gathan Khair dan Taufik Asbi usai menjuarai Kejurnas Minangkabau Bridge Open Tournament (MBOT) II 2025, Minggu (23/11/2025). (Foto Hendri Parjiga/ Fokussumbar.com)

KEJUAARAAN Nasional (Kejurnas) Minangkabau Bridge Open Tournament (MBOT) II 2025 resmi menutup tirainya pada Minggu (23/11/2025). Gelaran yang berlangsung di Bagindo Aziz Chan Youth Centre Padang itu berjalan mulus, hangat, dan penuh kejutan. Salah satu kejutan terbesarnya justru datang dari para pemain muda, bukan dari para senior yang sudah malang-melintang.

Tim Bootcamp dari Jakarta sukses keluar sebagai juara. Tapi yang bikin banyak mata tertuju bukan sekadar kemenangan mereka, melainkan dua sosok remaja yang ikut berdiri di antara para pemain top nasional: Athiro Falah Pamarito dan M. Gathan Khair. Dua nama yang perlahan tapi pasti mulai menjadi pembicaraan di kalangan pecinta bridge Indonesia.

Di MBOT II tahun ini, Athiro dan Gathan turun tidak sendirian. Mereka satu tim dengan dua mentornya yang sudah sangat dikenal di dunia bridge Indonesia: Taufik Asbi dan Syahrial “Ajo” Ali. Ibarat dua murid berbakat yang turun gunung bersama guru-guru terbaiknya, kombinasi itu ternyata bukan hanya menarik, tetapi mematikan.

Tak sedikit penonton dan pemain senior yang kagum melihat ketenangan dua remaja ini di meja pertandingan. Usia mereka memang masih belia, tapi cara mereka mengambil keputusan, membaca kartu, hingga menjaga ritme permainan, sudah seperti pemain matang.

Tak heran mereka kini diproyeksikan tampil pada Kejuaraan Internasional Junior U-20 Tahun 2026. Sebuah panggung besar yang jadi bukti bahwa kerja keras mereka selama ini tidak sia-sia.

M. Gathan Khair, Tajam Sejak Dini

Lahir di Padang, 16 Desember 2009, Gathan kini duduk di kelas X E4 SMAN 10 Padang. Awalnya ia hanya ikut-ikutan main bridge sejak kelas 4 SD. Tapi siapa sangka permainan yang terlihat rumit itu justru membuatnya jatuh cinta.

Sejak 2020 ia mulai serius, dan hasilnya pelan-pelan muncul: Perunggu LBSN SMP (Solo 2022), perak Kejurnas U-21 Solo (2022), perunggu LBSN SMP Bandung (2023), perak Individu LBSN Solo, ranking 3 TIO Bandung (2023), emas Kejurprov Sumbar Pelajar (2023), ranking 1 MBOT Pelajar (2024), perak Bridge Youth Bootcamp (2025), ranking 1 Open Team MBOT (2025)

Usianya baru 15 tahun, tetapi jam terbangnya sudah seperti pemain profesional. Tak heran ia tampak sangat percaya diri ketika turun bersama para senior.

Athiro Falah Pamarito, Santai tapi Pemberani

Satu lagi mutiara Ranah Minang yang bersinar di MBOT 2025 adalah Athiro Falah Pamarito, siswa kelas XII F1 SMAN 5 Padang, kelahiran 27 Januari 2008. Mulai main bridge sejak kelas 6 SD, Athiro tumbuh menjadi pemain yang cerdas membaca situasi meja.

Prestasinya pun tidak main-main: perunggu LBSN SMP (Solo 2022), perak Kejurnas U-21 Solo (2022), perunggu LBSN SMP Bandung (2023) ranking 3 TIO Bandung (2023), emas Kejurprov Sumbar Pelajar (2023), ranking 1 MBOT Pelajar (2024), emas Bridge Youth Bootcamp (2025), ranking 1 Open Team MBOT (2025)

Jika Gathan dikenal tenang dan teliti, Athiro justru sering tampil lebih berani dengan bid-bid agresif yang tetap terukur. Gaya main mereka berbeda, tapi ketika disatukan, hasilnya luar biasa.

Melihat permainan mereka di MBOT 2025, banyak yang berpendapat bahwa Indonesia sangat berpeluang berbicara banyak di level junior dunia. Dengan mentor seperti Taufik Asbi dan Syahrial “Ajo” Ali, dua pemain muda ini punya arah, punya pijakan, dan punya masa depan cerah.

Ketua Pengprov Gabsi Sumbar, Daswanto, turut memberikan apresiasi tinggi atas penampilan dua rising star ini.

“Athiro dan Gathan adalah bukti bahwa pembinaan berjenjang di Sumbar sudah berada di jalur yang tepat. Mereka tidak hanya berbakat, tetapi juga disiplin dan punya mental kompetitif. Apa yang mereka tunjukkan di MBOT ini membanggakan kami. Pengprov Gabsi Sumbar akan terus mendukung penuh agar mereka siap menghadapi panggung internasional tahun depan.”

Apa yang mereka tunjukkan di Padang kemarin bukan sekadar kemenangan. Lebih dari itu, MBOT 2025 seolah memberi pesan bahwa generasi baru bridge Indonesia sudah siap mengambil tongkat estafet.

Dan jika Athiro serta Gathan terus menjaga semangat dan konsistensi, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi wajah baru bridge tanah air di level internasional. (hendri parjiga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *