Main Tiga Nomor, Istirahat 5 Menit: Mumtaz Allaitsi Tulis Sejarah untuk Sumbar

Dari kiri: Ketua Pengprov PTMSI Sumbar, H. Gustami Hidayat, Mumtaz Allaitsi, Khalid Pimpinan Kontingen, Febri Andri. (Foto PTMSI Sumbar)

LUAR biasa! Ungkapan itu paling pas disematkan kepada sosok remaja 15 tahun bernama Mumtaz Allaitsi, atlet tenis meja kebanggaan Sumatera Barat.

Di Kejurnas Tenis Meja 2025 yang digelar di GOR Hasanuddin, Banjarmasin, Rabu (26/11/2025), nama Mumtaz mencuri perhatian. Bukan hanya karena permainan cerdasnya, tetapi juga ketangguhan fisiknya, yang boleh dibilang di luar nalar untuk atlet seumurannya.

Bagaimana tidak, Mumtaz turun di tiga nomor sekaligus: U-15, U-17, dan U-19. Di ketiganya, ia melaju hingga final dan menyabet 1 emas serta 2 perak. Prestasi yang membuat banyak pihak berdecak kagum sekaligus bangga.

Mumtaz lahir di Padang, 14 Agustus 2010, kini duduk di kelas 1 SMA. Ia mulai mengenal tenis meja sejak usia 7 tahun di klub Semen Padang, lalu menempa diri lebih serius di STONI TTC l, Jakarta, bersama pelatih Budiono.

Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, ia memang tumbuh dengan semangat kompetitif, bahkan sang adik, Khalid, juga membawa pulang perunggu U-11 di kejurnas kali ini.

Tiga Nomor, Jeda Hanya 5 Menit

Kejurnas berlangsung 8 hari, 23–30 November, dengan 14 nomor pertandingan. Untuk kategori usia U-11 hingga U-19, laga padat digelar hanya dalam tiga hari. Di sinilah daya tahan Mumtaz benar-benar diuji.

Memasuki babak 8 besar, ia bermain maraton tanpa henti. Pertandingan U-15 dilanjutkan U-17, lalu U-19, semuanya berurutan. Jeda istirahat hanya 5 menit.

Namun remaja ini membuktikan ketangguhannya. Ia melaju ke semifinal di seluruh nomor, bahkan tetap memutuskan bertanding di U-19 meski pelatih dan manajer menyarankan istirahat demi menjaga tenaga.

“Saya ingin tetap bermain,” katanya pendek, tapi tegas.

Di semifinal, stamina Mumtaz sudah menipis. Namun tekad besarnya yang justru menjadi kekuatan tambahan.
Ia menang di tiga semifinal sekaligus, sebuah prestasi yang jarang terjadi di kejurnas.

Di final pertama (U-17), Mumtaz tampil mantap dan meraih emas.

Berlanjut ke final U-15, ia kalah tipis 2–3 karena faktor kelelahan.

Di final U-19, tubuhnya benar-benar tak mampu lagi, dan ia menyerah setelah satu set.

Namun seluruh perjalanan itu menegaskan: Mumtaz bermain dengan seluruh hatinya.

Di GOR Hasanuddin, ada dua sosok yang selalu tampak mengikuti tiap langkah Mumtaz, menyemangatinya dari tribun.

Ketua Pengprov PTMSI Sumbar, H. Gustami Hidayat, SPT, MP, yang mengikuti langsung proses pertandingan dari awal hingga akhir, mengaku bangga melihat performa Mumtaz yang bermain tanpa kenal lelah.

“Mumtaz menunjukkan karakter seorang juara. Ia bukan hanya bermain bagus, tetapi juga berani mengambil tantangan besar dengan turun di tiga nomor. Semangat seperti ini yang ingin kita bangun di Sumbar. Kami akan terus mendukung penuh perkembangan atlet muda seperti Mumtaz,” ujar Gustami yang anggota DPRD Sumbar itu.

Sementara itu, Pimpinan Kontingen, Febri Andre, menilai kegigihan Mumtaz jauh melampaui ekspektasi tim.

“Kami menyaksikan sendiri bagaimana dia bermain hampir tanpa jeda. Tekadnya luar biasa. Walaupun kelelahan, Mumtaz tetap ingin melanjutkan permainan. Tiga final dari tiga nomor, itu bukan prestasi biasa. Kami bangga sekali,” kata Andre.

Tak banyak atlet muda yang berani, apalagi mampu, turun di tiga nomor sekaligus. Lebih sedikit lagi yang bisa mencapai final semuanya dan membawa pulang 1 emas dan 2 perak.

Mumtaz Allaitsi membuktikan bahwa ia tidak hanya punya bakat, tetapi juga keberanian, ketahanan, dan mental petarung. Pada usia 15 tahun, ia sudah memperlihatkan masa depan cerah yang siap diukir lebih besar.

Selamat, Mumtaz. Teruslah melaju, membawa nama Sumatera Barat dan Indonesia ke panggung yang lebih tinggi. (Hendri Parjiga)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *