Oleh : Suci Dwi Hikmah*)
Indonesia adalah negeri yang akrab dengan bencana alam. Sumatra, salah satu pulau dengan aktivitas geologis aktif, kembali diguncang bencana yang menyisakan luka sekaligus membutuhkan respon cepat. Di tengah kesulitan itu, masyarakat Indonesia memperlihatkan wajah solidaritas yang luar biasa namun kini dalam bentuk yang berbeda.
Perkembangan teknologi membuat proses donasi tidak lagi bergantung pada aksi lapangan semata, tetapi juga pada pergerakan masif di media sosial dan platform digital.
Di era yang serba cepat ini, informasi tentang bencana, kebutuhan korban, hingga ajakan donasi dapat tersebar dalam hitungan menit. Inilah yang membuat platform digital memegang peran strategis dalam penanganan bencana, terutama ketika influencer ikut turun tangan menggerakkan massa.
Ketika bencana mengguncang Sumatra, gelombang kepedihan dan kepanikan langsung menyeruak ke permukaan. Namun di balik itu, muncul satu kekuatan baru yang kini tidak bisa dipandang sebelah mata ialah platform digital. Bukan lagi sekadar ruang untuk berbagi cerita atau hiburan, media sosial berubah menjadi jembatan solidaritas yang menghubungkan ribuan orang yang ingin menolong bahkan dari jarak ribuan kilometer.
Dalam hitungan jam, influencer dari berbagai daerah mulai menggerakkan warganet melalui live, unggahan video, hingga kampanye donasi terpadu. Yang menarik, bukan hanya jumlah donasi yang meningkat, tetapi juga kecepatan penyebaran informasi serta kemudahan kontribusi yang membuat bantuan begitu cepat mengalir ke lapangan.
Artikel ini mengurai bagaimana platform digital termasuk platform kita bisa.com berperan sebagai motor penggerak yang mampu menyatukan empati publik, memaksimalkan jangkauan influencer, dan mempercepat bantuan hingga langsung menyentuh para korban di titik bencana.
Di era sekarang, solidaritas ternyata tidak hanya lahir dari tangan yang turun langsung, tapi juga dari klik yang tepat di waktu yang tepat.
- Pengaruh Platform Digital dalam Menggerakkan Donasi
Platform digital tidak hanya menjadi ruang berinteraksi, tapi juga sarana kemanusiaan. Ada beberapa alasan mengapa penggalangan dana di media sosial menjadi lebih efektif pada bencana di Sumatra kali ini
a. Penyebaran Informasi Lebih Cepat
Melalui unggahan, story, atau live, informasi mengenai kondisi terkini di daerah terdampak dapat menyebar secara masif. Visual dan narasi membuat publik lebih tersentuh dan cepat tergerak memberikan bantuan
b. Akses Donasi yang Mudah dan Transparan
Platform donasi menyediakan sistem yang praktis—cukup beberapa klik untuk ikut berdonasi. Banyak platform kini dilengkapi fitur laporan, update penyaluran, bahkan live tracking penyaluran bantuan sehingga menambah rasa percaya publik.
c. Jangkauan Lintas Wilayah
Mereka yang berada jauh dari lokasi bencana tetap bisa memberikan kontribusi. Dengan kekuatan jaringan internet, bantuan mengalir dari seluruh pelosok Indonesia, bahkan dari luar negeri.
• Peran Influencer dalam Meningkatkan Solidaritas Publik
Influencer memiliki kekuatan utama: kepercayaan dan kedekatan dengan audiens. Ketika mereka mengajak pengikutnya berdonasi, efeknya bisa luar biasa.
Salah satu sosok yang memberi dampak besar dalam gerakan donasi ini adalah Ferry Irwandi, seorang influencer yang dikenal karena kedekatannya dengan para pengikutnya dan konsistensinya dalam mengangkat isu-isu sosial.
Melalui konten yang autentik dan ajakan yang penuh empati, Ferry menjadi jembatan penting antara platform KitaBisa.com dengan ribuan masyarakat yang ingin membantu korban bencana di Sumatra.
Dengan memanfaatkan jangkauan media sosial yang ia miliki, Ferry tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga menciptakan ruang partisipasi yang luas bagi publik. Aksinya membuktikan bahwa kontribusi influencer tidak berhenti pada konten hiburan, tetapi juga dapat mendorong gerakan kemanusiaan yang nyata dan cepat.
Kontribusi Besar Influencer dalam Menggerakkan Donasi untuk Bencana Alam di Sumatra
Di era digital saat ini, influencer memiliki posisi strategis sebagai penghubung antara informasi dan tindakan. Dalam situasi bencana alam di Sumatra, peran mereka terbukti sangat signifikan.
Dengan jangkauan audiens yang besar dan tingkat kepercayaan yang tinggi, influencer mampu mengubah empati menjadi gerakan donasi nyata dalam waktu yang sangat singkat. Setiap unggahan, cerita, atau siaran langsung mereka bukan hanya menyampaikan kabar duka, tetapi juga menjadi pemicu solidaritas publik.
Melalui pendekatan komunikasi yang personal, influencer dapat menyampaikan kondisi darurat secara lebih relatable dan emosional, sehingga publik merasa lebih dekat dan terlibat. Mereka tidak hanya mengajak berdonasi, tetapi juga memberikan edukasi mengenai transparansi penyaluran, urgensi bantuan, hingga menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Hal ini mendorong terbentuknya partisipasi publik yang lebih luas dan cepat, terutama di saat-saat kritis ketika bantuan harus segera disalurkan.
Lebih jauh lagi, influencer mampu menciptakan efek domino. Ketika satu kampanye donasi mulai ramai, influencer lain, komunitas daring, hingga publik biasa terdorong untuk ikut serta. Kolaborasi antar-influencer dan dukungan platform donasi seperti KitaBisa.com membuat gerakan ini berkembang menjadi aksi kemanusiaan besar yang melampaui batas geografis.
Dampaknya tidak hanya terlihat pada jumlah dana yang terkumpul, tetapi juga pada meningkatnya kesadaran sosial masyarakat tentang pentingnya saling membantu saat bencana melanda.
Pada akhirnya, kontribusi influencer dalam respon bencana bukan sekadar tentang viralnya konten, tetapi tentang bagaimana mereka memanfaatkan suara dan pengaruhnya untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Mereka menjadi bukti bahwa kekuatan digital, ketika diarahkan dengan tepat, mampu menembus jarak, mempercepat bantuan, dan menyatukan jutaan hati demi satu tujuan kemanusiaan.
Bencana di Sumatra menunjukkan bahwa solidaritas masyarakat Indonesia tidak pernah padam. Hanya saja, wujudnya kini semakin berkembang mengikuti zaman. Dari layar gawai, ribuan tangan terulur memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan.
Platform digital dan influencer telah membuktikan bahwa teknologi tidak hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang kemanusiaan. Melalui kolaborasi keduanya, bantuan dapat menjangkau lapangan lebih cepat, lebih luas, dan lebih tepat sasaran.
Di tengah kesedihan, kita menemukan bahwa klik kecil dari satu orang dapat menjadi cahaya besar bagi banyak nyawa.[]
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang*)




