Matcha atau Kopi? Tren Minuman Estetik di Kalangan Gen Z

Oleh : Syifa Aulia Rahma*)

Pendahuluan

Dalam beberapa tahun terakhir khususnya di Indonesia, tren konsumsi minuman di kalangan generasi muda khususnya gen z, mengalami perubahan yang signifikan. Minuman bukan lagi sekedar kebutuhan untuk melepas dahaga, melainkan sebagai gaya hidup dan identitas diri. Dua minuman tren yang paling menonjol adalah matcha dan kopi.

Jika kita lihat di media sosial saat ini, terutama di Instagram atau TikTok, pasti sering bermunculan konten seseorang yang nongkrong di kafe sambil menikmati segelas kopi maupun matcha. Dua minuman ini seolah sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda masa kini. Tapi, kenapa sih banyak sekali anak muda yang suka dengan minuman ini?

Selain itu, perubahan gaya hidup di era digital membuat minuman seperti matcha dan kopi tidak hanyadinikmati karena rasanya, tetapi juga kerena nilai estetik yang melekat padanya.

Foto minuman dengan warna hijau yang lembut atau kopi dengan lapisan foam yang rapi sering kali menjadi daya tarik visual yang membuatnya semakin populer di berbagai platform. Bagi gen z, estetik dan pengalaman visual memiliki peran besar dalam memilih minuman harian.

Tidak hanya soal rasa dan tampilan, tren ini juga berkaitan dengan identitas diri. Banyak anak muda yangmenggunakan minuman yang mereka pilih cara mengekspresikan selera, gaya hidup, bakhan mood. Matcha sering dipandang sebagai pilihan yang calming dan sehat, sementara kopi identik dengan produktif dan semangat. Keduanya membentuk citra dan gaya hidup yang berbeda, namun sama-sama kuat dikalangan gen z.

  Fenomena ini menarik untuk dibahas karena menunjukkan bagaimana budaya populer dan media sosial memengaruhi generasi muda. Melalui artikel ini, kita akan melihat bagaimana matcha dan kopi menjadi lebih dari sekedar minuman, melainkan menjadi bagian dari identitas dan tren generasi muda.

Pembahasan

Kopi sudah lama dikenal sebagai minuman penambah energi. Kandungan kafein pada kopi cukup tinggi sekitar 95 mg per cangkir yang membuat kopi sering dipilih untuk meningkatkan fokus dan semangat belajar (Healthline, 2023).

Sedangkan kafein pada matcha lebih rendah di bandingkan kopi, satu cangkir matcha mengandung sekitar 70 mg kafein. Kafein dalam matcha ini memberikan energi yang lebih stabil di bandingkan kopi dan memiliki antioksidan yang tinggi (Medical News Today, 2022).

Matcha dan kopi sasa-sama minuman yang berkafein dan kaya antioksidan. Tetapi berbeda secara asal, rasa, dan efek energinya. Kopi berasal dari biji kopi yang di panggang dan di giling, sedangkan matcha berasal dari daun teh yang digiling sampai halus.  

Kopi memberikan dorongan energi instan dengan rasa pahit yang kuat, sedangkan matcha memberikan energi yang lebih stabil dan menenangkan karena kandungan L-theanine, dengan rasa khas rumput dan tanah. Kopi dikenal sebagai penyemangat instan dan matcha hadir dengan suasana yang lebih lembut dan tenang.

Budaya nongkrong di kafe menjadi sebuah tren yang melekat kuat bagi generasi muda. Tempat dengan interior estetik, playlist yang menenangkan dengen secangkir kopi atau matca menjadikan kafe bukanlah sekedar tempat untuk nongkrong tetapi juga sebagai tempat untuk membuat tugas, foto-foto lucu, dan membuat konten. Matcha dan kopi paling identik dengan tempat ini.

Karena sebagian gen Z memiliki karakter mendang-mending. Bagi mereka yang ingin menikmati matcha dan kopi tetapi budget mereka masih pelajar. Tentunya sangat mejadi pertimbangan untuk nongkrong di kafe karena harganya tergolong mahal.

Untungnya zaman sekarang matcha dan kopi tidak hanya bisa di nikmati di kafe saja. Sudah banyak penjual yang menyediakan minuman aestetik ini dipinggir taman maupun pinggir jalan dengan harga yang terjangkau.

Tren minum kopi yang populer di kalangan remaja saat ini adalah jenis kopi espresso yang memiliki rasa pahit yang kental. Espresso ini sering di jadikan pelarian bagi mereka yang sedang galau atupun putus cinta.

Kata mereka di beberapa konten yang mereka buat dengan caption “Bahkan espresso double shoot pun tak terasa pahit ketika yang minumnya sedang tidak baik-baik saja”. Fenomena ini menjelaskan bahwa tren minuman estetik ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan cara mengekspresikan diri bagi gen Z saat ini.

Karena matcha memiliki rasa yang khas dan memberikan efek menenagkan, minuman ini sering di jadikan sebagai minuman rileksasi diri sekaligus menjaga kefokusan bagi gen Z yang sering menghadapi tekanan hidup.

Proses pembuatan yang terlihat estetik membuat matcha sering di jadikan konten yang di sukai banyak orang dan warna hijau pada matcha yang memberikan tampilan visual yang menarik di media sosial.

Selain karena warna yang menarik dan rasa yang unik, matcha menjadi tren di kalangan anak muda karena pengaruh influencer atau konten kretaor yang sering membagikan resep, pengalaman, atau merekomendasikan matcha sebagai treatmen kecantikan dan suplemen pendukung diet, sehingga banyak orang yang tertarik  sampai menjadi FOMO (Fear Of Missing Out) bagi pengikutnya.

Matcha dan kopi tidak hanya di jadikan sebagai minuman, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai macam produk kuliner lainya seperti kue, es krim, dan dessert, yang semakin memperluas jangkauan pupularitasnya. Faktor ini juga menjadi salah satu alasan kenapa matcha dan kopi menjadi tren di kalangan gen Z.

Kedua minuman ini menjadi populer bukan hanya kerena rasanya saja, tetapi karena tampilanya juga. Pada dasarnya media sosial cenderung mempromosikan konten estetik dan memanjakan mata. Foto gelas transparan berisi es batu dengan matcha yang berwarna hijau lembut, atau latte art yang bergradasi membuat orang ingin mencobanya atau membagikan postingan tersebut. Akhirnya kopi dan matcha berubah menjadi simbol lifestyle digital gen z.

Perlu di ketahui, walaupun kafein memiliki banyak manfaat tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan dapat memberikan bahaya bagi tubuh. Seperti menyebabkan sulit tidur,  meningkatkan resiko osteoporosis, mambuat jantung berdebar, menyebabkan masalah pencernaan, mengganggu kesuburan dan membahayakan kehamilan, serta meningkatkan kadar gula darah. (Alodokter, 2024).

Jadi jangan berlebihan dalam mengkonsumsi kafein, yang sewajarnya saja. Sebagai generasi muda, kita juga harus bijak dalam menerima atau mengikuti sesuatu yang sedang menjadi tren di zaman sekarang.

Penutup

Pada akhirnya, baik matcha maupun kopi memiliki pesonanya masing-masing bagi gen z. Kopi jadi pilihanbuat yang ingin tetap semangat dan produktif, sementara matcha cocok untuk yang suka vibe tenang dan estetik. Kedua minuman ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal gaya hidup dan bagaimana anak muda mengeksoresikan diri lewat media sosial.

Fenomena ini menunjukan bahwa minuman sekarang bukan hanya menjadadi pelepas dahaga, tetapi jiga bagian dari identitas dan cara gen z menunjukan siapa mereka.

Apapun pilihanya, matcha atau kopi, semuanya kembali kepada selera masing-masing. Intinya dua minuman estetik ini akan terus menjadi bagian dari minuman tren anak muda yang mengekspresikan dirinya lewat secangkir kopi. []

Referensi

Healthline. (2023). How much caffeine is in a cup of coffee?

Medical News Today. (2022). What to know about matcha and its benefits.

Alodokter. (2024). Jangan konsumsi kafein berlebihan, ini bahaya kafein bagi kesehatan. https://www.alodokter.com.

Mahasiswa STAI PIQ Sumbar*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *