BANDUNG, FOKUSSUMBAR.COM – Desa Sumpur Kudus merupakan salah satu desa di Sumatera Barat yang paling aktif dalam melakukan kegiatan pelestarian kawasan hutan desanya. Kawasan hutan Sumpur Kudus memiliki luasan 4862 Ha dengan potensi HHBK (hasil hutan bukan kayu) dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Masyarakat menyadari bahwa hutan yang menyimpan air merupakan sumber kehidupan bagi mereka, oleh karena itu mereka berupaya keras menjaga kelestarian hutannya, dan ini juga tertuang dalam peraturan adat desa Sumpur Kudus dengan membentuk kelompok penjaga hutan adat.
Dr. Bryan Denov, S.T., M.T dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB pada media ini, Jumat (15/11/2024), menyebutkan, bahwa sejak tahun 2018, masyarakat telah aktif melakukan kegiatan di kawasan hutan mereka seperti pemantauan hutan, inventarisasi potensi hutan, pencegahan illegal logging, penanaman pohon dan penanaman hingga pemanenan rotan lestari sebagai sumber penghasilan utama kelompok.
Kemudian pada tahun 2023, dengan bantuan berbagai pihak kelompok berhasil mendirikan pos patrol hutan desa Sumpur Kudus untuk mempermudah mereka berkegiatan di dalam kawasan hutan. Dikarenakan sulitnya akses dan medan dalam berkegiatan di kawasan hutan ini terutama dalam menanam dan memanen, seringkali ini menjadi hambatan bagi para petani rotan, dimana mereka seringkali harus menginap di hutan (pos) dalam waktu yang cukup lama dan membutuhkan suplai listrik namun untuk membawa pembangkit listrik generator ke dalam kawasan hutan sangat sulit dan nyaris tidak mungkin.
Oleh karena itu tim patrol seringkali harus keluar kembali ke desa untuk mengisi daya ulang power supply dan kemudian harus kembali lagi ke kawasan hutan, dimana kondisi ini sangat tidak efisien dan membuat jumlah produksi rotan mentah menjadi tidak maksimal.
Di tahun 2024 ini, melalui permohonan resmi lewat aplikasi desanesha desa Sumpur Kudus menyampaikan permohonan bantuan untuk pengembangan pembibitan rotan di Kawasan Sumpur Kudus.
Pembangkit Listrik Pico-Hydro Portable Modifikasi untuk Pemanenan Rotan di Tengah Hutan Sumpur Kudus sangat dibutuhkan bukan hanya oleh petani rotan Sumpur Kudus sekaligus pula untuk mempermudah proses penanaman dan pemanenan rotan di kawasan hutan Sumpur Kudus.
Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan bakti dan kontribusi sosial yang tinggi dengan melakukan proyek pengabdian kepada masyarakat di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB dengan proyek berjudul Pembangkit Listrik Pico-hydro Portable Modifikasi untuk Pemanenan Rotan di Hutan Pedalaman Desa Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
Pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Dr. Bryan Denov, S.T., M.T dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB beserta anggota seperti Dr. Ing. Deny Hamdani, S.T., M.Sc., dan Dr. Ir. Syarif Hidayat, MT dari STEI ITB, Ramadhani Eka Putra, S.Si., M.Si., Ph.D dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, serta Muhammad Alfatha Kurniadi yang merupakan tim teknis lapangan.
Kegiatan ini juga memberikan peluang untuk melaksanakan Kegiatan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) kepada tiga orang mahasiswa yang terdiri atas Ridwan Fauzan Dhoifullah (NIM 18022043), Moses Yohanes Daryl Hutapea (NIM 18022042), dan Shafar Zidan Nugraha (NIM 18022021) dari program studi Teknik Tenaga Listrik, STEI ITB.
Pada proyek ini, telah didesain pembangkit listrik tenaga air dengan skala kecil (pico-hydro) dengan kapasitas 1 kilowatt (kW) untuk menyuplai dan mengirim tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan oleh warga Desa Sumpur Kudus sebagai penerangan di dalam Hutan saat kegiatan pemanenan rotan.
Kegiatan ini diawali dengan survei ke lokasi pemasangan pembangkit di Desa Sumpur Kudus oleh Tim Pico-hydro. Ridwan Fauzan dan Alfath melaporkan bahwa debit aliran air yang ada di lokasi cukup deras, tinggi, dan diprediksi cukup untuk membangkitkan tenaga listrik dalam skala kecil.
Setelah melakukan survei, dilakukan perancangan, desain, dan pembuatan (perakitan) rangkaian alat dari segi mekanis maupun elektrik untuk pembangkit listrik. Pembuatan dan pengerjaan mekanis bangunan untuk aliran air pembangkit yang meliputi bendungan air, turbin air, dan as (shaft) turbin air bekerja sama dengan Bengkel Tubilac yang berlokasi di Cikutra, Bandung.
Bersamaan dengan itu, dilakukan perancangan sistem elektrikal yang terdiri atas generator atau alternator dengan output tegangan 12V arus searah (direct current/DC) yang terhubung dengan putaran turbin air, aki yang dapat terisi hingga 14.4V DC oleh output tegangan dari putaran alternator, inverter yang mengubah tegangan DC 12V menjadi 230V alternating current (AC) bolak-balik untuk konsumsi listrik, peralatan ukur listrik berupa voltmeter (untuk mengukur tegangan listrik AC dan DC) dan amperemeter (untuk mengukur arus listrik DC dan AC), serta peralatan proteksi sistem kelistrikan seperti fuse dan circuit breaker (CB) untuk memutus arus listrik jika terjadi gangguan short circuit pada rangkaian. Semua peralatan listrik dirangkai di dalam panel listrik. (***)