Oleh; Ustad Islami Azmam S.H*
KATA sabar terdiri dari tiga jenis kata seperti Shad, Ba dan Ra. Dimana makna dari tiga jenis kata tersebut adalah menahan, ketinggian akan sesuatu dan sejenis baru.
Dari makna menahan akan lahir kata konsisten atau bertahan karena bertahan untuk menahan pandangannya pada satu sikap.
Seseorang yang mampu menahan gejolak hatinya kerap dinamai dengan bersabar. Dari kata kedua lahir kata shubr yang memiliki arti puncak akan sesuatu dan dari makna ketiga muncul kata ash-shubroh yaitu batu kukuh lagi kesal atau potongan besi.
Ketiga jenis makna tersebut akan selalu berkaitan. Dimana orang yang sabar akan menahan diri dan untuk itu ia akan memerlukan kekukuhan jiwa serta mental bajar. Hal ini dilakukan dalam mencapai ketinggian yang mereka inginkan.
Allah berfirman :
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al Baqarah: 286).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bebanilah diri kalian dengan amal sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg)6 walaupun sedikit.”(HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah).
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan KAMI pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala YANG LEBIHk BAIK dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl: 96)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka TANPA HISAB (BATAS).”
(QS. Az-Zumar: 10).
Bapak Ibuk dan Saudaraku,
Diantara akhlak terpuji seorang Muslim ialah selalu sabar dan tabah karena Allah Azza wa Jalla.
Orang-orang sabar karena Allah Azza wa Jalla akan menempati tempat yang paling tinggi lagi mulia, yakni sebuah istana di surga. Di dalamnya mereka akan bertemu dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya,
Allah Subhanaata’ala berfirman ;
وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلْحِسَابِ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
وَٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى ٱلدَّارِ
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
جَنَّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۖ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ
(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): Salamun ‘alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
(QS. Ar Ra’d: 21-24)
Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman,
Jadikanlah SABAR dan SHALAT sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, apabila mendapat suatu cobaan, maka Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat. Para ulama menjelaskan bahwa sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam mengerjakan ketaatan dan amal-amal taqarrub (mendekatlan diri kepada Allah Azza wa Jalla).
Jenis yang kedua inilah yang lebih utama, mengingat ia adalah tujuan utama. Adapun jenis sabar lainnya yaitu sabar dalam menanggung berbagai macam musibah dan cobaan, jenis ini pun hukumnya wajib; perihalnya sama dengan istighfar (memohon ampun) dari segala macam dosa dan khilaf…
Semoga kita dapat mentafakuri dan mentadaburi apa yg dimaksudkan sabar dan balasannya dari Allah ta’ala dg nilai tanpa batas !!
*) Instruktur Pendidikan Agama Islam di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Tuah Sakato Provinsi Sumatera Barat