PASAMAN BARAT, FOKUSSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menerima empat judul buku dari Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat pada Rabu (30/7/2025), di Auditorium Kantor Bupati Pasbar. Penyerahan buku ini merupakan bagian dari realisasi anggaran pokok-pokok pikiran Anggota DPRD Sumbar, Zulkanedi Said, S.Sos, SH, M.Si, MM, MH, M.AP.
Buku ini diterima langsung oleh Wakil Bupati Pasbar, M. Ihpan, berjudul Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Sejarah Kelahiran Pasaman Barat, Sejarah Perjuangan Buya Sasak, dan Sejarah Perjuangan Buya Lubuak Landua. Penyerahan buku ini juga disaksikan unsur Forkopimda dan stakeholder terkait.
Wakil Bupati M. Ihpan menyampaikan apresiasi kepada Zulkanedi Said dan Dinas Kebudayaan Sumbar atas kontribusinya terhadap pelestarian sejarah dan budaya lokal.
“Empat buku ini mewakili tiga aspek penting kehidupan daerah kita, yakni identitas administrasi dan politik, keteladanan perjuangan lokal, serta filosofi sosial budaya. Ini bukan sekadar dokumentasi, melainkan tonggak dalam memperkuat identitas dan memajukan kebudayaan Pasaman Barat,” ujar Wabup Ihpan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa buku Sejarah Kelahiran Pasaman Barat merupakan bentuk pengakuan atas identitas dan perjalanan panjang Kabupaten Pasaman Barat. Buku ini menggambarkan proses perjuangan dari sisi administratif, politik, dan sosial yang akhirnya mengantarkan Pasaman Barat menjadi sebuah kabupaten yang berdiri sendiri.
“Buku Perjuangan Buya Sasak dan Buya Lubuak Landua merekam jejak dua tokoh besar yang berasal dari daerah ini. Keduanya merupakan pemimpin lokal yang tak hanya kuat dalam bidang keilmuan, tetapi juga teguh dalam akhlak dan berpihak kepada rakyat. Sementara itu, Buku Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah merepresentasikan ruh dari tatanan sosial masyarakat Sumatera Barat, termasuk di dalamnya masyarakat Pasaman Barat,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemda Pasbar berkomitmen memanfaatkan buku-buku tersebut sebagai bahan literasi sejarah dan budaya. Di antaranya dengan mendorong penerapan sebagai muatan lokal di satuan pendidikan, penguatan nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam kebijakan daerah, serta pengembangan situs-situs sejarah menjadi destinasi wisata edukatif dan pusat pembelajaran karakter.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Dr. H. Jefrinal Arifin, SH, M.Si, menyebut buku-buku ini dapat digunakan mulai dari jenjang SD hingga SMA, bahkan oleh masyarakat umum, untuk menumbuhkan kembali pemahaman terhadap adat dan budaya Minangkabau.
“Semoga buku ini menjadi media literasi budaya yang dapat memperkuat identitas generasi muda kita,” harap Jefrinal. (*/ril)