PADANG, FOKUSSUMBAR.COM – Komplek Perumahan Dangau Teduh, Cengkeh Nan XX, Kec. Lubuk Begalung, Kota Padang, memiliki impian menjadi Kampung Al Quran.
“Semangat tersebut sejalan dengan komitmen warga, setiap rumah memiliki penghafal Al-Qur’an,” kata Ketua Yayasan As Salaam Dangau Teduh H. Abtar Latif SE, disela-sela wisuda Akbar Pondok Tahfizh Daarul Qur’an, Lapangan Serba Guna Dangau Teduh, Komplek Dangau Teduh, Padang, Minggu (10/8-2025).
Impian itu sudah dirintis. Kehadiran Pondok Tahfizh Daarul Qur’an menjadi salah satu jawaban. Para santri ada yang menetap di pondok, ada yang regular, tetap berada di rumah masing-masing, tapi proses pembelajaran diformat sedemikian rupa.
Aturan yang diberlakukan sangat ketat. Tiga kali tidak belajar secara berturut tanpa alasan yang bisa diterima, langsung dikeluarkan.
Saat ini, santri reguler ada 104 orang. Bimbingan yang diberikan, selain mereka belajar di pondok, juga difasilitasi dengan kehadiran ustad/ustazah ke rumah masing-masing. Pesertanya beragam usia.
Di sisi lain, kata Abtar Latif yang akrab disapa Abah, proses pengelolaan dan pengembangan Pondok Tahfizh Daarul Qur’an murni dari donatur yang tidak mengikat. Kebutuhan bulanannya mencapai Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.
Kebutuhan lain yang sangat mendesak, katanya, saat ini fasilitas masih kurang sejalan dengan tingginya minat peserta, sehingga pengurus mengusahakan ada warga yang berkenan menjadi donatur untuk meminjampakaian rumah atau bangunan mereka di kawasan komplek yang tidak termanfaatkan.
Wisuda kali ini diikuti 54 santri, sebanyak 16 santri diantaranya telah mampu menghafal 30 juz. Kemampuan hafalan tersebut dicek ulang dihadapan orang tua, warga dan ratusan undangan lain.
“Pemerintah Kota Padang memberikan apresiasi sepenuhnya kepada pengurus, donatur dan masyarakat yang memberikan perhatian kepada pondok tahfizh ini,” kata Walikota Padang Fadly Amran sembari menyebutkan, program ini sejalan dengan program unggulan Pemko Padang, khususnya Smart Surau.
Walikota berpesan kepada santri yang diwisuda, jaga selalu hafalan, kemudian ditingkatkan, serta amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan kehidupan semakin hari semakin berat.
“Selalulah berpegang pada Al Quran dan hadist nabi,” katanya kemudian menanyakan usia beberapa santri. Ada yang usia belasan hingga 20 tahun.
Fadly Amran menyebutkan, saat momentum 100 tahun Republik Indonesia, santri yang diwisuda hari ini berada pada masa puncak produktif.
“Mari kita sama-sama berdoa, semoga kelak, anak-anak kita ini menjadi bagian dari mereka yang berperan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa,” ajaknya. (jiga)