Oleh : H. Abdel Haq, S.Ag., MA,.*)
Membicarakan sosok dan kepribadian Rasulullah Muhammad SAW, sungguh sangat menarik untuk dibaca, ditelaah dan didiskusikan. Bagaikan mata air zam-zam yang tidak pernah susut, apalagi mengering.
Meskipun dimanfaatkan oleh puluhan juta umat Islam tatkala berhajji dan melakukan umrah. Sikap dan kepribadian Rasulullah Muhammad SAW selalu menginspirasi dan memotivasi bagi siapa pun, yang menginginkan perubahan dalam kehidupan. Agar kehidupan yang dilalui, jangan monoton, berjalan di tempat atau malah terdegradasi, menurun ke titik nadir. Bahkan kehilangan pedoman dalam
hidup kehidupannya.
Justeru itulah, kehadiran Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah Swt adalah sebagai seorang Reformer Sejati, Tokoh Perubahan,Tokoh Pembaharu dalam rangka mengadakan perubahan, perbaikan, peningkatan, mencerdaskan dan penyelamatan aset yang dianugerahi Allah Swt buat umat manusia.
Supaya manusia mampu menyadari eksistensi, keberadaannya sebagai khalifah, pemimpin dan mewakili Sang Pencipta dalam memelihara, mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah.
Sumber daya alam yang merupakan anugerah Allah Swt buat manusia itu, dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Tanpa harus merusak sistem yang telah ada, yang telah menjadi sunnatullah, ketentuan Allah Swt yang sangat alami.
Adapun keberadaan, tugas fungsi manusia secara esensi di sisi Allah Swt adalah sebagai khalifah, pemimpin, penguasa di jagad raya ini.
Seperti dijelaskan Allah Swt dalam surah
Al-Baqarah ayat 30 :
” wa idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati inniy jaa-‘ilun fil ardhi khalifatan, qaaluu aataj’aluu fiihaa mayyufsidu fiihaa wa yasfikuddimaa’, wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisulaka. Qaala inniy a’lamu maa laa ta’lamuuna “.
Artinya : ” Dan ( ingatlah ) tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ” Aku hendak menjadikan khalifah di bumi “. Mereka berkata : ” Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, ” Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “. Q.S. 2.30.
Menarik sekali dialog Allah Swt dengan para malaikat, tatkala Allah Swt ingin menciptakan khalifah, pengganti, pemimpin dan penguasa di muka bumi. Secara umum, kita mengetahui bahwa para malaikat itu, pada dasarnya adalah makhluk Allah yang paling taat, tidak pernah menentang keputusan Allah, apalagi mengingkari apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt.
Dalam ayat di atas, dialog para malaikat dengan Allah Swt, seolah-olah para malaikat melakukan protes. “Kenapa tidak kami saja yang diangkat sebagai khalifah di muka bumi. Padahal kami selalu bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu setiap saat “.
Dengan tegas Allah Swt menjawab, ” Sungguh, Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “. Jawaban Allah Swt ini, perlu digaris bawahi, ” bahwa urusan untuk diangkat menjadi khalifah, pengganti, pemimpin dan penguasa itu adalah hak Allah Swt.
Kalau dalam bahasa ketata negaraan, disebut hak istimewa penguasa atau prerogatif Allah Swt saja.
Setelah mendengar jawaban Allah Swt yang cukup tegas, para malaikat, tertunduk lesu, menyadari posisinya sebagai makhluk Allah Swt yang memiliki banyak keterbatasan, jika dibandingkan dengan makhluk yang bernama manusia.
Tatkala Allah Swt menanyakan kepada para malaikat, ” sebutkanlah nama-nama benda ini kepada-Ku, jika kamu yang benar? Para malaikat menjawab; Maha Suci Engkau, tidaklah yang kami ketahui, kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, Maha Bijaksana “.
Begitulah sekilas pintas keistimewaan manusia dibandingkan malaikat dan makhluk lainnya. Yang langsung dijelaskan oleh Allah Swt secara simpel, gamblang dan menusuk hati.
Misi dan tugas Rasulullah Muhammad SAW
Adapun misi dan tugas Rasulullah Muhammad SAW diangkat Allah Swt sebagai Nabi dan Rasul, adalah sebagai berikut :
- Sebagai rahmat bagi semesta alam, hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam surah Al-Anbiyaa’ ayat 107 :
” Wa maa arsalnaaka illaa rahmatal lil’aalamiina “
Artinya : ” Dan Kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan untuk
( menjadi ) rahmat bagi seluruh alam “. Q.S 21.107.
Secara tegas dan gamblang Allah Swt menyatakan kehadiran Rasulullah Muhammad SAW diutus adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Dengan demikian tugas kerasulan Nabi Muhammad SAW sangat mulia sekali.
Yaitu, ingin mengadakan mereformasi, mengembalikan kepada format yang benar, mengadakan perubahan kepada yang lebih baik, sesuai dengan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Inilah misi dan tugas risalah tauhid yang dibawa Nabi dan Rasul terakhir ini, yang dipastikan bermanfaat bagi seluruh isi alam.
Misi yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW tidak tanggung-tanggung, bukan dirasakan oleh manusia saja. Akan tetapi, kerasulan Nabi Muhammad SAW dengan risalah tauhid, mengesakan Allah Swt bisa dirasakan oleh alam sekitarnya. Hal ini ditandai dengan larangan merusak alam, bumi, hutan, pencemaran air dan lingkungan lainnya. Sehingga terganggunya kehidupan makhluk hidup.
Seperti rusaknya ekologi, ekosistim dan tidak tertutup terjadinya ketidakseimbangan di muka bumi ini.
Yang menyebabkan hancurnya berbagai specis ikan, tumbuhan dan hewan. Termasuklah penebangan pohon secara liar, penggerukan, eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam tanpa batas.
Apabila hal ini dibiarkan dipastikan akan merusak dan membawa kerugian yang sangat fatal terhadap kesehatan dan kesinambungan makhluk hidup dan kehidupan manusia itu sendiri.
Sehingga Allah Swt melarang berbagai macam bentuk perbuatan yang merusak di muka bumi ini. Seperti dijelaskan Allah Swt dalam Al-Quran :
” Wa laa tufsiduu fil ardhi ba’da ishlaahihaa wad’uuhu khaufaw wa thama’aa, inna rahmatallaahi qariibum minal muhsiniin “.
Artinya : ” Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan “. Q.S.7.56.
Firman Allah Swt di atas melarang keras melakukan kerusakan di muka bumi, dalam bentuk apapun dan dengan modus apa pun. Karena Allah Swt telah menciptakan alam dan lingkungan dengan baik, penuh keseimbangan. Dalam ayat lain juga melarang berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
- Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah Swt untuk seluruh umat manusia.
Kehadiran dan keberadaan Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir, berbeda dengan para Nabi dan Rasul sebelumnya. Kalau Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW diutus untuk suatu kaum atau bangsa tertentu dan dalam waktu tertentu. Seperti, Nabi Musa diutus Allah Swt untuk umat Bani Israil, Nabi Syu’ib AS untuk bangsa Madyan, Nabi Hud AS diutus untuk kaum ‘Ad dan Nabi Shaleh AS diutus Allah Swt untuk kaum Tsamud.
Tetapi, Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah Swt untuk seluruh umat manusia, sampai berakhirnya dunia yang fana ini. Dengan membawa misi suci, yaitu memberi kabar gembira dan berita pertakut. Agar umat manusia selalu berada di jalan yang lurus, ( shiraatul mustaqiim ) dan terjauh dari jalan kesesatan dan kemusyrikan.
Supaya manusia bisa menikmati kehidupan yang harmonis, saling membantu dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Terlepas dari perbuatan maksiat, merugikan orang lain, melakukan kecurangan dan kezaliman. Inilah misi perubahan mendasar yang dibawa Nabi Muhammad SAW untuk semua lapisan manusia di jagad raya ini.
Hal ini pun dijelaskan Allah Swt dalam Al- Quran surah Saba’ ayat 28 :
” Wa maa arsalnaaka illaa kaaaffatal linnaasi basyiiraw wa nadiziiraaw wa laakinnaa aktsarannaasi laa ya’lamuun “.
Artinya : ” Dan Kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “. Q.S. 34.28.
Begitulah keberadaan Rasulullah Muhammad SAW diutus untuk seluruh lapisan umat manusia, yang tidak mengenal perbedaan, diskriminasi, antara kulit putih, kulit hitam atau pun kulit berwarna. Kaum bangsawan, rakyat jelata, pemimpin, penguasa dengan masyarakat biasa, tiada perbedaannya di sisi Allah Swt. Kecuali yang membedakannya adalah dari segi amal kebaikan dan ketaqwaan yang bersangkutan kepada Allah Swt.
- Keberadaan Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah Swt adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak, budi pekerti umat manusia. Hal ini diungkapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW melalui sabdanya … ” Innamaa bu’itstu li-utammima makaarimal akhlaaqi “.
Artinya : ” Sesungguhnya aku diutus tiada lain kecuali untuk menyempurnakan akhlak ” ( HR. Bukhari, Hakim dan Baihaqi ).
Sebagaimana telah diketahui oleh umat Islam, keberadaan Rasulullah Muhammad SAW diutus Allah Swt pada dasarnya untuk melakukan berbagai perubahan. Yaitu perubahan dalam segala lini kehidupan umat manusia agar umat manusia menjadi hamba Allah Swt yang taat, patuh, adil, jujur, santun dan bermanfaat bagi orang lain.
Dalam hadis Rasulullah Muhammad SAW di atas tadi, secara tegas, simpel dan gamblang, bahwa tujuan utama dari kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia sampai akhir zaman.
Akhlak dalam ajaran agama Islam tidak bisa disamakan dengan etika. Karena etika pada prinsipnya hanya berhubungan dengan sesama manusia, tentang sopan santun, saling menghormati, saling menghargai dan menyangkut tata krama pergaulan serta berkaitan dengan tingkah laku lahiriah.
Sedangkan dalam pengertian ajaran Islam, akhlak bukanlah sekedar menyangkut dengan hubungan tata krama antar manusia secara lahiriah saja. Akan tetapi amat luas cakupannya, termasuk sikap batin maupun pemikiran.
Ajaran agama Islam yang merupakan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus, juga menjelaskan bagaimana cara untuk mendapatkan petunjuk tersebut.
Adapun akhlak dalam ajaran agama Islam mencakup berbagai aspek, yang meliputi hidup dan kehidupan manusia.
Apakah aspek yang berhubungan dengan sang Pencipta Allah Swt, sesama manusia, maupun yang berhubungan dengan alam sekitarnya. Seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lainnya, termasuk juga sumber daya alam yang melimpah. Semuanya itu diatur dalam mengelola dan tata cara memanfaatkan, sesuai dengan akhlak karimah dalam ajaran Islam.
Memang, sangat dahsyat dan mulia sekali misi yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam melakukan perubahan, perbaikan, peningkatan dan pemeliharaan anugerah Allah Swt kepada umat manusia.
Pantas sekali Rasulullah Muhammad SAW menyatakan misi utama diutusnya oleh Allah Swt adalah dalam menyempurnakan akhlak manusia.
Ada pun akhlak manusia yang akan disempurnakan oleh Rasulullah Muhammad SAW antara lain :
Akhlak terhadap Allah Swt, yaitu bagaimana sikap, penghambaan, pengabdian manusia kepada Sang Khaliq. Dengan cara mentauhidkan, mengesakan Allah Swt meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah Swt. Bahwasanya Allah Swt saja yang wajib disembah, dibesarkan, dipuji dan disucikan dalam kehidupan ini.
Melalui kalimat syahadataini ” Asyahadu allaa ilaaha illallahu wa Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah “. Aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah “.
Sebagai konsekuensi dari kalimah ” laa ilaaha illallahu “, menghendaki umat Islam untuk tunduk, patuh, cinta hanya kepada Allah Swt semata.
Menolak ketundukan, pengabdian selain kepada kekuasaan Allah, menolak perintah yang bertentangan dengan perintah Allah, serta menolak cinta yang tidak sesuai dengan kecintaan Allah Swt. Termasuklah menolak loyalitas yang bertentangan dengan loyalitas terhadap Allah Swt.
Tegasnya tidak menjadikan Tuhan selain Allah Swt, tidak juga menjadikan selain Allah sebagai Wali atau Pelindung. Serta tidak menjadikan selain Allah Swt sebagai Hakim, Pemutus sengketa.
Deklarasi ” Laa ilaaha illallahu ” adalah ungkapan, ikrar pembebasan manusia dari segala bentuk pengaruh hawa nafsu ketundukan dan penghambaan kepada selain Sang Pencipta alam semesta beserta semua isinya.
Selanjutnya mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah, dalam pengertian untuk mengesakan Allah dalam bentuk pengabdian, diutuslah Nabi Muhammad SAW untuk memberikan petunjuk teknis, melakukan bimbingan dan arahan kepada umat manusia, agar manusia mendapatkan keridhaan Allah dan terjauh dari murka-Nya. Umat manusia pantas bersyukur diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir, yang menyampaikan perintah, larangan, hukum dan syariat Ilahy.
Melalui kehadiran Rasulullah Muhammad SAW kita bisa mengetahui yang halal, baik, yang bermanfaat untuk kebahagiaan dunia akhirat. Begitu pula sebaliknya, dengan perantaraan Rasulullah Muhammad SAW umat manusia mengenal larangan, kejahatan, segala bentuk kemungkaran dan hal-hal yang merusak diri, keluarga dan masyarakat.
Seandainya Rasulullah Muhammad SAW tidak diutus Allah, boleh jadi umat manusia hidup dalam kegelapan, tidak mengenal arti hidup dan kehidupan, begitu juga tidak akan mengenal tujuan hidup itu sendiri. Tanpa mengenal dan mencintai Rasulullah Muhammad SAW manusia tidak akan pernah mengenal diri dan Sang Penciptanya. Tanpa mencintai Rasulullah Muhammad SAW manusia tidak akan sampai mencintai Allah Swt.
Inilah misi Nabi Muhammad SAW yang utama yaitu meluruskan aqidah, keyakinan umat manusia. Tidak lagi menyembah berhala, menjadikan manusia, materi dan hawa nafsu sebagai Tuhannya.
Akhlak kepada alam dan lingkungan, merupakan sebuah kewajiban bagi manusia untuk selalu menjaga, memelihara dan memanfaatkan bumi beserta apa yang ada padanya.
Dalam hal ini manusia dilarang keras melakukan kerusakan, mengeksploitasi, mengeksplorasi, menguras sumber daya alam tanpa batas, yang akan berdampak negatif terhadap makhluk lain dan juga akan merusak ekosistem, ekologi yang telah tertata rapi diciptakan oleh Allah Swt.
” wa laa tabghil fasaada fil ardhi, innallaaha laa yuhibbul musrifiin “.
Artinya : ” Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan “. Q.S.28.77.
Demikianlah misi, tugas yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW, yang begitu masif, dahsyat dan mulia. Untuk melakukan perubahan, perbaikan dan peningkatan menuju kesejahteraan lahir batin, untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat bagi umat manusia, terutama bagi umat Islam yang beriman, yang senantiasa melaksanakan amal kebaikan.
Amat pantas Rasulullah Muhammad SAW dijadikan teladan dalam hidup dan kehidupan, seorang Reformer Sejati, insan kamil, manusia yang sempurna nyaris tidak punya cacat dalam kehidupannya. Semoga shalawat dan salam berkah selalu tertumpah buat beliau,
” Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad “.
Penulis adalah Jurnalis, Aktivis Dakwah, Pendidikan dan Pemerhati Sosial.*)