PASAMAN BARAT, FOKUSSUMBAR.COM – Jajaran KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat, menggelar Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di aula KUA setempat, Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas.
Kepala KUA Sungai Beremas, Syahril, akui, BRUS bagi generasi penerus, penting dan harus dilestarikan, khususnya dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Remaja adalah generasi penerus bangsa, sehingga perlu dibekali dengan pengetahuan agama, akhlak mulia, serta pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga,” katanya.
Akibat dari perkawinan anak/remaja usia sekolah sangat luas dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik bagi remaja itu sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Remaja yang sehat dan temapil mengelola diri. Ia juga mengingatkan para peserta agar menjaga pergaulan dengan baik, menjauhi perilaku negatif, serta senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
- Aspek Pendidikan: Putus sekolah karena harus mengurus rumah tangga, Hilangnya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan Rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa depan.
- Aspek Kesehatan: Risiko tinggi pada kesehatan ibu dan bayi karena organ reproduksi belum matang, Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi dan Rentan terhadap stunting dan gizi buruk pada anak.
- Aspek Psikologis: Belum siap secara mental menghadapi tanggung jawab rumah tangga, Rentan mengalami stres, depresi, dan konflik rumah tangga. Serta Kehilangan masa remaja untuk belajar, bermain, dan berkembang.
- Aspek Sosial: Memperbesar peluang munculnya konflik dalam keluarga, Menimbulkan siklus kemiskinan karena keterbatasan pendidikan dan ekonomi serta Berkurangnya partisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
- Aspek Hukum: Bertentangan dengan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia yang mengatur batas usia minimal perkawinan (19 tahun bagi laki-laki maupun perempuan) dan Bisa menimbulkan persoalan hukum terkait hak anak dan perlindungan anak.
Singkatnya, menurut Kepala KUA perkawinan anak lebih banyak membawa mudarat dibanding manfaat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para remaja dapat lebih memahami pentingnya mempersiapkan diri sejak dini, baik dalam aspek pendidikan, agama, maupun sosial, sehingga mampu menjadi generasi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat serta terhindar dari pernikahan dini. (gmz)