Rico Alviano Pastikan PLTU Tanjung Jati Beri Dampak Baik Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Rico Alviano, ST, Rajo Nan Sati, Anggota DPR RI Fraksi PKB melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. (foto; dezzo)

JEPARA, FOKUSSUMBAR.COM – Rico Alviano, ST, Anggota DPR RI Fraksi PKB melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (24/09/25).

Kunjungan kerja ke PLTU Tanjung Jati B ini merupakan salah satu instalasi pembangkit energi terbesar di Indonesia, dengan kapasitas terpasang total mencapai 2.640 MW yang terdiri atas enam unit pembangkit.

Komisi XII DPR RI berswafoto ketika berkunjung ke PLTU Tanjung Jati B. (foto; dezzo)

PLTU ini memegang peranan sentral dalam pemenuhan kebutuhan listrik nasional, khususnya sistem kelistrikan Jawa Bali, dan menjadi tulang punggung penyediaan energi bagi sektor industri, komersial, dan rumah tangga.

Rico Alviano, S.T Rajo Nan Sati, saat kunjungan kerja Komisi XII DPR RI ke PLTU Tanjung Jati ini menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025, PLTU Tanjung Jati B terus melakukan inovasi teknologi demi meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi konsumsi batubara, serta mendukung pengurangan emisi karbon.

Salah satu terobosan yang telah diimplementasikan adalah penggunaan teknologi solar power dryer yang berfungsi menurunkan kadar moisture pada batubara sebelum pembakaran, sehingga meningkatkan daya kalor batubara, menekan penggunaan batu bara, dan menghemat biaya produksi listrik hingga Rp97 juta per hari, ucap Rico.

Di sisi lain Rico yang juga Sekwil DPW PKB Sumbar juga mengutarakan bahwa kemajuan teknologi dan efisiensi operasional ini tidak terlepas dari rangkaian persoalan sosial dan lingkungan yang masih terjadi, khususnya di wilayah pesisir Jepara, tempat PLTU beroperasi.

Tahun 2025 menandai peningkatan konflik antara aktivitas industri PLTU dan kehidupan sosial ekonomi nelayan setempat. Aktivitas kapal angkut batubara PLTU yang intens telah berdampak langsung terhadap kerusakan jaring nelayan, penurunan hasil tangkapan, dan terhambatnya akses melaut.

“Pendangkalan muara Sungai Ngelo serta abrasi yang diakibatkan oleh pembangunan dermaga menyulitkan akses nelayan, memicu kecemasan, dan menghadirkan resiko banjir di wilayah pesisir,” ujar politisi PKB Sumbar itu.

Di sisi dampak positif, PLTU Tanjung Jati B turut menggerakkan roda ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja langsung dan tidak langsung, peningkatan pendapatan masyarakat, dan tumbuhnya UMKM pendukung sektor logistik serta konstruksi.

Program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) juga dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat,
peningkatan pendidikan dan kesehatan, serta pelestarian lingkungan hidup.

Terakhir Rico menyampaikan bahwa kami akan terus mengawal setiap perjalanan yang tentunya harus berdampak baik terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. (dezzo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *