PADANG PANJANG, FOKUSSUMBAR.COM – Di balik kepulan uap yang sederhana, tersimpan kehangatan dan cerita perjuangan. Di tengah maraknya makanan modern serba instan, kehadiran kudapan kukusan rumahan justru menjadi alternatif sehat yang kembali diminati. Ubi manis, jagung pulen, pisang legit, hingga edamame gurih tersaji tanpa pengawet, hangat dan menyehatkan.
Dari dapur sederhananya, Vera Armelia melahirkan C’Kukush, usaha camilan kukusan yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Demi menjaga kesehatan tubuh, ia mulai membiasakan diri dengan makanan kukusan. Dari sana pula muncul ide untuk berbagi manfaatnya kepada orang-orang di sekitarnya.
“Awalnya saya hanya ingin menyehatkan badan, lalu terpikir bagaimana kalau orang lain juga bisa ikut menikmati tanpa repot. Dari situlah C’Kukush lahir,” tuturnya.
Setiap pagi, Vera lebih dulu menyusuri pasar Padang Panjang. Ia memilih sendiri bahan-bahan segar—dari pisang, ubi, hingga edamame—dan memastikan semuanya layak konsumsi tanpa tambahan pengawet.
Setelah itu, ia mengolahnya dengan penuh ketelatenan hingga terhidang camilan kukusan yang siap dinikmati.
Melalui akun Instagram @ve_arme, Facebook, dan WhatsApp, Vera membuka ruang interaksi dengan pelanggan. Pesanan pun mengalir, tidak hanya untuk keluarga muda atau pekerja, tetapi juga bagi anak-anak yang baru lepas dari masa MPASI. Harganya terjangkau, mulai Rp8.000–Rp15.000 per porsi.
Lebih dari sekadar berjualan, bagi Vera setiap kukusan yang matang adalah kebanggaan. Tak jarang ia menerima testimoni pelanggan yang mengaku berhasil mengurangi makanan instan berkat C’Kukush.
“Kalau ada yang bilang jadi termotivasi makan kukusan ini, rasanya capek langsung terbayar,” ucapnya dengan senyum.
Kini, usahanya tak hanya diminati masyarakat sekitar. C’Kukush telah terdaftar di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang, bahkan menjadi salah satu kudapan resmi yang bisa dipesan instansi dan OPD.
Bagi Vera, dukungan ini menjadi energi tambahan untuk terus mengembangkan C’Kukush. Dari dapur kecilnya, ia membuktikan bahwa makanan sehat bisa hadir sederhana, hangat, dan penuh makna. (shindy/ike)